"Apa apaan nih, Berani-beraninya lo nggambar pacar gue, Fathur" Dengan mudahnya Siren merobek kertas itu menjadi beberapa bagian lalu menghamburkannya ke udara.
Bola mata Putri terpaku pada kertas yang saat ini sudah robek menjadi beberapa bagian,digeretakkan giginya untuk meredam amarah namun hal itu tak berpengaruh juga, matanya mulai memanas menandakan emosinya benar-benar meningkat, sebuah kesalahan besar jika singa yang sedang tertidur di usik oleh beberapa orang membuatnya murka.kedua tangannya menarik kerah Siren lalu didoronnya tubuh Siren menuju ke tembok.amarahnya semakin tidak terkontrol membuat aura mengerikan mengelilingi tubuhnya membuat perempuan yang tadinya berlagak angkuh kini nyalinya menciut ketakutan.
"Putri!!" Cepat-cepat Fathur menarik lengan adik perempuan nya menuju ke belakang punggungnya.
"Bang" Panggil Syafid untuk memastikan ia tidak dalam kondisi murka.
"Kalian ngapain adek gue?!! " Bentaknya membuat semua orang yang berada di sana kaget akan kebenaran bahwa Putri adalah adik Fathur, termasuk Syafid yang sangat dekat dengan keduanya.
"Hah? Adik kamu? " Tanya Siren untuk memastikan apakah telinganya tidak salah dengar.
Fathur mengabaikan pertanyaan dari Siren karena matanya fokus terpaku dengan kertas yang tergeletak tak jauh dari mereka berdiri, ia memungut kertas yang saat ini sudah terbelah-belah.
"Kalian tau nggak sih? Gambar ini bakal dikirim buat seleksi lomba nanti sore! Putri ngerjain ini udah satu minggu sementara dengan gampang kalian robek ini dalam hitungan detik" Cepat-cepat ia mengkontrol emosinya agar Putri tak ketakutan melihatnya.
"lepasin aku bang, biarin aku hajar tu cewek" Putri yang meronta ingin dilepaskan karena ia sudah kehilangan kendali jika sudah marah,tangan Fathur yang tadinya menggenggam erat lengan Putri ini terlepas dari genggamannya, Putri menarik kerah siren yang tadinya masih tersungkur di tanah.
"licik banget lo, deket in abang gue dengan ikut ekstra rohis. dengernya siren,gue nggak bakal biarin muka dua kayak lo deketin abang gue. oh dan denger, gue bukan adek kelas yang bisa lo bully, kalo lo berani sekali lagi lo bully gue, gue nggak segan-segan buat hajar lo ngerti" sorot mata Putri yang masih marah karena sketsa berharganya telah musnah sudah.
" nge ngerti" jawab Siren yang takut karena sorot mata Putri yang menakutkan.
"Lebih baik anter mereka di ruang BK aja bang, biar mereka dihukum" Saran Syafid karena perlakuan ini sudah termasuk dalam kekerasan sekaligus pembullyan.
"Oke deh,lo jagain Putri di sini dulu, biar gue anter mereka ke ruang BK" Tanpa berkata lagi Fathur pun menyuruh Siren beserta gengnya untuk mengikuti menuju ruang BK.
Terasa suasana sunyi setelah keributan tadi pergi,kini hanya tinggal ada mereka berdua yang sedang tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.sesekali Syafid memandangi perempuan yang berada di seberangnya sedang melamun,kulitnya putih bagaikan tetesan salju,mata almon disertai iris bewarna coklat kehitaman,hidungnya yang mancung kedalam tak membuatnya menjadi jelek,bibir mungilnya yang menggemaskan.astaghfirullah... Memikirkan tentang Putri membuat detak jantung Syafid berdering kencang.
"Nggak nyangka kalo kamu adiknya bang Fathur, ku kira dia pacarmu" Kini Syafid mulai membuka kesunyian diantara mereka berdua,sesekali perempuan di depannya terkekeh geli akibat pertanyaan darinya yang terlihat konyol.
Walau sekejap nampak senyum menyinari wajahnya namun sekarang garis lengkung di bibirnya membuatnya terlihat sedang sedih,Dengan berani Syafid membuka suaranya untuk menyenandungkan sholawat untuk menenangkan Putri, jujur ini baru pertama kalinya ia bersholawat untuk perempuan dengan senang hati.betapa senang hatinya saat perempuan yang tadinya sedih kini kembali menampilkan senyuman yang indah.
"Lo kamu nggambar apa?" Tanya Syafid yang baru menyadari perempuan yang ada didepannya sedang menggambar sesuatu.
"Kamu" Kedua matanya Terbelalak lebar karena tidak menyangka dia dijadikan objek menggambar Putri.
"Ka kamu nggambar aku?" Tanyanya sekali lagi untuk memastikan apakah itu benar.
"Iya,kamu akan jadi model buat gambarku yang akan ku kirim di perlombaan nanti"
"Emang sempat?" Syafid tidak yakin bahwa gambaran yang tadinya diselesaikan selama satu minggu bisa diselesaikan dalam beberapa menit.