"Nggak nggak put bercanda,Putri emang dari kelas tiga SD latihan terus sampek jago kayak gini" Tambah Adi lagi yang tahun nyawanya terancam.
"Terus kenapa kalian nggak masuk jurusan animasi aja?" Cetus Syafid yang tidak bisa menahan rasa pernasarannya.
"Oh gini ceritanya... Awalnya tujuan sekolah kita beda-beda,Aji sama Rama di SMA ,Eggi SMK yang jurusan perangkat lunak,haikal SMK yang ada jurusan mesin,Dimas di SMK jurusan listrik dan Ami SMK pembangunan,sementara gue sama Putri SMK yang ada jurusan animasi,itu kan semua beda-beda sekolahannya kecuali gue, Putri, Aji sama Rama. Eh orang tua Putri ngelarang masuk di sana, tapi Putri ngotot pingin, jadi dia buat kesepakatan nggak masuk animasi tapi dia milih desain grafis yang masih menggambar itu kan, ya terpaksa dia batalin rencana buat satu sekolah.ya gue sama temen-temen nggak tega pun ikut daftar kesini dengan jurusan yang sama kayak putri dan akhirnya kita bisa satu kelas lagi" Cibir Adi panjang lebar membuat Syafid merasa iba dengan Putri karena ia tidak bisa menggapai cita-cita.
Setelah bel pulang berbunyi para murid menghambur menuju gerbang sekolah untuk pulang, namun tidak dengan Putri yang harus menunggu Fathur di mushola, Sesampainya disana ia sudah disambut oleh sang kakak laki-lakinya.sejujurnya ia merasa tidak nyaman karena banyak perempuan yang memandanginya dengan sorot mata yang sinis lantaran Putri sangat dekat dengan Fathur, cepat-cepat ia menghempas rasa tak nyaman itu karena bukan salahnya jika ia bermanja-manja dengan kakaknya sendiri.
"Put, abang daftarin nya lomba gambar,dikumpulkannya entar sore, kamu bisa? " Tanya Fathur sambil menyerahkan brosur mengenai lomba tersebut.
"Bisa kok,tinggal dikit lagi gambarannya selesai" Jawab Putri yang menampilkan wajah berseri-seri.
Terlihat senyum merekah terlukis di wajah Putri,ia sangat senang bisa mengikuti lomba yang berhubungan dengan bakatnya, hadiah utamanya juga sangat menggiurkan yaitu sejumlah uang yang tak seberapa.
BRUK!!
putri menghantam tubuh sesorang, beruntung ia tidak menyapa tanah karena ia bisa menjaga keseimbangan, ia mendongak sesorang yang tingginya melebihinya.
"Kok kamu ada di sini put? "
Orang yang ditabrak putri Adalah Syafid,tak heran ia bisa berada disini karena ia juga anggota dari rohis.Belum Putri menjawab ia sudah menghambur pergi terlebih dahulu menuju mushola lantaran kegiatan ekstra akan segera dimulai.
Putri duduk di taman dekat mushola untuk menyelesaikan gambarannya sembari menunggu Fathur.ia fokus menggambar sambil mendengarkan anak rohis menyenandungkan Sholawat dengan merdunya, ia sangat menikmatinya tanpa sadar waktu telah berlalu begitu cepat sampai ekstrakurikuler rohis telah usai.
"Put tunggu disini bentar ya" Teriak Fathur dari kejauhan lalu kembali masuk ke dalam mushola.
Baru saja ia ingin melanjutkan gambarannya, namun ia terhenti karena ada beberapa siswi yang berdiri tepat didepannya dengan tatapan benci di sorot mata mereka, namun ia tidak memperdulikan dan hanya kembali menggambar.
"Heh anak belagu" Kini salah satu dari mereka mulai membuka mulut yang sepertinya ketua geng,Putri hanya memandangnya sejenak lalu peralih lagi pada gambar.tiba-tiba wajahnya ditarik mendekat ke wajah sang ketua geng tersebut.
"Sebelum gue marah lebih baik cepet lepasin tangan lo" Kini Putri yang sudah mulai naik darah tak segan-segan tidak menggunakan bahasa sopan untuk menghormati sesama murid.
Sang ketua geng itu bernama Siren,kakak kelas yang sangat suka membuli adik kelas yang tak berdaya,ia tak segan-segan menggunakan kekerasan jika dia sudah naik darah seperti yang dilakukan saat ini dengan Putri, ia mendorong wajah Putri menuju tembok sehingga menghantam sebuah tembok.