Chereads / hujan membawa pelangi / Chapter 3 - Diam-Diam aku cinta 3

Chapter 3 - Diam-Diam aku cinta 3

"Bisa tidak berjalan itu tidak perlu nunduk Tuhan ciptain mata itu untuk melihat,bapak segede apa ini masa masi kamu tabrak gitu aja seolah tidak ada orang."

Adu sialan kanapa pakai acara nabrak bapak broto segala" maaf pak fifa tidak lihat tadi fifa nunduk itu cari cicak jatuh pak." aku bergegas belari menuju perpustakaan untuk mengambil buku agar ibu Rita tidak marah karena kelamaan nunggu.

"Permisi bu maaf nunggu lama,tadi fifa ada masalah pas di perjalanan menuju perpus"

Belajar hari ini pun terasa lebih semngat rasanya mungkin karena telah melihat pujaan hati saat jam istirahat tadi.

"Anak-Anak bel pulng sekolah telah berbunyi sekarang kalian boleh keluar kelas."

Semua anak-anak berhamburan keluar kelas emma,anna,dan iqbal pulang duluan karena orang tua mereka sudah menjemput, meskipun orang tua ku boleh di katakan oarang berada tapi papa sama mama tidak membiasakan ku hidup manja dan serba semua harus di penuhi karena mereka tidak ingin aku hidup dengan sifat yang angkuh dan keras kepala, jadi keseharianku brangkat dan pulang sekolah naik angkot umum khusus angkutan anak sekolah jadi pagi harus bagun cepat dan pulang harus keluar kelas duluan untuk naik angkot jemputan khusus anak sekolah klotre pertama, jika tak keluar cepat maka harus menunggu jemputan terakhir,aku berjalan setengah berlari agar cepat sampai menuju gerbang utama sekolah agar bisa naik angkot klotre pertama karena perut ku ini sudah demo minta jatah, ku ayunkan kaki ku dengan langkah cepat tanpa melihat sekelilingku druak aku menabrak seseorang lagi dan ini sudah pasti pak broto lagi sambil menundukan wajahku.

"Aduh maaf banget pak fifa nabrak bapak lagi fifa gak sengaja pak maafin fifa soal nya fifa mau buru-buru pulang"

"mana ada pak broto di sini mbak,saya bukan pak broto."

"la kamu siapa coba"

"Makanya mbak kalo jalan pake mata dan lihat ni orang siapa jangan nunduk kek gini,coba deh angkat wajah mbak."

Deg hatiku berdebar-debar seperti nunggu koncangan arisan nama siapa yang akan keluar

"mbak kok malah nunduk lagi si, oh iya mbak kenalin aku rafif aku anak baru di sini ,nama mbak siapa?."

Sakin salah tingkah nya aku, aku langsung berlari tanpa menyambut jabat tangan dari rafif,ntah mengapa saat aku berpaspasan muka seolah aku di hipnotis tidak bisa berbicara lagi.

#Rumah

Ma fifa pulang ni, Mama masak apa fifa uda lapar banget ni ma perut uda demo minta jatah

"Mama masak bebek goreng bubu nak sama goreng tempe dan tahu."

"sambel ada kan ma"

"iya sayang geh sana ganti baju lalu makan"

Aku pergi kekamar ku naiki anak tangga dengan langkah yang pasti,sesampai ku di kamar otak ku seperti gk singkron dengan perutku, lagi-lagi aku memikirkan dia, jadi ternyta benar namanya rafif oh tuhan kanpa aku tak menyambut jabat tangan nya tadi bodoh sekali kamu fifa hardik ku dalam hatiku.

"fifa kok belum turun nak katanya sudah lapar"

ih mama ganggu lamunan aku aja

"kamu ngapain ganti baju lama banget"

Oh itu tadi fifa tiba-tiba ngelamun gitu aja ma kayak ada yang fifa pikirin gitu."

"Emang mikir apa kamu masi kecil uda banyak pikiran kamu nak."

Tiba-tiba papa ku pulang sambil memeluk dan menciumi ku karena aku anak tunggal jadi orang tua ku memperlakukan ku layak nya putri kecil mereka selalu tapi bukan berarti aku di manja dan semua nya ada.