Sudah 1 minggu alleta bekerja. Banyak sekali tantangan dan cobaanya. Entah kenapa dibandingkan pelayan lain, alleta lebih banyak disuruh oleh Darren. Dari pagi hingga malam alleta sibuk dengan tugasnya yang selalu disuruh ini itu.
'Hmm... aku tidak melihat tuan hari ini, apa ada urusan diluar?'batin alleta.
Mata alleta berpendar sekitarnya mencari sosok tuannya dengan tangan yang sibuk mengelap gelas kaca.
"kau mencari tuan? tadi tuan bilang ingin pergi ke danau dekat taman, tuan memang sering jalan-jalan disekitar mansion" ujar arga yang sibuk bermain games di smartphone-nya.
"Danau dekat taman, tapi sepertinya diluar sedikit gerimis" ucap alleta khawatir.
"Diluar sudah malam dan cuacanya sedang tidak bagus, apa tuan membawa payung arga?".
"Hmm... tidak seperti nya. Ah!! sial aku kalah lagi!".
"kau dari tadi bermain game terus apa sudah selesai tugasmu.Bagaimana kalau tuan tiba-tiba datang?'.
"Eh, dari tadi siang pun aku sudah selesai.Daripada tidak ada kerjaan lebih baik bermain game kan?". Ucap arga tanpa memalingkan wajahnya dari smartphone.
"Terserah kau saja,aku mau pergi kalau ada yang tanya, aku pergi menyusul tuan."
"Hey! mau pergi kemana? sudah terlambat jika ingin menyusul tuan" ujar arga yang melihat alleta memakai mentalnya dan membawa 2 payung.
"Aku khawatir hujannya akan tambah membesar, aku akan mencari tuan. Hanya sebentar aku kembali sesegera". Alleta langsung pergi meninggalkan arga.
Alleta mencari tuannya sekitar taman besar dekat mansion. Tangan nya bergetar dan tubuhnya mengigil dengan udara yang sangat dingin.
'Tidak ada apa-apa selain taman bunga yang luas sekitar sini! .Bahkan sangat gelap dingin brr....' alleta memeluk tubuhnya sendiri agar sedikit merasa hangat.
"Er...Dingin sekali, apa aku kembali saja? Ah bukankah itu?.."
Alleta akhirnya menemukan tuannya. Dipinggir danau kecil, Tuannya berdiri disamping pohon ek tua dan dibawa sinar rembulan.
"Umm..tuan" ucap alleta dengan suara rendah bahkan nyaris berbisik.
Jarak Alleta dan Darren sekitar sepuluh langkah, Darren menyadari keberadaan orang lain.
Mata tajam dan garis ujung mata yang tegas itu menoleh, menatap dengan intens sepasang iris coklat kayu.
Alleta terdiam sejenak. Tangan kanan nya mulai memegang erat payung yang melindungi dirinya dari rintik hujan sedangkan tangan kirinya menggengam erat payung yang lain. Warna merah pudar bercetak di pipi kuning langsat nya dan tampak bibir yang sudah sangat merah kerana terus di gigit untuk meredakan rasa dingin.
'Dalam seperkian detik aku melihat sebuah kehangatan, dan....'mata alleta berpendar.
" Kenapa kau disini?" suara berat tuannya menginterupsi pikiran alleta.
"Ah...ti-tidak tuan hanya saja disini dingin, dan sedang hujan. A-aku hanya membawa payung anda Tu-tuan" ucap alleta yang menunduk.
"Umm...jadi..uh..." alleta sangat gugup entah mengapa ia merasakan perasaan panas yang menjalar di dadanya hingga ke pipinya.
"Lalu, apa yang kau tunggu? kau menunggu aku sudah basah kuyup baru kau berikan?"
"Akhh.. maaf Tuan i-ini"
"kembalilah kedalam, dan berhenti menggigit bibirmu atau aku yang akan menggantikan nya."
"Hah?.." ekspresi bodoh tercetak jelas diwajah alleta, berusaha mencerna kalimat tuannya.
"kembali kedalam bodoh"
"A-ah.. baik tuan, Saya permisi"
Dengan setengah berlari alleta meninggalkan kan Tuannya ditengah gerimis hujan. Darren melihat punggung alleta.
'Hmm....Seperti anak kelinci'. Batin Darren dengan sudut bibir yang tertarik. Entah siapa maksud hatinya
---------------------------------------
Hari mulai larut malam, Darren masih berdiam ditepi danau. Ditengah gerimis ia bahkan tidak merasakan kedinginan. selama berjam-jam ia hanya memandangi air danau dan pancuran kecil ditengahnya.
setelah berdiam lama, ia kembali ke mansion saat semua orang sudah tertidur. Darren pergi kekamarnya dan membuka mantelnya, lalu membuka seluruh bajunya dan pergi berendam di bathup.
Ia memejamkan matanya, sesekali menghembuskan nafas panjangnya seolah melepaskan seluruh rasa penatnya. Darren mengambil tab-nya, membuka sebuah situs belanja online ternama yang khusus berisi barang-barang pemuas nafsu.
Darren memilih beberapa sex toy wanita dan melakukan transaksi. Setelah selesai, ia meletakkan kembali tap-nya lalu melanjutkan berendam.
~it's for you my bunny... I gift a special present.
----------------------------
"Aku tanya kau sekali lagi, apa kau menyentuh meja kerja ku!?" nada marah sudah jelas terdengar dari suara itu.
"Ti-tidak tuan sa-saya--"
*bukk
"kyaa..!!!"
Tangan itu meninju tembok dengan kuat. Hanya jarak 1cm dengan kepala seorang wanita yang kini tengah ketakutan dan hampir menangis.
"Hikss, sa-saya minta maaf. Saya hiks...hanya membersihkan ruangan A-anda saya tak menyentuh barang-barang anda. Hiks..." ucap alleta dengan penuh senggukan.
"Dokumen dikomputerku hilang, dan itu aku kerjakan selama 3 bulan. Apa yang kau perbuat Hah!?" Tubuh besar itu mulai tak memberi jarak dengan tubuh mungil yang kini sedang dihimpitnya.
"Tu-tuan kumohon..." Alleta mulai ketakutan, ia berusaha untuk menjauhkan tubuh tuannya.
"Kau mematikan lestrik nya bukan? hnn...?" Darren mendongakkan wajah alleta sehingga tatapan mereka bertemu.
"Sa-saya..." Dahinya mengkerut, seketika alleta terkesiap.
"Aaahh..Benar ya?" Pupil biru mulai membesar, tampak ukiran seringai di wajah.
"Ma-maafkan saya hiks... saya tidak tahu hal itu... saya mematikan nya karena ingin di-bersihkan. Ampuni saya...hiks..hikss.." alleta mulai menangis.
"Jangan menangis! apa kau berharap aku akan berbaik pada mu karena kau menangis!?"
Jari-jari Darren mulai menyelusuri wajah alleta. Mengusap air mata yang mulai berjatuhan. Tangan itu mulai menelusup ke belakang leher, menekan tengkuk leher alleta dan mencoba menghapus jarak antara wajah alleta dan Darren.
"Ti-tidak tuan Saya ti-tidak bermaksud-"
"Apa kau pikir itu akan menyelesaikan masalah?hnn.."
"Tu-tuan Saya mohon saya- Akh...!"
Lengan alleta diseret dengan kasar, dibawa menuju sofa. Darren menelungkupkan bokong alleta tepat di atas pahanya.
"Akh... tu-tuan! apa yang!?-"
"kau... mengapa kau mencoba membuat masalah denganku? apa kau ingin dihukum? Haah!?".
Alleta meronta dan mencoba berdiri namun tangan kekar Darren mencekram kuat kedua tangan alleta. Tak selesai disitu darren mulai membuka ikat pinggang nya, dililitkan ikat pinggang itu dikedua tangan alleta. Dasi yang bertengger pun dilepaskan Darren diikatkannya dikedua mata alleta
'A-aku takut, tubuhku tak bisa bergerak. Kumohon...tolong aku...' jerit batin alleta.
Alleta sangat ketakutan. Tubunya sangat lemas ia terus memohon ampun dan menangis. Nafas alleta terengah-engah, jantung nya berdegup kencang seakan ingin merobek dadanya.
"Aku akan menhukummu mulai sekarang-" ucap darren dengan suara datar, lalu melanjutkan kalimatnya dengan berbisik tepat ditelinga alleta "Dan tidak akan berhenti hingga selesai".
__________________________
[BERSAMBUNG]