Chereads / Light the world / Chapter 43 - Uniting

Chapter 43 - Uniting

"Liana benar, Ella. Kita semua ini adalah manusia, tidak ada yang namanya utusan dewa dan utusan iblis. Ayo, kita lakukan." Kata Aira untuk meyakinkan Ella.

Ella memejamkan kedua matanya.

"Baiklah.." katanya.

Mereka meletakkan kedua tangannya di atas kristal itu.

"Ayo, Reese, kita satukan!" Kata Aira memanggil Reese yang tadi menjaga sekitar.

"Satukan? Bagaimana?" Tanya Reese sambil berlari kembali ke arah kristal.

.

.

"Kita ikuti arahan Liana." Kata Aira.

Liana memejamkan kedua matanya. Aira, Ella, dan Reese mengikuti gerak-gerik Liana.

"Unity." Kata Liana.

"Unity." Kata Reese, Aira, dan Ella secara bersamaan.

Liana membayangkan sebuah perdamaian terjadi, di mana semua orang bisa tersenyum bersama. Liana ikut tersenyum.

Tangan mereka yang sudah ternodai tadi, pulih kembali. Kristal mulai memancarkan warna-warni pelangi.

Baju mereka, yang tadinya hanya berwarna putih (karena biasanya Lightness hanya memakai pakaian berwarna putih dan kuning) mulai berubah warna.

.

.

Tetapi, the choosen one dari pihak Darkness mulai menyerbu lagi.

"Light barrier!" Kata Kindness Witch.

Kindness Witch telah melindungi keempat anak itu yang sedang menyatukan kedua kekuatan Lightness dan Darkness.

.

.

Tubuh Gavin yang tadinya mulai lenyap, kembali lagi.

"Apa ini?" Kejut Gavin.

"Ini aneh." Balas Pamela.

.

.

Kristal itu sudah berubah warna menjadi warna-warni pelangi nan indah.

Kindness Witch dan Leadership Swordman kebingungan akan hal itu. Mereka belum pernah melihat hal itu.

.

Cahaya pelangi memancar dari kristal itu ke langit. Langit berubah warna menjadi warna campuran antara merah dan biru. Kristal itu mengeluarkan gelombang sihir ke sekelilingnya.

.

Semua bendera pihak Lightness dan Darkness lenyap. Pakaian mereka semua berubah menjadi warna-warni pelangi. Di atas tanah-tanah kosong di sekitar mereka, tertanam bunga yang tidak hanya berwarna putih saja, tetapi berwarna-warni.

Seluruh mata air berwarna jernih dan biru.

.

.

"Kita berhasil!" Seru Liana senang.

Mereka melihat pada dirinya.

"Lihat! Lambang di dada kita... yang tadinya hanya berwarna emas, sekarang berwarna lain!" Kata Aira.

Reese melihat ke punggungnya,

"Waah!" Kejut Reese.

Mereka mendapatkan sepasang sayap berwarna.

"Warna merah sangat cocok denganmu, Reese!" Seru Aira.

"Biru cocok untukmu, Aira." Kata Reese.

"Warna-warni ini indah.." kata Liana.

"Langitnya! Kita belum pernah melihat langit yang seperti ini!" Seru Aira sambil menunjuk ke arah langit.

Langit itu sangat berwarna, biru dan merah, seperti saat matahari terbit pada umumnya. Tetapi hal ini tidak pernah terjadi pada Lightness karena langit di kota Lightness selalu berwarna putih atau kuning saja. Begitu juga di Darkness, langit hanya berwarna merah dan hitam saja.

Ella melihat ke arah langit dengan kagum.

Liana melihat ke arah keempat anak yang dari pihak Darkness, the choosen one dari Darkness. Pakaian mereka tidak hanya hitam saja, dan mereka mendapatkan sepasang sayap juga.

Keempat pemimpin Lightness dan Darkness terlihat kebingungan sekaligus kagum.

.

.

"Langit apa ini?" Tanya Pamela.

"Indah kan?" Tanya Gavin.

.

.

"Kita.. menang atau kalah?" Tanya Greisy.

"Entahlah... keduanya?" Tanya Dalbert.

Dalbert melihat ke arah langit. Ia memegang dadanya dengan kedua tangannya. Ia memejamkan kedua matanya.

"Adik... inilah yang selalu kamu harapkan.. ini benar-benar terjadi.."

Tanpa disadari, Dalbert meneteskan beberapa air mata.

Greisy menepuk bahu kawannya itu.

.

.

"Yeeee!" Seru Liana senang sekali.

Liana memeluk ketiga temannya itu.

"Kita berhasil! Kita berhasil!" Seru Aira.

"Kita akhirnya tidak mengulangi sejarah lagi!" Seru Liana.

Ella hanya diam saja.

Keempat pemimpin Lightness dan Darkness mendatangi mereka berempat.

"Liana..." panggil sang Kindness Witch.

Liana memalingkan pandangannya ke arah Kindness Witch.

"Kamu benar-benar... diluar pikiran kami.." kata Kindness Witch.

"Yah, kita tidak pernah memikirkan untuk mempersatukan kedua pihak ini. Yang kami pikirkan selama ini hanyalah pihak kami sendiri. Maaf." Kata Leadership Swordman.

"Ini benar-benar... diluar pikiran kami, kami ini sangat egois.." kata Caring Swordman.

"Aah.. eeeh.. t-tidak apa-apa, y-yang penting... kita sudah menjadi satu pihak mulai sekarang." Kata Liana.

Kedelapan pemimpin itu (keempat pemimpin Lightness dan Darkness), bertanya,

"Pihak apa?"

Liana tersenyum, ia melihat ke atas.

"Mulai sekarang, kita adalah pihak Netrality." Kata Liana ditemani dengan hembusan angin nan lembut.