Chereads / Light the world / Chapter 41 - Purifying

Chapter 41 - Purifying

Akhirnya, keempat anak itu sampai di kristal itu.

"Light barrier!" Kata Kindness Witch lagi. Ia melipatgandakan perlindungannya.

"Bagus, ayo teman-teman!" Kata Ella.

Mereka meletakkan kedua tangannya di kristal itu.

"Purify.." kata mereka secara bersamaan.

Noda-noda hitam mulai memudar. Tetapi rupanya kedua lengan anak-anak itu menjadi ternodai.

.

.

"Aah..." kata Gavin.

Gavin melihat tangan kirinya yang mulai sedikit-sedikit lenyap.

"Susah dimulai ya.." kata Gavin.

Gavin melihat ke arah Pamela, Pamela juga mulai lenyap, tetapi hanya sedikit bagian dari jarinya.

.

.

Anak-anak itu berfokus sekali, kecuali Liana, ia sedikit cemas.

.

.

"Hey, Kindness Witch, lawanmu itu aku!" Kata Leadership Swordman.

Leadership Swordman menerjang ke arah Kindness Witch.

Kindness Witch mengayunkan tangan kananya dari kiri ke kanan, perisai sihir muncul di depannya.

Leadership Swordman menebas perisai itu, tetapi perisai itu cukup kuat.

"Light magic!" Kata Kindness Witch.

5 bola sihir Lightness muncul disekeliling Kindness Witch. 5 bola itu mulai menerjang ke arah Leadership Swordman. Leadership Swordman menebas semua bola itu.

"Lemah!" Katanya.

.

.

"Heal!" Kata Joyfull Priest.

Semua pasukan Lightness yang tadinya terluka, sekarang pulih lagi.

"Darkness.." kata Calmness Wizard.

Tiba-tiba tempat itu menjadi sangat gelap.

"Light magic." Kata Joyfull Priest.

10 bola sihir Lightness muncul disekeliling Joyfull Priest.

Calmness Wizard sudah berdiri di depannya. Semua pasukan yang tadinya pulih, kini sudah tergeletak di tanah.

Calmness Wizard tersenyum. Joyfull Priest terkejut.

.

.

"Fire burst!" Kata Justice Fighter.

Yang tadinya ia terkepung, sekarang semua pasukan yang mengepungnya terhempas darinya.

Justice Fighter memukul dengan keras semua pasukan Darkness.

Mysterious Assassin pun akhirnya muncul.

"Tch.. dasar mabuk.." keluh Justice Fighter.

.

.

Caring Swordman menebas dengan cepat semua pasukan Darkness.

"Caring Swordman hebat ternyata!" Puji Greisy yang membantunya dari belakang.

Pasukan Darkness segera berkurang. Lalu, muncullah Thoughness Axe di depan Caring Swordman. Caring Swordman tidak bisa menahan ayunan kapak Thoughness Axe.

"Caring Swordman!" Kejut Greisy.

Saat Greisy hendak meluncurkaj sebuah serangan, dua pasukan telah menahan kedua tangannya.

"Aduh!" Kejut Greisy.

"Gadis maniak sudah tertahan! Ayo!" Kata salah satu pasukan yang menahannya.

"Ayo kita habisi dia, dia sangat menjengkelkan!" Kata pasukan lainnya.

Seorang lelaki berbaju zirah berdiri di depannya. Ia mengeluarkan pedangnya dari sarungnya.

Greisy melihat ke arah lelaki itu.

"Dalbert..." katanya lembut.

Dalbert berdiri di depannya. Ia siap untuk memenggal kepala Greisy.

"Ayo Dalbert!" Kata pasukan yang menahannya.

Dalbert mengangkat pedangnya ke kanan dan ia siap untuk mengayunkan pedangnya ke kiri melewati leher Greisy.

Greisy tersenyum.

"Aku akan mati di sini, tetapi setindaknya... kita menang, aku tidak apa-apa.." bisik Greisy.

Pedang itu mulai terayun.

Greisy memejamkan kedua matanya dan tersenyum.

Pedang itu berhenti tepat di samping leher Greisy.

Greisy membuka matanya, ia pun terkejut.

Ia melihat Dalbert yang menangis di depannya sambil berkata,

"A-Aku tidak... bisa... aku... tidak bisa..."

.

Dari jauh, Liana melihat hal itu.

Liana mulai meneteskan air mata.

.

"A-Aku.. tidak bisa... melakukan ini.." kata Dalbert sambil menangis.

Greisy melihatnya dengan bingung.

"Ada apa Dalbert?" Tanya pasukan yang menahannya.

"A-A-Aku.. tidak bisa.." kata Dalbert. Tangan Dalbert bergetar.

"Aah, bagaimana sih! Baiklah, kalau begitu aku saja yang membunuhnya." Kata salah satu pasukan itu.

Pasukan itu mengeluarkan pedangnya dati sarungnya.

Pasukan itu mengangkat pedangnya. Tetapi saat pedang itu hampir sampai di kepala Greisy, Dalbert menahan serangan kawannya itu dengan pedangnya.

"Ada apa kamu ini?" Kejut kawannya itu.

"E-Entahlah!" Balas Dalbert.

.

Liana melihat hal itu, ia menangis dan melepaskan kedua tangannya dari kristal itu.

"HEY, ADA APA LIANA?!" Tanya Ella.

Liana menangis.

Aira mulai melepaskan tangannya juga, begitu juga dengan Reese, dan akhirnya Ella juga.

Aira menepuk bahu Liana,

"Ada apa?" Tanyanya.

Liana menangis.

"Aku... tidak bisa seperti ini.." kata Liana