Dia melangkah melewati jendela besar di sisi butik.
Di jalan ada sekelompok orang yang mengelilingi seseorang. Mereka sepertinya memarahi dan mengutuk orang ini bahkan seseorang menendang tubuh orang ini sesekali.
Senja tidak bisa melihat siapa orang tersebut. Berdasarkan beberapa kata- kata kasar yang dia dengar, sepertinya dia mencuri sesuatu.
Namun setelah itu, Senja melihatnya.
Itu adalah anak kecil yang ada dalam penglihatannya, terakhir kali Senja menyentuh batu merah pemberian sang nenek.
Ini adalah adegan yang dia lihat.
Seorang anak yang lesu dipukuli oleh orang dewasa.
Sebelum pikiran Senja dapat memproses informasi yang dirinya lihat, tubuhnya telah bereaksi lebih dulu.
Senja berlari ke luar butik, menempatkan dirinya sendiri dalam keributan itu.
Ketika Senja sudah berada di depan orang banyak, dia melihat ke bawah, ke tubuh yang terbaring di tanah. Itu adalah anak yang berusia 9 tahun. Dia meringkuk dengan kepala di antara kedua tangannya, menutupi wajahnya.