Chereads / Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA- / Chapter 30 - AKU TIDAK BUTUH ORANG LAIN UNTUK MENYAKSIKANKU MATI

Chapter 30 - AKU TIDAK BUTUH ORANG LAIN UNTUK MENYAKSIKANKU MATI

Senja yang mendengar komentar mereka tanpa sadar menggigil, dia bisa merasakan nafsu kedua pria itu terhadapnya dan itu sangat menjijikkan. Sudut mata Senja menangkap sekilas rantai tipis di dekat kakinya.

Karena Senja tidak tahu bagaimana menggunakan pedang dan bahkan bertarung, maka selama ini dirinya hanya bergantung pada kecepatan dan fleksibilitas tubuhnya saja.

Memegang senjata yang tidak kau kuasai tidak akan membantumu menang, melainkan akan menjadi bumerang bagimu. Itulah yang Senja pelajari dari saudara laki-lakinya.

Membungkuk, Senja mengambil rantai tipis itu dan menggulungnya di tangannya.

Yoda melirik gerakan Senja. Dia mengernyitkan alisnya. Apakah gadis ini tahu cara bertarung?

"Ada pedang di dalam peti itu. Kau bisa menggunakannya sebagai pengganti rantai," Dia menyarankan.

"Aku tidak tahu bagaimana cara menggunakan pedang."

"Kau tahu bagaimana bertarung dengan tangan kosong?" Yoda mengira itu tidak mungkin.

"Bisa dibilang aku cukup fleksibel" Senja tersenyum.

Benar, dia tidak tahu bagaimana bertarung dengan jarak dekat, karena bagian itu selalu menjadi keahlian Sian, tapi bukan berarti dia tidak bisa membela diri. Senja memiliki banyak trik di belakang kepalanya apabila situasi mengharuskannya untuk menipu orang lain.

"Oke. Aku akan menangani yang lebih besar," kata Yoda. Berpindah ke sisi lain, dia memposisikan dirinya untuk menghadapi lawannya.

Namun, Senja justru ikut bergerak bersamanya, masih berlindung di belakang punggung Yoda.

"Apa maksudmu, kau akan menangani yang lebih besar?" Senja berbisik di belakangnya. "Kau harus melawan keduanya."

Yoda menatap Senja sekilas, tidak berani berpaling dari musuhnya terlalu lama. Tapi dari pandangan sekilas ini, Senja bisa merasakan Yoda sangat kesal padanya.

"Jika kau berencana untuk menjadi penonton, lebih baik kau mencari kesempatan untuk melarikan diri. Aku tidak yakin bisa menangani keduanya," kata Yoda dengan apatis. "Lagipula aku tidak membutuhkan seseorang untuk melihatku mati," dia menggerutu pada dirinya sendiri.

"Jangan khawatir, aku tidak punya rencana untuk mati muda juga."

Setelah Senja menyelesaikan kalimatnya, kedua musuh segera menyerang mereka.

Tak lama kemudian mereka bertiga telah bergumul dalam pertarungan yang sengit. Suara pedang yang beradu sungguh memekakkan telinga.

Mengambil keuntungan bahwa tidak ada yang memperhatikan dirinya, Senja mengeluarkan beberapa pedang dari dalam peti lalu mengikatnya ke rantai tipis yang tadi dia pegang. Setelah itu Senja menancapkan masing- masing pedang di permukaan papan kayu, dia mencoba menyelesaikan ini secepat yang dia bisa sambil sesekali memeriksa situasi Yoda.

Selesai dengan papan kayu, Senja meletakkannya di tanah dengan semua pedang yang telah tertancap menghadap ke arahnya. Karena rantai tipis itu sangat panjang dia masih memiliki banyak sisa rantai yang dapat Senja pegang.

Kayu yang Senja gunakan cukup panjang, panjangnya sekitar tiga meter, dan Senja menyelesaikan pekerjaan ini hanya dalam waktu 3 menit.

Senja adalah seorang pecinta alam, maka dari itu dia akrab dengan ikatan simpul.

Setelah itu, Senja berlari menuju Yoda dan dua lawannya, sambil tetap memegang sisa rantai pada papan kayu yang penuh pedang.

"Bersiap!" Senja memberi peringatan seraya berlari melewati musuh yang sedang bertarung dengan Yoda, satu orang dapat dia lewati dengan mudah, sementara yang lainnya masih fokus dalam melawan Yoda.

Ketika Senja merasakan rantai tertarik dan telah mencapai batasnya, dia berbalik menghadapi pria pendek yang mengejarnya dan dengan seluruh kekuatannya dia menarik rantai itu.

"Yoda! Minggir!" Senja berteriak keras-keras.

Yoda yang tidak yakin dengan apa yang terjadi segera menghempaskan tubuhnya ke sisi kiri.

Dengan suara berdesir papan kayu penuh pedang tersebut bergerak maju dengan cepat karena Senja telah menarik rantai di tangannya yang terhubung dengan papan penuh pedang, menusuk apapun yang ada di depannya.