Chapter 35 - Eksplorasi Dungeon

Sambil terus berjalan aku mengirim pesan pada Luna melalu koneksi yang di miliki antara master dengan inti Dungeon, menggunakan semacam telepati.

"Luna"

"Ya, kakak"

Suara seorang gadis dengan nada dingin segera terdengar, sebuah suara manis dengan sedikit melankolis.

Nada suara ini mengingatkanku pada suara manis adikku yang selalu menghiburku saat sedang frustasi, sebuah nostalgia yang menyenangkan meskipun berpuluh-puluh tahun berlalu, aku diam-diam mengangguk senang dan langsung berbicara memberikan intruksi kepada Luna.

"Luna, tolong periksa siapa saja orang yang sedang menganggur sekarang"

Semua pelayan sebelumnya memang sudah kuberi tugas masing-masing, karena itu kebanyakan dari mereka seharusnya tidak menganggur sekarang, apalagi saat ini Dungeon sedang kekurangan pekerja, memaksa mereka melakukan pekerjaan ganda.

Kata menganggur yang aku maksud sedikit berbeda, menganggur yang kumaksud di sini adalah mereka yang masih bekerja tapi tidak benar-benar melakukan sesuatu, jadi tidak masalah jika mereka meninggalkan pekerjaannya untuk sementara waktu.

"Hanya Bell dan Tamara sedang memiliki waktu luang sekarang" kata Luna dengan nada suara datar.

Setelah Luna mengatakannya aku jadi teringat sekarang, Arnold sedang sibuk mengatur harga buku tentang tanaman Roh, Elaire seharusnya sedang bersih-bersih, yang di bantu oleh Bell, dan Tamara sedang menjaga meja resepsionis, tapi karena tidak banyak pelanggan, bisa di bilang dia punya waktu luang.

Tapi, tetap saja sulit mengatakan kalau mereka benar-benar mempunyai waktu luang karena mereka sudah melakukan pekerjaan lain sebelum ini jika ada waktu luang seharusnya itu akan menjadi waktu istirahat untuk mereka, aku mulai merasa seperti majikan yang kejam, mungkin aku harus segera mencari pelayan lain untuk sedikit meringankan beban mereka.

"Segera minta Bell untuk pergi koordinat Dungeon yang akan kuberikan nanti dan ambil rusa di sana, sisanya biarkan Arnold mengurusnya, rusa akan menjadi makan siang kita nanti"

Jika yang kuberitahu benar-benar adikku dia pasti akan melompat gembira, sejak dulu ayah kami selalu memberikan uang terbatas, dia juga tidak pernah memesan atau memasak makanan yang istimewa sebagai lauk.

Karena itu kami hampir tidak pernah memakan makanan tidak umum seperti ini, setiap kali mencoba jenis makanan baru yang enak adikku akan tersenyum dengan lebar.

"Sesuai perintahmu, Kakak" Tapi berbeda dengan harapanku, hanya suara dingin dan datar yang terdengar.

Aku hanya bisa menghela nafas pasrah ketika menyadari perbedaan ini.

"Satu lagi, jika penjual Elf itu nanti datang meminta akses saluran ruang dan teleportasi, berikan saja dia tapi batasi hanya seorang Mage dan ksatria di bawah tingkat 3 yang diizinkan menggunakannya"

Beberapa pencegahan perlu dilakukan agar Faelar tidak mencoba memainkan beberapa trik, setidaknya Mage di bawah peringkat 3 Arnold pasti bisa mengatasinya meski hanya sementara.

"Akan ku lakukan sesuai perintahmu kakak laki-laki, Apakah ada perintah yang lain lagi?"

Aku mencoba berpikir sebentar, dan kemudian teringat dengan rencanaku sebelumnya sambil mencoba beberapa ide.

"Oh iya ada, ciptakan beberapa lubang sedalam 2-3 meter di daerah yang biasanya tempat goblin titan berpatroli, jika bisa buat seolah itu lubang alami. Baiklah itu saja"

Lina adalah inti yang termasuk bagian dari Dungeon dia juga memiliki banyak otoritas, jadi tidak sulit baginya untuk sedikit memodifikasi Dungeon.

"Aku mengerti, semua perintahmu akan segera kulaksanakan Kakak"

Setelah selesai memutuskan komunikasi, aku mulai menyadari suasana terlalu sepi, pandu tidak lagi mencoba mengobrol.

Aku ingin mencoba bertanya kepadanya, tapi bahkan hanya melihat ekspresi gugup di wajah mereka aku sudah bisa mengerti. Mereka semua sedang tegang sekarang, mereka terlalu takut dan waspada terhadap serangan tiba-tiba.

Untuk meredakan suasana, aku memutuskan untuk membuat obrolan kecil, menceritakan kisah palsu penjelajahanku di Dungeon, beberapa hari  yang lalu.

Upaya ku berhasil, mereka bertiga sudah mulai terlihat sedikit tenang, dan bahkan Rafli sudah memberanikan diri untuk mengobrol dengan santai sekarang.

"Woh kak Alan, kau hebat, kau bahkan tahu banyak hal tentang hewan dan tumbuhan, seolah kau pernah tinggal lama di dalam hutan"

Kilatan kagum bisa kulihat dari wajah kedua anak remaja ini, aku bahkan juga melihat emosi 'terkejut' di mata Pandu.

Ceritaku sebagian berdasarkan pengalaman masa laluku, jadi tidak akan terdengar bohong bahkan jika mereka mencoba berlogika.

"Tapi kak, jika mengikuti perkataanmu, seharusnya bau darah dari potongan rusa yang kau bawa akan memancing hewan buas mendekat, mengapa tidak ada satu pun hewan yang mendekat? "

Rafli berhenti berbicara sebentar, baru setelah melirik rumput tulang biru yang ku bawa dia melanjutkan kata-katanya.

Aku sedikit menyatukan alis melihat pemandangan ini, karena aku sudah mulai memahami arah pembicaraan Rafli.

"Apakah kau melakukan sesuatu pada potongan daging dengan beberapa tanaman?"

Anak ini cukup pintar, aku memang sudah mengantisipasi akan mucul pertanyaan ini, tapi aku mengharapkan akan datang dari Pandu, bagaimanapun juga dia memiliki pengalaman di bidang.

Sekarang dia bertanya, aku yakin itu bukan murni karena penasaran, tapi dia ingin mempelajari trik itu dariku.

Meski alasan sebenarnya masih penggunaan otoritas master Dungeon, aku tidak bisa mengatakannya dengan lantang kepada mereka. Aku sudah menyiapkan jawaban untuk situasi ini.

"Sejak awal, populasi hewan-hewan buas di Dungeon memang tidak banyak, sehingga kemungkinan bagi kita untuk bertemu dengan mereka cukup rendah, di tambah lagi aku sudah memburu beberapa dari mereka beberapa hari yang lalu, membuat kemungkinan menjadi semakin rendah"

Penurunan populasi adalah kebohongan besar, karena setiap minggunya Dungeon akan merespawn hewan-hewan baru, bahkan jika seseorang melakukan pembantaian besar-besaran peningkatan respawn malah hanya akan dipercepat menjadi per hari bukan per minggu.

Dan apa yang paling membuatku bahagia adalah semuanya gratis hingga 1 tahun ke depan sebelum lantai 11 dibuka, meski populasi tidak akan fakta bahwa itu gratis sudah membuatku puas, yang berarti aku bisa bebas berburu untuk 1 tahun ke depan.

"Mungkin sekarang kita tidak akan bertemu dengan mereka, tapi jika berjalan lebih jauh lagi mungkin kita akan bertemu dengan beberapa"

Begitu kata-kata ini di ucapkan semua orang berubah pucat. Anak kecil kau terlalu muda untuk membuat trik murahan itu kepadaku, aku tidak akan membagikannya dengan gratis.

Hanya mendengar kita memiliki kesempatan lebih besar untuk bertemu dengan hewan buas, mereka sudah menciut. Apa yang mereka harapkan? Apakah mereka pikir itu tidak terlihat aneh jika saat bersama denganku, tidak ada hewan buas tapi jika menjelajah sendirian mereka malah bertemu.

Aku tidak menipu menggunakan otoritas Dungeon hingga akhir nanti.

Mereka bertiga mungkin akan tidak terlalu merasa aneh, karena mereka mengharapkannya sehingga alam bawah sadar mereka terus menolak kecurigaan untuk menghilangkan rasa takut, tapi tidak dengan penonton yang tidak berada di Dungeon, mereka bisa mudah menganalisis situasi karena tidak ada di sini sehingga tidak mendapatkan tekanan ketakutan apapun.

"Ada apa dengan wajah kalian? Apa kalian takut? Tenang saja, ada aku di sini."

Aku sengaja bersikap sombong, setidaknya dengan cerita sebelumnya aku tidak terdengar seperti membual.

Pada akhirnya untuk meningkatkan kredibilitas kemampuanku, aku menciptakan sebuah plot sederhana selama perjalanan menuju camp goblin.

Aku membiarkan beberapa harimau untuk mengintai seolah mereka tertarik dengan aroma darah.

Kemudian saat Harimau melompat, bereaksi pada saat yang sama aku segera melawan harimau tersebut dan dengan mudah membunuhnya.

Untuk mempermudah plot, sekali lagi aku menggunakan otoritas master Dungeon, membuat harimau mengalami penindasan otoritas sehingga mereka tidak akan bisa bertarung dengan baik.

Plot ini berhasil dengan lancar, dan aku sekarang dapat melihat kilau kekaguman di dalam bola mata Pandu, Rama, dan Rafli.