Ibu Senja bertanya kepada satu-satunya orang disana setelah mereka berjalan beberapa meter, seorang remaja dengan celana jeans ketat dan baju hitam, ia menunjuk ke sisi sebelah kirinya.
Setelah berterimakasih padanya, Senja dan ibunya langsung berjalan menuju tempat yang ditunjuk oleh remaja tadi.
Saat mereka berjalan mendekat, Senja bisa melihat ada seseorang disana, berjongkok di sebelah gundukan tanah yang masih terlihat baru.
Rambutnya yang berwarna putih membuat jantung Senja berdetak dengan sangat cepat dan memaksa kakinya untuk bergerak lebih cepat.
Itu adalah dia. Senja sangat yakin dengan ini.
Ketika akhirnya Senja sampai di sebelahnya, Senja terengah-engah dengan keras hingga menarik perhatian pria itu.
Pada saat pria itu berbalik untuk menghadap Senja, Senja bisa merasakan seakan waktu berhenti, membeku. Senja ketakukan hingga sulit bernapas.
"Yun?" Senja berbisik pelan.