Warning ini adegan dewasa tolong cek usia sebelum membaca.
"Rose kamu mau apa, Sayang?" Arjuna menelan saliva karena kini Rose sudah tanpa pakaian.
"Aku ingin membuktikan kalau aku masih bisa melayani kamu sebagai kekasih mu, jadi kamu tidak perlu menikah dengan wanita lain," lirih Rose dengan senyumannya.
"Kamu jangan tersenyum seperti itu, aku seolah terbakar oleh senyum mu yang manis," desah arjuna ketika kini Rose mulai menyentuh dirinya.
Satu persatu kancing kemeja Arjuna di lepaskan oleh Rose. Dan Arjuna hanya menatap Rose dengan tatapan penuh kabut.
Sampai akhirnya kini Rose sudah berhasil melepaskan seluruh pakaian yang Arjuna kenakan.
Mereka sudah saling terbuka. Tidak ada satu kain pun yang menghalangi mereka.
Tubuh Arjuna yang kekar dengan roti sobek berderet di perutnya. Menambah kegagahan pria itu.
Kulit Arjuna yang cerah seolah roti yang di lapisi oleh mentega, dan Rose seolah akan segera melahap santapan lezat tersebut.
Arjuna laksana lukisan indah seorang pria jantan. Dan sebaliknya. Rose yang cantik dan seksi, dada yang padat dan besar membuat Arjuna tidak mau berpaling dari wanita itu.
Arjuna terhipnotis oleh keindahan tubuh wanita itu. Perut Rose langsing dan bokong yang kencang membuat Arjuna berkali-kali menelan saliva.
"Kamu seolah membakar tubuhku, Sayang," kata Arjuna.
"Kita belum menyala kan api, Sayang," jawab Rose dengan senyumannya.
"Genit sekali, awas saja jika tersenyum genit begitu pada pria lain," tukas Arjuna.
"Mana mungkin, aku hanya bisa terlihat oleh kamu Sayang," lirih Rose.
"Iya aku tahu karena kamu memang hanya milik ku," kata pria itu sambil mengelus bahu Rose.
"Rosemary, kapan kamu akan bangun?" tanya Arjuna.
"Aku bangun ketika kamu berselingkuh, seperti tadi," ucap Rose.
"Aku jelas-jelas menolak dia," jawab Arjuna.
"Tapi kamu suka dia kan, kamu jujur saja," ucap Rose.
"Aku suka dia karena mirip dengan kamu, Sayang."
"Mana boleh kamu menyamakan aku dengan wanita lain, aku adalah aku dan dia adalah dia, aku adalah wanita mu, sampai mati pun tidak akan berubah," ikrar wanita itu.
"Baiklah, aku sadar aku tidak butuh wanita lain untuk memuaskan nafsu lelaki ku, tetapi bagaimana dengan keluarga ku, kedua orang tua ku, mereka menginginkan keturunan dariku," kata Arjuna dengan nada yang rendah.
"Kamu membuat aku kecewa dengan pertanyaan mu itu, aku sungguh tidak bisa memberikan kamu keturunan manusia," lirih Rose dengan tatapan mata yang sendu.
"Maafkan aku, karena itulah yang membuat aku sangat dilema," tukas Arjuna.
"Aku tidak mau kamu menikahi wanita lain, aku selalu memenuhi semua kebutuhan lelakimu, tetapi jika kamu mau pertanyakan keturunan, aku hanya akan bisa diam saja," lirih Rosemary dengan sendu.
Ternyata selama ini Arjuna dan Rose bertemu di dalam mimpi. Arjuna yang hidup sehat, dia bermimpi di datangi oleh Rose setiap Arjuna, menginginkan sebuah percintaan.
Rose sendiri sebenarnya sedang koma di rumah sakit dengan penyakit yang sangat berat.
Tetapi roh-nya melayang kemana-mana, tidak bisa kembali ke tubuhnya. Tetapi bisa menampakan diri di dalam mimpi Arjuna. Dan itu yang membuat Arjuna bingung ketika Arjuna di posisikan harus menikahi wanita lain.
Rose selalu tahu jika Arjuna bertemu dengan Mawar atau wanita lainnya. Dan di malam yang sama Rose selalu datang dam memuaskan kekasihnya tersebut, agar tidak berselingkuh dengan wanita lain.
Sebuah kebimbangan yang Arjuna rasakan tentulah tidak bisa di rasakan oleh orang lain. Karena bahkan Arjuna tidak bisa menceritakan soal Rose kepada siapa pun.
Kalau Arjuna menceritakan tentang Rose kepada orang lain, bisa-bisa Arjuna disebut orang gila.
"Mawar, dia pun memiliki kekasih selain kamu," ucap Rose.
"Tidak perlu membicarakan soal dia, di saat kita sedang berdua seperti ini," tukas Arjuna.
"Baiklah--tetapi aku hanya ingin memberitahukan itu saja, soal kelanjutannya pun, aku tidak berani untuk mengatakannya," ungkap Rose sambil mendorong tubuh Arjuna sehingga pria itu terbaring di atas kasur.
Pria itu terlentang dan rose langsung duduk di atas pria tersebut.
"Rose," desah arjuna sambil menatap wanitanya yang mulai menyatukan tubuh mereka berdua.
"Kita sudah lama tidak bersatu, Sayang," desah Ross pula.
Keduanya bersatu atas nama cinta. Walau hanya berada di dalam dunia mimpi, tetapi keduanya merasakan bahwa itu nyata untuk mereka.
Alam mimpi adalah alam di mana Arjuna dan Rose menunaikan kerinduan mereka berdua. Dan itu sungguh suatu kebahagiaan untuk pria itu.
Mereka kini saling menikmati tubuh masing-masing.
Arjuna menunjukkan bahwa dia sangat menyukai posisi bercinta woman on top. Pada posisi ini, perempuan berada di atas tubuh lelaki dan memiliki kontrol penuh untuk menciptakan gairah.
Arjuna bisa melihat lemandangan yang indah--Ya, posisi ini akan memberikan kemudahan pada Arjuna untuk menikmati pemandangan yang menakjubkan. Apalagi kalau bukan dua buah dada Rose yang indah.
Pria itu tahu meski Rose memiliki kontrol lebih dengan posisi ini, Arjuna tak ketinggalan untuk menikmati semua bagian tubuh perempuan yang berada di atasnya. Bahkan pria itu kerap berpikir bagian mana dulu yang hendak ia 'jamah'. Ini tentu saja pilihan yang sulit.
"Apakah aku boleh menikmati ini setiap hari?" Pertanyaan ini kini terlontar dari bibir Arjuna yang benar-benar menyukai posisi bercinta ini. Andaikan mereka bisa meminta, mereka ingin menghabiskan hari-hari mereka hanya untuk bercinta dengan posisi ini.
Siapa sangka di balik kenikmatan yang bisa diperoleh Arjuna dengan posisi bercinta ini, Ross juga menikmati semua yang dia lakukan terhadap pria di bawahnya.
"Aku harap saya memiliki kamera untuk merekam ini semua," lirih Arjuna saking nikmatnya posisi bercinta ini, pria itu sangat ingin mengabadikannya dalam sebuah kamera video. Arjuna berharap bisa mengulanginya, meski hanya melihat dari rekaman video.
Namun sayang apa yang dia rasakan saat ini, dia hanya bisa menikmatinya di dalam sebuah mimpi saja. Benar hanya sebuah mimpi. Seolah Arjuna bercinta dengan bayangan saja, karena ketika pria itu terbangun, Rose sudah tidak ada di sampingnya.