Pagi hari saat akan memulai pekerjaannya, Nindy memberikan sebuah undangan untuk Andrew.
"Pak Andrew, ini ada undangan makan malam dari Gunawan Corp," ucap Nindy sambil memberikan undangan yang dibawanya.
"Terimakasih Nindy," jawab Andrew.
Andrew pun membuka undangan itu.
"Acaranya di The Java Hotel Solo, aku bisa mempertemukan Clarissa dengan Melissa. Seperti yang telah aku janjikan." Andrew pun menaruh undangan di atas mejanya.
Andrew ingin segera memberitahukan kepada Clarissa tentang undangan ini. Sayangnya hari ini Clarissa tidak pergi ke kantor. Tadi pagi dia meminta ijin untuk menemui dosen di kampusnya. Andrew memeriksa beberapa laporan keuangan perusahaan. Hingga tanpa terasa, waktu sudah tengah hari. Andrew pergi ke kampus untuk menjemput istrinya.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, setelah 30 menit mengemudi sampailah di parkiran kampus Clarissa. Dia pun mengirimkan pesan kepada istrinya. Tak lama setelah itu Clarissa datang.
"Mas sudah lama menunggu Clarissa?" tanyanya.
"Baru 10 menit Sayang. Ayo masuklah, aku akan membawamu ke suatu tempat." Setelah Clarissa duduk, Andrew melajukan mobilnya ke pusat kota Jogja.
Clarissa masih belum tau, kemana Andrew akan membawanya. Hingga mobil berhenti di sebuah butik yang cukup ternama di kota itu.
"Kenapa kita berhenti di sini Mas?" tanya Clarissa.
"Kita masuk dulu, nanti kamu akan tahu." Andrew menggandeng tangannya.
Seorang pelayan toko menyambut kedatangan mereka. Andrew juga terlihat cukup akrab dengan beberapa karyawan. Clarissa juga heran menatap suaminya itu.
"Tuan Andrew, saya akan memanggil Nyonya Sonya sebentar," ucap salah satu karyawan butik.
"Jangan lama-lama," jawab Andrew dengan nada menggoda karyawan itu.
Tak menunggu lama, Sonya keluar dari ruangannya. Senyuman yang tulus terpancar dari wajahnya.
"Sayang kenapa tak mengabari Ibumu ini kalau mau kesini?" sapa Sonya sambil memeluk Clarissa.
"Clarissa juga tidak tahu kalau Mas Andrew mengajak ke butik ini," jawab Clarissa dengan ramah.
"Ibu, tolong carikan gaun yang cocok untuk wanita cantik di sampingku ini. Minggu depan aku akan membawanya makan malam perusahaan Melissa," jelas Andrew.
"Yang benar Mas? Akhirnya Clarissa bisa bertemu dengan wanita yang dicintai Mas Andrew." Clarissa terlihat semangat dan senang.
"Dasar wanita aneh, mau dipertemukan dengan mantan kekasih Suaminya kok bisa sebahagia itu," gerutu Andrew sambil menatap istrinya.
Clarissa mulai memilih beberapa model gaun untuk dicoba. Sudah mencoba beberapa kali, namun tidak ada yang cocok untuknya. Sonya pun keluar dengan membawa gaun berwarna hitam di tangannya.
"Sayang cobalah ini, Ibu sangat yakin ini cocok untukmu." Sonya memberikan gaun itu kepada menantunya.
Ternyata benar gaun itu sangat pas dipakai oleh Clarissa. Seolah gaun itu memang sengaja dibuat untuknya.
"Terimakasih Ibu, Clarissa sangat menyukai gaun ini," ucap Clarissa dengan mata yang berbinar.
Setelah menemukan gaun yang cocok untuknya, Andrew dan Clarissa pamit pulang. Clarissa terlihat senang, entah karena gaunnya atau karena pertemuannya dengan Melissa. Andrew juga sangat heran, Bagaimana istrinya bisa sebahagia itu.
Seminggu pun berlalu, malam ini adalah malam dimana Gunawan Corp akan mengadakan makan malam bersama. Siang harinya, Andrew dan Clarissa sudah berangkat ke Solo. Sampai di Solo, mereka menyewa kamar di The Java Hotel Solo. Paling tidak mereka berdua bisa istirahat dulu, sebelum acara dimulai.
Clarissa sudah bersiap dengan dress warna hitam yang sangat cantik. Dengan sedikit makeup natural membuat wanita itu terkesan elegan. Andrew juga sudah bersiap dengan setelan jas warna hitam.
Keluar dari kamarnya, Andrew menggandeng tangan istrinya menuju Ballroom The Java Hotel. Suasana sudah sangat ramai, acaranya terlihat mewah dan mengesankan. Dari kejauhan terlihat Melissa dan David sedang menyambut para tamu. Andrew pun menghampiri dan menyapanya bersama istrinya.
"Apa kabar David & Melissa," sapa Andrew pada pasangan di depannya.
"Andrew lama tidak berjumpa." David balas menyapanya dengan ramah.
"Siapa wanita cantik disampingmu ini? Kamu tak ingin mengenalkan padaku." Melissa bertanya dengan wajah cantiknya.
"Dia Clarissa, istriku," jawab Andrew.
"Hallo Kak. Senang bisa berjumpa dengan teman Mas Andrew." Clarissa terlihat senang dengan pertemuan ini.
"Istri? Kenapa tak mengundang aku dan Mas David ke pernikahan kalian?" Melissa sengaja menunjukkan muka cemberutnya.
"Kami menikah dengan sederhana, hanya di hadiri oleh keluarga," jawab Andrew.
"Nikmatilah acaranya, aku akan menyambut tamu yang lain," ucap Melissa sebelum dia pergi untuk menyambut tamu undangan yang baru datang.
Andrew pun mengajak Clarissa duduk sambil menikmati hidangan yang disajikan.
"Mas, Kak Melissa sangat cantik ya. Dia juga terlihat ramah. Pantas saja dulu Mas Andrew sangat mencintainya." Clarissa masih terus memandangi Melissa bersama suaminya.
"Apa Sayang cemburu dengan Melissa?" tanya Andrew.
"Aku percaya Mas Andrew sangat mencintaiku," jawab Clarissa dengan senyum hangat.
Clarissa mulai memandang sekeliling ballroom. Namun tatapan matanya berhenti di satu titik yang tidak jauh dari tempat mereka duduk.
"Mas, aku merasa familiar dengan lelaki yang menggendong anak perempuan itu," ucap Clarissa sambil memandang ke arah lelaki yang menggendong seorang anak.
"Apa dia salah satu orang yang menyewa jasamu? Dia Randy, kakak ipar Melissa." Jawab Andrew sambil sedikit kesal, curiga terhadap istrinya.
"Benarkah itu Kak Randy? Antarkan aku menyapanya Mas." Clarissa terlihat bersemangat begitu melihat Randy.
Melihat tingkah Clarissa, Andrew sedikit cemburu. Namun dia tetap menemaninya menemui Randy.
"Kak Randy. Apa kabar?" Clarissa langsung memeluk lelaki di hadapannya.
"Clarissa ... Aku sudah lama mencarimu," sahut Randy lalu kembali memeluknya.
Andrew yang melihat pemandangan di depannya, terbakar cemburu. Bagaimana istrinya bisa memeluk lelaki lain dihadapannya. Dia kesal, namun tak mungkin menunjukkannya.
"Bagaimana kamu bisa bersama dengan Andrew?" tanya Randy pada Clarissa.
"Mas Andrew adalah suamiku. Kami menikah beberapa bulan yang lalu," jawab Clarissa.
"Andrew! Bagaimana kamu menikah dengan sepupuku tanpa mengabari aku? Harusnya kau meminta ijin dulu dariku." Randy terlihat kesal menatap Andrew.
"Apa! Sepupu? Aku benar-benar tidak tahu, kalau Clarissa sepupu Kak Randy." Andrew terkejut dengan apa yang didengarnya.
"Clarissa adalah anak dari Om ku. Namun setelah kepergian kedua orangtuanya, Clarissa menghilang bak ditelan bumi. Aku sudah mencari Clarissa sampai ke Jogja. Tapi entah dimana gadis ini menyembunyikan dirinya." Randy pun mengelus rambut Clarissa.
Andrew masih tidak percaya dengan apa yang sudah didengarnya. Bagaimana bisa Clarissa dan Randy masih keluarga dekat. Seakan takdir telah mempermainkan dirinya. Dulu Andrew mati-matian mengejar adik ipar Randy, sekarang dia justru menikahi sepupu Randy. Andrew ingin memukuli kepalanya sendiri. Dunia terlalu sempit untuknya melarikan diri dari Melissa.
"Pulanglah ke Semarang, aku sudah mengambil alih perusahaan Papamu yang sempat hampir bangkrut. Mulai sekarang aku bisa menyerahkan kembali padamu Clarissa. Itu semua adalah milikmu," ucap Randy.
"Aku ingin selalu bersama Mas Andrew. Kalaupun aku kembali ke Semarang, aku akan membawa suamiku bersamaku," jawab Clarissa dengan tatapan mata yang memandang Andrew.
Andrew pun lega, ternyata Randy bukan teman kencan Clarissa. Ucapan Clarissa yang terdengar sangat menginginkan dirinya selalu bersamanya, membuat Andrew semakin mencintainya.