Chapter 38 - Satu Minggu Berlalu

Di hari-hari awal seperti ini tidak banyak hal yang bisa dilakukan Alan, karena itu ia hanya berbaring dengan malas disalah satu sofa yang telah ia tambahkan beberapa hari yang lalu di Lobi Dungeon.

Sejak Pandu mengupload rekaman penjelajahannya di dalam Dungeon, Video tersebut langsung menjadi hit, dalam 1 minggu ini jumlah tayang sudah mencapai 50 juta kali di tonton.

Tapi di sisi lain arus lintas Dungeon masih tidak terlalu ramai, bahkan tidak mendekati 1% dari jumlah tontonan video Pandu, apalagi setelah tersebar rumor tentang beberapa orang yang masuk ke dalam Dungeon tapi tidak kembali lagi, membuat banyak orang mengurungkan niat mereka untuk pergi ke Dungeon.

Semua orang tentu tahu mereka telah mati, karena Dungeon memiliki peraturan, penyerang Dungeon hanya bisa masuk ke lantai Dungeon selama 12 jam per hari, jika melewati batas waktu mereka akan otomatis dikeluarkan dan ditransfer kembali ke lobi.

Persis seperti juga bagaimana keseharian Alan, dia setiap hari hanya berbaring di sofa bermalas-malasan, dan kemudian pergi berburu jika cooldown batas waktu kunungan sudah selesai.

Pemandangan seperti ini terlihat seperti pekerja keras bagi orang luar karena ia setiap hari selalu pergi berburu seperti seorang maniak, berburu hingga batas waktu habis dan diusir.

Berkat itu Alan cukup populer, ditambah dengan popularitas Video Pandu, fakta Alan berpengetahuan luas dan sama sekali tidak pelit untuk membagikan pengetahuannya sudah tersebar luas.

Seseorang hanya perlu memberikan beberapa makanan ke Alan sebagai 'hadiah', dan nanti Alan mungkin akan menjawab beberapa pertanyaan orang tersebut, tentu dia juga perlu memperhatikan apakah Alan sedang dalam suasana hati yang buruk atau tidak. Jika terlihat sedang dalam suasana hati yang buruk tidak disarankan untuk mendekat dan bertanya.

Alan sendiri juga tidak keberatan di perlakuan seperti ini, lagi pula jika seseorang membawakan makanan untuknya, ia jadi tidak perlu lagi pergi keluar, untuk masa-masa awal tidak ada hal yang bisa membuat Alan tertarik pergi keluar, ia lebih dari senang untuk menghabiskan hari-harinya sambil di atas sofa yang nyaman ini.

Tapi jika ada yang menyebut Alan sebagai pemalas, Alan tidak akan menerimanya. Bagaimana bisa di sebut pemalas, jika ia giat bekerja setiap hari?

Waktu yang di gunakan untuk berburu hanya tipuan, sebagian waktu itu ia habiskan untuk berlatih dan juga melakukan tugasnya sebagai master Dungeon, yaitu mengelola Dungeon.

Saat berbaring ia juga tidak benar-benar ingin bermalas-malasan, Alan sedang mengamati perkembangan Dungeon lewat arus kunjungan penyerang Dungeon, mengamati siapa saja yang mengunjungi Dungeon, dari mana asal mereka, dan topik yang di bicarakan.

Alan juga mencoba mengamati pekerjaan Shanon dan Elaire di balik konter terutama untuk mengamati bagaimana mereka berinteraksi dengan penyerang Dungeon, mengingat mereka berasal dari tempat dengan budaya yang berbeda.

Mengawasi sambil berdiri itu melelahkan, Alan juga tidak ingin terkena wasir karena terlalu duduk di permukaan yang keras ketika sedang 'mengawasi', karena itu Alan memutuskan untuk membeli beberapa sofa agar ia bisa mengawasi sambil berbaring, Alan sejak awal memang tidak berniat bermalas-malasan, tapi jika dalam prosesnya ia tertidur, tolong pura-pura kau tidak melihatnya.

Hari ini sama seperti hari yang lain begitu Alan bangun ia langsung di dekati oleh dua orang pemuda tidak di kenal yang membawa kotak bekal ditangannya. Mereka adalah orang-orang yang ingin berkonsultasi dengan Alan.

Tanpa menyapa terlebih dahulu, Alan menerima makanan tersebut dan segera membukanya, isi bekal tersebut adalah makanan yang disebut Gado-gado, sejenis salad sayur yang disiram dengan saus kacang pedas.

Setelah mencoba satu suap, Alan mengangguk puas, meski bukan makanan kesukaannya tapi tingkat kepedasannya sangat pas dengan seleranya.

Sambil terus menikmati makanan ditangannya, Alan segera bertanya tujuan mereka memberi mereka makanan ini.

"Apakah kalian butuh sesuatu?"

"Kak Alan, sebenarnya kami akhir-akhir ini sedang mencoba berburu Goblin monet, tapi kami kesulitan saat melawan mereka, apakah kau tahu cara yang paling efektif untuk berburu Goblin monet?"

Alan tentu tidak akan bertanya mengapa kedua orang di depannya ini terus mencoba berburu Goblin monet meski sudah tahu mereka sulit berburu. Ia tidak tertarik dan tidak ingin tahu. Hanya fokus mencoba memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

Goblin monet bisa di bilang goblin paling lemah, ini didasarkan fakta Goblin monet memiliki sifat yang pengecut, tapi mungkin karena sifat pengecut itu Goblin monet menjadi goblin yang paling sulit diburu, Goblin selalu beraktifitas diatas pohon, jika ada musuh mereka tidak berani turun dan hanya melemparkan benda-benda apa pun dari atas pohon sebagai tindakan 'mengusir' tanpa bertarung.

"Metode terbaik melawan goblin monet adalah juga ikut menembakinya dari jarak jauh, tapi menurutku kalian tidak akan bertanya jika kalian memiliki seorang pemanah di Party kalian. Kenapa kalian tidak mencoba menambah racun atau obat bius ke dalam buah yang akan menjadi makanan mereka?"

"Kami sudah mencobanya, tapi Goblin monet terlalu pintar, meski buah lain di sekitarnya dimakan oleh mereka tapi buah yang di olesi racun sama sekali tidak mereka sentuh"

Tentu hal seperti pasti akan terjadi.

Sebenarnya bukan karena Goblin yang terlalu pintar, tapi kalian yang terlalu bodoh, bahkan hewan pun akan curiga ketika mencium bau aneh pada buah yang telah mereka olesi racun.

Alan terus berusaha menahan rasa ingin mengumpat yang datang dari tenggorokannya. Dan mencoba menjelaskan dengan sabar.

"Tidak, kalian seharusnya tidak begitu saja mengolesi buah dengan racun, kenapa kalian tidak menaruh kapsul bius ke dalam buah?"

Bagaimana dan di mana mereka bisa mendapat Obat bius kapsul Alan tidak terlalu peduli, ia hanya memberi saran.

"Ngomong-ngomong apakah kalian juga membawa minuman?"

Memakan makanan pedas membuat Alan merasa haus.

"Tidak kak Alan, Kami lupa membawanya"

Hey apa ini, penyiksaan jenis baru? Mereka membawa makanan pedas tapi tidak membawa minuman? Betapa kejamnya.

Mereka berkata lupa membawanya tapi bagi Alan nada suara mereka sama sekali tidak terdengar seperti mereka benar-benar melupakannya.

Kemungkinan besar saat membeli makanan mereka memang lupa untuk membeli minuman, tapi bahkan setelah mengingatnya mereka terlalu malas jika harus kembali lagi untuk membeli minuman, pada akhirnya mereka memutuskan untuk memberi makanan saja.

Memikirkan ini Alan tiba-tiba kehilangan mood untuk menjawab pertnyaan, ia segera berdiri dan berjalan pergi menuju konter.

Setelah 1 minggu berlalu, meja resepsionis telah berubah bagaimanapun juga Dungeon telah sedikit mendapat uang, Alan memutuskan untuk sedikit menambah 'dekorasi', menyontek gaya kedai minuman, Alan menambah beberapa kursi persis di depan meja resepsionis, sekarang selain menjual buku konter ini jugamenjual beraneka ragam macam jus.

Metode ini bukan ide Alan melainkan  ide nona Shanon Tamara, sebagai mantan pebisnis (meski gagal) otaknya selalu di isi cara-cara mendapatkan uang, tanpa sengaja she memikirkan ide ini dan menyampaikan pada masternya.

Alan setuju, ia kemudian memutuskan membeli buah alat untuk membuat jus dan beberapa kotak, serta beberapa gelas untuk menyajikannya.

Duduk di salah satu kursi depan konter, Alan segera memberikan pesanan.

"Tamara, beri aku segelas jus apel"

Setelah mengatakan itu, Alan kemudian meletakkan tangannya pada lingkaran putih di meja konter, dan saat tangan tersebut diangkat muncul angka 6 di atas lingkaran putih.

Angka ini menunjukkan sisa kuota jus yang di miliki.

Rata-rata harga jus adalah 1 kristal energi untuk setiap 10 gelas, karena 1 orang tidak bisa minum 10 gelas jus sekaligus, maka Alat ini dibutuhkan, yang nantinya bisa menunjukkan sisa minuman jus yang dimiliki setelah membayar untuk satu paket jus (10 gelas), agar bisa di minum di waktu lain.

Prinsipnya Alat ini sangat sederhana, hanya beberapa alat yang memiliki fungsi pengenal dan ditambahkan penampil nomor yang angkanya bisa ditambah dan dikurangkan, peran pengatur angka ini bisa di lakukan oleh pelayan di balik konter.

Alat ini di buat oleh dwarf, dan Alan membelinya seharga 10 kristal energi.

Setelah menunggu beberapa saat, segelas jus Apel segera di sajikan di depan Alan.

"Ini dia, silakan dinikmati minumannya"

Alan segera menenggaknya hingga habis berusaha menghilangkan rasa pedas yang sejak tadi membakar mulutnya.

Cangkir telah berubah menjadi kosong tapi Alan tidak berniat memesan lagi ataupun beranjak pergi, hanya dia-diam mendengar orang lain mengobrol.

"Lihat gadis pemabuk itu datang lagi"

"Hey, bagaimana kau menyebut pemabuk jika yang ia minum hannyalah segelas jus?"

"Ah kau benar, tapi dia selalu bertingkah seperti pemabuk meski hanya minum jus"

Sebelum bahkan topik selesai, pria lain membuat topik baru dan berinisiatif mengobrol dengan Tamara.

"Nona Tamara, ayolah kenapa kau tidak menyajikan beberapa bir dan minuman Alkohol jenis lain disini?, jika ada beberapa minuman keras di sini aku pasti akan mengajak lebih banyak teman-temanku dan kau bisa di bebaskan dengan cepat"

"Benar kata dia, jika ada minuman beralkohol pasti akan ada rasa guild petualang di Dungeon ini, itu akan menyenangkan"

Obrolan mereka sangat kacau, bagi Alan yang tidak benar-benar mengikuti topik sejak awal tidak begitu mengerti kata-kata mereka, hanya sedikit menangkap beberapa inti pembicaraan, mungkin ia akan membuat kedai seperti itu di masa depan, tapi tidak untuk saat ini

Di Indonesia sendiri minuman beralkohol itu ilegal, jadi kecuali mereka yang datang dari negara yang memiliki peraturan lebih longgar, tidak akan ada banyak peminat jika Alan benar-benar menyajikan minuman keras.

Alan masih terus mendengarkan obrolan hingga wanita yang mendekat dan duduk di dekatnya menangkap perhatian Alan

"1 gelas jus anggur tolong"

Tentu Alan dan gadis ini tidak saling kenal, atau begitu seharusnya, gadis itu tidak mengenal Alan, tapi Alan yang dari masa depan mengenal gadis ini.

Namanya adalah Silvi, she adalah salah satu teman Alan dulu yang telah melayani di bawah master yang sama.

"Tamara, berikan gadis ini misi perekrutanitu"

Sebuah misi perekrutan, untuk bekerja paruh waktu.

Alan tidak punya cukup uang untuk menyewa pelayan lagi, tapi tidak masalah jika merekrut beberapa Pelayan dari para Penyerang Dungeon.

Perekrutan tidak bisa di pajang secara langsung, karena Alan tidak ingin orang-orang salah paham, dan menyangka perekrutan adalah untuk jadi bawahan master Dungeon.

Para pelayan nanti bertugas mengamati orang-orang yang datang dan mencoba merekrut jika ada kandidat yang cocok.

Tapi sekarang sudah tidak diperlukan lagi, Alan sudah menemukan kandidat yang dicari.

Silvi ini, adalah orang yang bisa kau sebut sebagai jenius, berbakat dalam manajemen, membuatnya lebih cepat mendapat promosi jabatan, sayangnya ke jeniusannya itu mengundang banyak kecemburuan, tanpa dasar kekuatan yang kuat, pohon yang menjulang tinggi tumbang dengan cepat.

Tapi di garis waktu ini hal-hal seperti itu tidak akan terjadi,

Aku yang akan merekrutnya, pekerjaan paruh waktu ini tidak banyak berhubungan dengan manajemen tapi tidak masalah Alan sekarang hanya berniat menciptakan hubungan, agar di masa depan nanti bisa lebih mudah saat melakukan rekrutan yang sebenarnya.

Kertas misi diberikan kepada Silvi.

Alan sudah tidak peduli lagi, biarkan Silvi yang memutuskan jalannya sendiri, akan aneh jika malah Alan yang terlihat Antusias.

Karena itu Alan berusaha kembali menguping obrolan di sekitar.

Tapi sebelum itu terjadi sebuah pesan disampaikan ke dalam pikirannya.

"Master, aku berhasil mengumpulkan 90% bahan dari daftar yang kau berikan"

Hari ini juga tepat satu minggu, setelah Alan memberikan perintah kepada Alfred untuk mengumpulkan bahan ramuan, sekarang sudah waktunya untuk memeriksanya.

"Ya, aku akan segera ke sana"