Chereads / Hottest Luxt ♠️ BDSM (21+) / Chapter 1 - Episode 1

Hottest Luxt ♠️ BDSM (21+)

🇸🇬Noralexash_Hurrem
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 58.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Episode 1

"Aurora Alleta? itu namamu?"ucap seorang pelayan pria.

"iya" jawab wanita yang bernama Aurora itu dengan sedikit canggung.

"Namaku Arga, senang bertemu dengan mu.Dan tak usah canggung denganku, sekarang ikuti aku,kau harus menemui Tuan terlebih dahulu .Kau akan tahu detailnya dengar kan saja dulu sekarang.Ketika kamu bertemu dengan tuan, cukup katakan nama mu dengan sopan, dan jangan katakan hal lain jika tuan tidak bertanya padamu. kamu paham?"jelas arga panjang lebar.

"Baik aku mengerti."ucap Alleta.

Arga menuntun Alleta menemui tuan mereka. Dua orang itu berjalan dalam diam,hanya terdengar suara sepatu mereka beradu dengan lantai marmer.

Meraka sampai di sebuah pintu diujung lorong.Arga mengetuk pintu dengan pelan.Ia meminta izin kepada seseorang yang berada dibalik pintu itu dan langsung mendapat persetujuan.

"Ini ruang kerja tuan.masuklah,aku akan tunggu disini," ucap arga berbisik.

Dengan penuh ketegangan, alleta memberanikan dirinya. Dibukanya pintu itu perlahan. saat masuk keruangan itu, indera penciuman alleta langsung di sambut dengan aroma vanilla dan kayu manis yang menguar. Alleta menyadari ruangan itu sangat luas, dengan bahagian dari ruangan itu memiliki atap dan dinding-dinding yang yang di perbuat dari kaca sehingga dapat memperlihatkan sebahagian pemandangan langit dan Alam sekitar mansion.

"Apa yang kau lihat?"

saking terpana nya dengan apa yang dilihat alleta ,ia tak sadar bahwa diruangan itu juga ada orang lain.

" I-itu, Ah perkenalan sa-saya Aurora Alleta,pelayan baru anda tuan." ucap alleta dengan gelagapan.

"Aku bertanya apa yang kau lihat, bukan namamu atau sedang apa kau disini. Apa ada masalah dengan pendengaran mu!?".

Alleta tak tahu harus menjawab apa. Lidahnya kelu kakinya gementar, tatapan tajam dari tuannya itu sangat mengintimidasi seakan ingin menguliti alleta hidup-hidup.

"selain tuli kau juga bisu?"

"sa-saya tidak-"

"pulanglah aku tak mempekerjakan orang cacat sepertimu,"

"Ti-tidak tuan kumohon, Saya tidak bermaksud... sa-saya hanya"

"pergi dari ruangan ku." suara itu bergema di ruangan itu bahkan ditelinga alleta.

"Tu-tuan...Saya akan bekerja dengan baik,Saya mohon jangan pecat saya...Saya tak akan melakukan kesalahan lagi... saya-"

"Apa jaminnya jika itu tak akan terulang?"

"Jika Saya melalukan kesalahan tuan boleh menghukum Saya,apapun hukumannya tapi Saya mohon jangan pecat saya" Mata alleta sudah berkaca-kaca Ia mengatakan hal yang bahkan ia tak pikirkan terlebih dahulu resiko nya.

"Baik, kalau itu yang kau mau apapun itu hukumannya, aku tak akan berbelas kasih padamu.kau mengerti?!"

"Sa-saya mengerti tuan, terimakasih" ucap alleta hampir menangis

"pergilah."

Alleta keluar dari ruangan itu, melihat arga yang masih menunggu. Melihat ekspresi Alleta arga sudah tahu apa yang terjadi didalam.

"Bagaimana?" ucap arga dengan hati-hati.

"Aku mengacaukannya," jawab alleta lesu,

"Tapi untungnya aku tak dipecat ." alleta meningis

"Ah... syukurlah kupikir hasilnya buruk. Tak apa memang tak ada yang bisa tahan dengan sifat dingin tuan, tapi mulai hari ini kau harus membiasakan dirimu. kalau begitu sekarang aku antarkan kekamarmu hari ini kau bisa berkemas terlebih dahulu. Besok baru kau akan bekerja, kepala pelayan yang akan menjelaskan tugas-tugasmu,"jelas arga.

" Baik, terima Kasi sudah membantuku arga" ucap alleta dengan senyum tulusnya.

"Tidak masalah, ah iya bagaimana jika hari ini aku mengajakmu mengelilingi mansion. Kau tahu luasnya seperti apa, kau bisa tersesat di sini."

Arga memberitahu di Mana kamar alleta. Alleta menatap barang bawaannya seadanya, setelah selesai arga megajak alleta berkenalan dengan para pelayan lainnya dan megajaknya berkeliling mansion.

" Oh..iya ngomong-ngomong berapa umurmu?" Tanya arga

"Aku 18tahun " jawab alleta.

"Beda 3 tahun denganku, lalu apa kau punya saudara? atau kau anak tunggal?"

"Aku punya adik usianya masih 10 tahun. Tapi dia sedang sakit, jadi... jadi aku butuh banyak biaya untuk membiaya adikku dan orang tuaku, itu sebabnya aku bekerja disini. Disini aku bisa dapat uang 5 Kali lipat dari pendapatanku dulu saat masih bekerja di banyak tempat" ucap lirih alleta.

"Ah, maaf aku tak tahu soal itu, aku membuat suasana jadi buruk ya?"

"Eh, tidak tentu tidak. Harusnya aku yang meminta maaf kerana terbawa suasana."

"Oh iya, kau sudah tahu? Nama tuan Kita Darren Rery, dia pewaris perusahaan farmasi Rey's. selain itu dia juga punya 2 rumah sakit besar yang terkenal diseluruh dunia dan 1Hotel 5bintang yang terkenal. sangat luar biasa Kan.. Belum lagi perusahaan cabangnya di mana-mana. padahal baru berumur 25 tahun", ucap arga yang juga mengalihkan topik.

"Dan juga tuan tidak pergi ke kekantor, ia bekerja dirumah. Hanya kekantor kalau ada rapat penting kadang juga pergi ke luar negeri urusan kerjasama." tutur arga.

"Mansion ini warisan orang tua tuan Darren jadi dia menyewa banyak pelayan dan tukang kebun untuk memastikan terawatnya setiap sudut mansion ini."

"Mungkin saja tuan berusaha menjaga kenangan di mansion ini?" sahut alleta

"Iya aku terpikir begitu, bahkan tata letak semua barang-barang disini tidak boleh berubah" ucap arga setuju.

--------------------------

Diruangan itu, seorang pria bernama'Darren Rery' berdiri tegap dan angkuh memandang keluar jendela. Pikirannya tak dapat fokus dengan pekerjaannya.

Tubuhnya tinggi sekitar 181cm, disertai kulit yang putih pucat, wajahnya simetris dengan hidung yang runcing mata yang berwarna navy blue ( biru laut) yang tajam menyorot, Rambut hitam legamnya pun menambah sosok misterius yang arogan itu.

Pria itu menarik sebuah laci mengambil sebuah dokumen membaca dokumen itu dengan lebih teliti, melihat sebuah foto gadis muda yang tercantum dalam dokumen itu.

"Aurora Alleta, menarik" semirik itu muncul disudut bibir sang empunya.

----------------------------

Aurora Alleta gadis 18 tahun terlahir di keluarga yang kurang mampu mendaftarkan dirinya untuk menjadi salah satu pelayan di kediaman Darren untuk menhidupi orang tua dan adiknya yang sedang sakit.

Wajah Aurora Alleta biasa-biasa saja tidak terlalu menarik namun bisa dibilang memiliki auranya yang tersendiri. Tinggi tubuhnya sekitar 159 cm , memiliki warna kulit kuning langsat hidung yang tidak terlalu runcing tetapi sedikit mancung,Namun memiliki alis dan mata yang berwarna coklat kayu yang indah.

" Dengarkan baik-baik bagaimana,Saya mengatakannya....tuan itu sedikit...berhati dingin" ucap lia salah satu pelayan wanita yang memiliki warna kulit putih bersinar dan perawakan ideal.

"Di depan tuan, lakukan gerakan hanya jika benar-benar diperlukan. selalu rapi dan tetap tenang. kamar-kamar di mansion ini harus dibersihkan setiap hari. setelah dibersihkan letakkan semuanya persis di tempat sebelum nya. Jika kamu selesai dengan pekerjaan mu, di malam hari pergi kekamar mu dan jangan pergi kemana-mana. Berbicara keras sesama pelayan juga dilarang" jelas lia panjang lebar.

" Baik Saya mengerti" ucap alleta semangat.

' Aku tidak tahu ternyata posisi ini memiliki banyak batas'batin alleta

------------------------------

Hari ini hari yang cerah tugas pertama alleta adalah menghantarkan surat dan dokumen-dokumen kepada tuannya.

*tok * tok *tokk

"umm, Tuan"

"Tuan,umm... tuan mendapatkan Surat"

'mungkin dia tidak Ada didalam apa aku coba untuk masuk saja? ugh... aku tak bisa membuka pintunya'.... alleta berusaha mendorong pintu kayu itu.

*cklikk

pintu besar itu terbuka secara tiba-tiba . Alleta kehilangan keseimbangan dan jatuh tersungkur tepat di kaki sang tuannya.

'Ahh, bagaimana ini!'

Dengan cepat alleta berdiri bertatih dan menunduk.

"Ma-maafkan saya tuan, sa-saya.." alleta menatap tuannya, namun seketika ia terkesiap.

Tatapan tuannya sangat menakutkan bahkan bisa dibilang seperti ingin menguliti alleta tubuh alleta.

'Apa ini, u-udaranya terasa berat aku kesulitan untuk bernafas!' batin alleta dengan rasa gementar.

" Ma-maafkan saya tuan sa-saya hanya ingin menyampaikan Surat anda".

Tuannya hanya menatap alleta dengan tajam lalu pergi meninggalkannya begitu saja.

'I-itu sangat menakutkan....'

Batin alleta bergetar, bahkan ia masih merasakan kakinya gementar.

'Namun, tidak mudah untuk menemukan pekerjaan dengan bayaran yang besar. Aku harus terus bekerja untuk saat ini, alleta berusaha menyemangati dirinya sendiri...

_______________________

[BERSAMBUNG]