Chereads / Athanasia dan Pangeran Jayden / Chapter 18 - Pangeran Jayden

Chapter 18 - Pangeran Jayden

"Apa yang kau lakukan Bao Yu! Kau sungguh bodoh..." Gumam Bao Yu sambil memukul ringan kepalanya.

Melihat Athanasia yang tidak mengikutinya masuk, Bao Yu lalu membuka pintu depan dengan segera. "Apa yang kakak lakukan? Apa kakak tidak mau makan malam bersama!"

Athanasia tersenyum, ia lalu melangkah masuk ke dalam kediaman dan langsung segera menuju dapur untuk mengambil piring.

"Bao Yu tolong maafkan aku. Aku tidak tahu bagaimana perasaan mu... Tapi aku tidak bermaksud apapun." Ujar Athanasia sambil menyerahkan piring keranjang berisi 5 buah roti.

"Kakak aku baik-baik saja tanpa menikah. Aku tidak membutuhkan seorang wanita untuk mengurus ku!" Kata Bao Yu dengan ceria sambil memakan roti panggang yang dibawa oleh Athanasia.

"Baiklah aku mengerti. Aku tidak akan menjodohkan mu lagi dengan Mirga." Ujar Athanasia pasrah.

"Yah... kakak harus memastikan untuk tidak mengungkitnya lagi. Aku dan Mirga hanya sekedar teman saja!" Ujar Bao menekankan.

Banyak wanita yang menjauhi Bao Yu sebab kakinya pincang. Dan Athanasia merasa ia harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Bao Yu, sebab ialah penyebab utama mengapa kaki Bao Yu sampai pincang!

**

Disisi lain, di tengah hutan di mana pria yang ditinggalkan Athanasia sedang duduk bersandar di bawah pohon besar, menantikan pengawal setianya untuk segera datang mendapatkannya.

"Yang mulia, maafkan kami terlambat!" Ujar Harley, pengawal setia pangeran Jayden.

"Hah... kali ini kau terlambat lagi..." Ujar Jayden yang merupakan pria yang telah ditolong oleh Athanasia sebelumnya.

"Apa Yang Mulia baik-baik saja?"

"Apa kau melihat ku baik-baik saja?" Pangeran Jayden balik bertanya kepada pengawal setianya itu.

Ia tidak habis pikir dengan pola pikir Harley. Ia terlihat cukup bisa diandalkan dari tampangnya, tapi ia sangat lambat dalam berpikir.

Pangeran Jayden lalu membawa tangannya mengarah ke depan wajah Harley. Selama beberapa detik Harley bingung harus berbuat apa, namun pada akhirnya ia mengerti maksud dari tindakan pangeran Jayden.

"Ah maafkan saya Yang Mulia." Ujar Harley lalu membawa tubuhnya menopang tubuh pangeran Jayden.

"Kita kembali ke istana sekarang. Tolong panggilkan pengawal lainnya untuk mengurus kudaku juga." Perintah Jayden kepada Harley.

"Baik Yang Mulia... Tapi Yang Mulia..."

"Panggil aku 'tuan' di luar istana!"

"Oh iya... Tuan! Bagaimana cara kita akan kembali ke istana?" Tanya Harley.

"Ayolah Harley... Tolong gunakan otakmu! Ayahanda akan khawatir jika melihat ku seperti ini. Kita lewat jalan rahasia."

"Baik tuan."

"Hah... Aku tak mengerti mengapa ayahanda menempatkan mu disisi ku!" Gumam pangeran Jayden.

"Apa anda berbicara padaku, tuan?"

"Tidak, aku tidak berbicara padamu... Kau fokus saja menopang ku sampai ke kereta."

"Ah... baik."

Untung saja saat itu Jayden terluka. Karena jika keadaannya masih dalam keadaan yang bugar, ia pasti sudah menjitak kepala Harley dengan keras!

Dengan berjalan sejauh 200 meter, mereka pun tiba di sebuah kereta kuda yang telah disiapkan Harley sebelumnya. Harley pun membantu pangeran Jayden untuk masuk ke kereta, namun tiba-tiba langkah kaki pangeran Jayden terhenti ketika melihat seseorang yang familiar ada di dalam kereta kuda khusus untuknya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya pangeran Jayden terhadap sosok wanita familiar yang ada dihadapannya. Wanita itu tidak lain adalah tunangannya, Putri Tutkzia.

Melihat keberadaan Tutkzia yang berada di dalam keretanya, Jayden pun melirik membara ke arah Harley. Ia tahu dengan pasti bahwa keberadaan tunangannya itu ada sangkut pautnya dengan Harley.

Keringat Harley pun mulai bercucuran melihat tatapan pangeran Jayden yang serasa ingin melahapnya.

"Ini bukan salah Harley. Aku yang bersih keras untuk datang mencari mu!" Ujar Tutkzia menyelamatkan Harley dari tatapan dingin Jayden.

Hubungan putri Tutkzia dan pangeran Jayden sebenarnya hanyalah dalih politik dari ayah Tutkzia yang memegang kekuasaan kekaisaran Zianem yang berada di sebelah utara kekaisaran Mork. Pertunangan mereka telah dilangsungkan 2 bulan yang lalu, saat putri Tutkzia telah mencapai umur dewasa, yaitu 18 tahun.

Cinta buta yang putri Tutkzia rasakan terhadap pangeran Jayden, membuatnya bisa melakukan apapun.

Melihat Harley yang masih tetap enggan untuk masuk ke dalam kereta, Tutkzia pun berkata lagi, "Aku datang karena mengkhawatirkan mu! Bisakah kau tidak memprotes keberadaan ku dan masuk dengan tenang?" Ujar putri Tutkzia dengan anggun.

Karena malas berdebat, pangeran Jayden pun masuk ke dalam kereta tanpa mempermasalahkan lebih lanjut, mengapa gadis yang tidak disukainya itu ada di dalam keretanya.

Setelah Jayden masuk, Herley pun pergi ke bagian kusir dan menjalankan keretanya.

"Apa kau baik-baik saja? Tubuhmu tampak terluka parah!" Kata Putri Tutkzia dengan cemas.

"Ya, aku baik-baik saja." Jawab Jayden singkat.

"Aku akan membatalkan pertunangan kita, jika kau tak menyukainya!" Ujar Tutkzia secara blak-blakan.

"Benarkah? Aku sangat menyukai ide mu itu!" Jawab Jayden tanpa rasa bersalah.

Mata Tutkzia mulai berkaca-kaca. Bibir bawahnya yang tipis itu digigitnya kuat untuk menahan kesedihannya.

"Kau tidak boleh menunjukkan kelemahan. Apa kau lupa bahwa kau adalah seorang putri Raja?!" Ujar Jayden lesu, sambil menyandarkan tubuhnya ke belakang kursi kereta.

Ia sama sekali tidak bisa melihat seorang gadis menangis dihadapannya, namun ia tidak dapat memberikan harapan terhadap putri Tutkzia.

"Dari awal hanya akulah yang menginginkan pertunangan ini. Aku berharap suatu saat kau bisa mencintai ku dengan tulus, namun sampai sekarang kau masih tetap dingin terhadap ku!"

Putri Tutkzia mengepalkan kedua tangannya di atas pangkuannya dengan erat. Ia kemudian melihat ke arah Jayden yang duduk di kursi kereta tepat dihadapannya. "Apa aku sama sekali tidak mempunyai harapan?"

"Iya. Kau tidak akan pernah mendapatkan cinta ku!" Jawab Jayden tegas.

"Apa jika aku melepaskan mu, kau tidak akan lagi pergi menyerahkan diri mu untuk meminta perdamaian di kekaisaran Empire?" Tanya putri Tutkzia.

"Ya." Jawab Jayden singkat.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan menyuruh ayahku untuk membatalkan kesepakatan pertunangan kita." Ujar Tutkzia yang tak bisa lagi melihat Jayden menjadi sasaran empuk bagi pihak lawan.

"Terimakasih. Kalo begitu aku ingin istirahat. Jika kau mau membatalkan pertunangan kita, aku sangat bersyukur!" Ujar Jayden lalu menutup matanya untuk beristirahat.

Kata-kata dingin yang keluar dari mulut Jayden selalu dapat menyakiti putri Tutkzia. Namun walaupun demikian ia tak bisa berbuat apapun.

***

Empire adalah sebuah kekaisaran yang terletak sebelah selatan dari kekaisaran Mork dan berada di sebuah lembah yang subur. Kekaisaran Mork dan kekaisaran Zianem beraliansi untuk merebut kekaisaran Empire dari tangan Raja Suco. Namun walaupun kedua kekaisaran itu bersatu, mereka sama sekali tidak mempunyai kekuatan untuk menunggal balikkan kekaisaran Empire.

Kedua aliansi tersebut diwujudkan dengan mengikat perjanjian melalui pernikahan antara pangeran dan putri kekaisaran. Awalnya pangeran Jayden menolak untuk bertunangan dengan putri Tutkzia. Sehingga jika ia ingin membatalkan pertunangan itu, ia harus berhasil membuat aliansi perdagangan dengan kekaisaran Empire yang kaya akan tanaman obat-obatan langkah.

Sayangnya orang-orang kekaisaran Empire bukanlah orang-orang yang bersahabat. Mereka tidak ingin bergaul dengan warga dari kekaisaran lain dan menganggap mereka sebagai ancaman! Sehingga jika mereka bertemu dengan orang-orang di luar kekaisaran mereka, mereka akan langsung menghunuskan pedang mereka tanpa kenal bulu!

~To be continued