Chereads / DEVIL FLOWER / Chapter 17 - Mimpi Mandi 21+

Chapter 17 - Mimpi Mandi 21+

"Ibu," kata Mawar.

"Iya Nak, ada apa?" kata ibunya Mawar sambil menghampiri Putri kesayangannya.

"Dari mana barang-barang ini. Kenapa banyak sekali sayur-sayuran, daging, beras, apa Ibu baru berbelanja, Ibu punya uang dari mana membeli bahan-bahan sebanyak ini?" Mawar mengerutkan dahinya, tatkala kini di rumahnya yang kecil penuh dengan bahan makanan.

Mawar tahu sendiri keadaan keluarganya, dia bukanlah gadis yang seperti yang lain, memiliki banyak harta dan kaya raya.

Dia tahu keluarganya sangat sederhana, bahkan Mawar hanya bergantung kepada Nagita, toko bunga yang menjadi tempat dia mencari nafkah, selain itu Mawar adalah tulang punggung keluarga, tidak mungkinkan, ibunya memiliki uang sebanyak itu, untuk membeli kebutuhan dapur.

"Mawar barang-barang ini dikirim oleh pak lurah, dan Bu lurah. Ibu juga merasa sangat kebingungan awalnya, tapi kita memang orang tidak punya wajar jika mereka membantu kita dengan barang sebanyak ini. Ibu merasa sangat senang dapat bantuan dari balai desa," kata sang ibu.

Mawar terdiam, ibunya tidak tahu bahwa bantuan itu bukanlah dari balai desa, tetapi langsung dari ibu dan ayahnya Arjuna.

"Dan ibu terima begitu saja barang-barang ini?" tanya Mawar sambil menatap sang ibu.

"Ya bagaimana mungkin Ibu tolak, barang sudah sampai di rumah, mana mungkin di kembalikan?" tukas sang ibu.

" Ya sudah kalau begitu bu," lirih Mawar.

Wanita itu sekarang merasa terbebani karena keluarga Arjuna terlalu baik untuknya.

Secara tidak langsung mereka bahkan menyogok ibunya dengan sembako yang sangat banyak, kira-kira satu mobil bak terbuka, dan itu membuat Mawar sangat terkejut.

Orang tua kak Juna senang sangat pantang menyerah, mereka bersikeras untuk menjadikan aku menantunya, tetapi untuk apa aku mengikuti keinginan kedua orang tuanya, untuk menikah dengan dengan Arjuna, sedangkan kak Arjuna sendiri tidak pernah menyukaiku karena itu sebaiknya aku harus memberitahu ayah dan ibu bahwa aku aku benar-benar tidak bisa menerima," kata Mawar di dalam hatinya.

Mawar berpikir keras, satu hari, satu minggu dan kini bahkan sudah 1 bulan berlalu. Mawar terus-terusan tidak bisa berbicara kepada kedua orang tua Arjuna, karena mereka yang selalu berbicara dan memberikan banyak hal kepada Mawar.

Wanita itu merasa sangat kebingungan, harus apa kalau sudah seperti ini.

.awar akhirnya mencoba untuk menghubungi Arjuna. Tetapi entah kenapa matanya sangat ngantuk.

".ataku benar-benar tidak bisa terbuka dengan jelas, rasa kantuk ini sungguh sangat menyiksa ku," lirih Mawar sambil menguap.

Wanita itu akhirnya menyimpan ponsel yang hendak di sambungan kepada Arjuna tetapi tiba-tiba saja rasa kantuk mulai datang dan dia pun tertidur di atas kasur.

Alam bawah sadarnya mulai bangkit, dia mulai mencari-cari keberadaan pria yang wajahnya tidak beda jauh dengan Arjuna.

"Bisma, kamu di mana?" Mawar berkata seperti itu, dan mencari keberadaan pria tersebut di dalam gelapnya malam.

Sriiiing.

Kilauan cahaya tiba-tiba saja menyinari ruangan tersebut dan terlihat Bisma tersenyum ke arah Mawar.

"Kamu menungguku, Sayang?" tanya Bisma sambil duduk di samping Mawar.

"Aku hanya takut gelap, dan aku tahu ketika gelap itu datang, kamu selalu menemani aku, kamu sendiri kan yang mengatakan bahwa aku cukup memanggilmu, dan kamu akan menjadi cahaya untukku," kata Mawar dengan nada yang rendah.

"Benar--itu yang aku katakan, tetapi kenapa sepertinya wajahmu sangat kumal, kamu terlihat sangat stres, coba ceritakan apa yang terjadi?" tanya Raja Iblis kepada wanitanya.

"Ada sesuatu yang tidak bisa ku ceritakan padamu, tapi membuat kepala aku sangat bingung, rasanya mau pecah semua ini terlalu rumit untukku." Wanita itu berkeluh kesah, tapi tidak bisa mengungkapkan isi hatinya kepada Bisma, tidak mungkin kan Mawar cerita kalo dia dilamar oleh orang tuanya Arjuna, di hadapan Bisma.

"Benar-benar tidak mau cerita?" tanya Bisma.

"Hu um," lirih Mawar.

"Kalau kamu tidak mau cerita kamu akan menyimpannya sendirian, dan membuat kamu sakit, lantas apa yang membuat kamu tidak mau cerita?" tanya Bisma.

"Bolehkah aku hanya sekedar diam saja, dan tidur?" tanya Mawar.

"Boleh tentu saja, ya sudah tapi sebelum tidur sebaiknya kamu mandi dulu," kata pria tampan itu.

"Kyaaa! Kita mau kemana?" Mawar berteriak ketika saat ini Bisma menggendongnya, dan tiba-tiba saja membawa dia terbang entah kemana.

"Kita akan mandi, mandi air hangat yang wangi, yang segar, setelah itu kamu bisa tidur dengan nyenyak," kata Bisma.

"Kita?" Mawar membulatkan matanya.

"Iya kita," jawab Bisma dengan senyumannya.

Dan kini mereka sudah sampai di sebuah tempat pemandian yang sangat indah. Sebuah kamar mandi yang berada di dalam istananya Raja iblis.

Dengan perlahan Bisma membuka satu persatu pakaiannya dan kini perut kotak itu sudah membuat wajah Mawar memerah.

"Ah, kamu membuka semua?"

"Kalau tidak di buka bagaimana kita akan mandi," kata Bisma.

"Emh iya," seru Mawar.

"Sekarang giliran kamu membuka pakaian mu, Mawar."

"Ah, iya."

"Sini aku bantu buka," seru Bisma sambil hendak membuka seluruh pakaian yang Mawar kenakan.