Putri berjalan menyusuri jalan menuju kelasnya.Langkahnya terhenti saat angin datang melambaikan jilbabnya.sesekali ia tersenyum seraya memandang dedaunan yang menggantung menari-nari dimainkan oleh sang angin.Dikeluarkannya sebuah buku sketsa,lalu diabadikanlah suasana itu supaya sewaktu-waktu imajinasinya bisa masuk disaat rindu melanda.
"Putri!"terdengar teriakan memanggilnya dari kejauhan,ia tahu betul siapa pemilik suara teriakan yang membahana itu.Siapa lagi jika bukan Ami Marine,sahabat karibnya selama tiga tahun dari kelas 2 SMP sampai 1SMK ini.Putri tidak bergeming saat Ami sudah berkali-kali memanggilnya,tentu Ami sudah mengetahui sifat-sifat sahabatnya yang terkadang lumayan cuek.ia dengan ceria mengajak Putri menuju kelas.
Disaat mereka tiba,disambutnya hangat dengan dengan ke empat sahabat lainnya.Namun karena ada suatu masalah yang menimpa Putri,ia hanya tersenyum singkat dengan tatapan kosongnya.kelima temannya sangat khawatir dengan Putri,wajar saja ia bersedih karena sahabatnya yang paling ia sayangi pergi lalu memutus kontak komunikasi dengannya.
Hari itu dimulailah pembelajaran dengan materi Pendidikan Agama Islam, mereka mengerjakan tugas karena guru yang mengampu berhalangan hadir.Putri menyelesaikannya dengan secepat kilat dan akhirnya ia selesai lalu menggantungkan heatset di telinga.baru satu putaran lagu sholawat mengiangi telinganya tiba-tiba dirasakannya ada yang mencolek lengannya yaitu Khofifah.
"Coba lihat orang di sebelahmu,sholawatnnya merdu banget" dinaikkan alisnya sebagai tanda ia tidak mengerti,ia pun melepas barang yang menyumpal di telinganya untuk melihat siapa yang sahabatnya maksud.Belum ia menoleh suaranya sudah memperkenalkan dirinya melalui lantunan sholawat.
"Suara ini mirip suara kakek"dengan sigap ia menoleh menuju orang yang memiliki suara yang menyerupai dengan kakeknya.ia mendapati sesorang laki-laki dengan hawa yang dingin,bahkan matanya pun dingin,namun senandungnya mampu meluluhkan hati Putri dengan begitu mudahnya.
"Subhanallah, suaranya bagus banget" gumam Putri.
"Gimana? Udah bisa lupain Dika?" tanya Khofifah yang membuat raut muka Putri yang tadinya tersenyum sekarang muram.
"Gimana mau bisa mengganti,orang dika masih bertahta? Percuma fah,sekalipun aku bisa ngelupain Dika tapi malah suka sama Syafid,aku nggak suka berharap yang belum tentu pasti.tau sendirikan? Setiap aku suka sama orang,pasti ujung-ujungnya mereka punya yang baru atau nggak pergi tanpa kabar?,toh kalo misal aku suka sama dia pasti akan berakhir seperti yang dulu" terlukiskan raut wajah yang sedang sedih,takut dan menjadi satu kesatuan.
Perasaan sesak belum juga ingin berpamitan dengannya,ia pun keluar dari zona nyamannya menuju lantai paling atas ketika terdengar suara bel menggema.lagi-lagi ia memandang sang langit biru yang sedang bergaya sangat cantik.
"Dik... Apa kamu baik-baik aja di sekolah sana? Kenapa kamu lupa sama aku? Padahal kamu udah janji nggak bakal lupa sama aku,tapi mana kenyataannya? Oke fine kamu boleh lupa sama aku dan mengabaikan semua chatku,aku cuma berharap kamu baik-baik saja disana" ujar Putri,harap-harap sang pencipta akan mengirimkan pesannya.