"Kau..." pria itu mengarahkan jarinya ke arah Senja dengan gemetar tetapi tidak dapat menemukan kata- kata yang tepat.
Xiao Tianyou meliriknya dengan menyelidik. Senja dalam ingatannya bukanlah seseorang yang berperilaku licik, meskipun ia tidak terlalu memperhatikannya tetapi, ia bertemu sesekali ketika ia mengunjungi rumah tetua Dam.
"Berikan kembaliannya." Senja menyeringai sambil mengulurkan tangannya.
"Kau begitu tidak tahu malu meminta uang!" Dia bergerak maju dengan niat untuk menyambar Senja. Tetapi Utara yang tidak tahan lagi menunjukkan kepada pria itu sebuah token perak dan berkata "Akhiri di sini."
Pria itu terkejut dan tiba- tiba berlutut di tanah, menangkupkan tangannya dengan hormat. Dia menggumamkan beberapa kata dengan tidak jelas.
"Ayo pergi." Lin menarik tangan Senja untuk mengikuti Xiao Tianyou dan Utara yang sudah pergi menjauh lebih dulu.
"Bagaimana dengan anak ini?"
"Dia tidak bisa ikut dengan kita." jawab Lin.