Chereads / Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA- / Chapter 20 - MAKANAN... MAKANAN... MAKANAN...

Chapter 20 - MAKANAN... MAKANAN... MAKANAN...

Ketika Senja mendengar kekeraskepalaan Letnan Utara, dia menghela nafas dalam. "Seratus persen yakin! Aku tidak tahu apapun!" pernyataan tersebut bukanlah kebohongan, kemudian dia menambahkan. "Sekarang aku boleh mendapatkan makanan?"

Letnan Utara menarik- narik rambutnya dengan frustasi.

"Satu pertanyaan lagi."

"Apa?" tanya Senja dengan tidak bersemangat. Sangat menyebalkan ketika seseorang terus bertanya ketika kau sedang lapar.

"Kau tahu Xiao Tianyao?"

"Tidak!"

"Kau yakin?"

"Ya!"

"Dia adalah pangeran kedua dari kerajaan ini, tangan kanan dari Komandan Utama, orang ketiga dengan status tertinggi di kerajaan ini!" Letnan Utara berbicara dengan cepat.

"Pria itu terdengar hebat…" Senja mengusap dagunya sambil termenung. Pria bernama Xiao Tianyao memiliki banyak status. Komandan? Dan juga pangeran kedua? Status semacam itu sangatlah hebat di zaman seperti ini, kan?

Senja adalah pembaca novel dengan genre sejarah, maka dari itu dia dapat menebak seberepa penting orang ini.

"Bukan 'pria itu', kau harusnya memanggil dia pangeran kedua!" Letnan Utara memarahi Senja dan menambahkan. "Kau sepertinya benar- benar tidak tahu sama sekali mengenai peraturan di dunia ini. Tidak ada perempuan di dunia ini yang tidak tahu mengenai dia."

Yah, kau tidak bisa menyalahkan aku, aku bahkan bukan dari dunia ini.

"Jadi, aku bisa makan sekarang?"

Letnan Utara menhela nafas lagi dan berjalan menuju arah yang berbeda. "Ikuti aku."

Senja kemudian mengikutinya dengan senang hati.

Makanan… makanan… makanan…

Senja bernyanyi di dalam hatinya sambil memegangi perutnya yang keroncongan.

Tapi, kemudian Letnan Utara kembali berhenti berjalan seolah dia mengingat sesuatu lagi.

"Buka bajumu dan tunjukkan pundakmu padaku."

Senja membelalakkan matanya dengan bingung.

Apakah dia memintaku untuk menunjukkan pundakku padanya sebagai ganti makanan? Semalam ketika aku meminta seseorang untuk mengikat rambutku, pemuda itu malah memanggilku 'tidak tahu malu', tapi sekarang pria ini justru memintaku untuk menunjukkan pundakku? Bukannya di zaman ini mereka sangat conservative?

Walaupun Senja berpikir demikian, tapi dia sama sekali tidak keberatan untuk menunjukkan pundaknya pada Letnan Utara.

Biar bagaimanapun juga, Senja adalah gadis modern dimana dia terbiasa memakai pakaian yang sedikit terbuka. Senja bahkan tidak masalah dengan mengenakan bikini, jadi permintaan ini sama sekali tidak masalah baginya.

Dengan santai, Senja menarik pakaian yang dia kenakan untuk menunjukkan pundak kanannya, tapi sebelum pundaknya dapat terlihat, Utara sudah berteriak padanya.

"Apa yang kau lakukan?!"

Senja mengangkat kepalanya dan melihat ekspresi terkejut di wajah Letnan Utara. Dia kemudian mengerutkan alisnya dan memandangnya dengan polos.

"Kau memintaku untuk menunjukkan pundakku padamu." Senja mengatakan fakta.

"…Ya, tapi…" Letnan Utara gugup dan dia mengalihkan pandangannya. "Bagaimana mungkin kau melakukannya begitu saja?! Apakah kau tidak punya harga diri?!"

"Apa lagi sekarang?!" Senja kesal seraya dia berteriak. "Aku telah membantumu dengan masalah kalian. Kau bertanya dan aku menjawab semua pertanyaanmu. Kau memintaku untuk menunjukkan pundakku dan aku lakukan! Apa yang salah denganmu?!" Senja sangat marah.

Kata- kata yang mengatakan kalau perut lapar maka emosi bisa memuncak merupakan suatu kebenaran. Senja kini sangat sensitive dan tidak dapat berpikir dengan benar.

"Aku lapar! Tidak, aku kelaparan! Kau tidak memberikan aku makanan sejak kemarin dan aku tidak bisa tidur dengan nyaman karena tanganku diikat. Kau menanyakan banyak pertanyaan sejak pagi. Aku harus terus berbicara untuk meyakinkan kalian berdua kalau aku bukanlah mata- mata dari kerajaan lain dan sekarang kau mengatakan sesuatu mengenai harga diri?! Bukannya kau yang memintaku untuk melakukan itu?!"