Chereads / PROMISE (a way to find a love) / Chapter 20 - Let's not fall in love

Chapter 20 - Let's not fall in love

Rayhan baru akan melangkah menuju mobilnya yang terparkir di tempat parkir setelah semalaman ia tidak pulang karena gelisah menunggu kabar dari Rose yang tiba-tiba menghilang dan tidak mengangkat teleponnya sama sekali terlebih kalimat yang dikatakan William terus terngiang-ngiang dalam pikirannya dan mengganggunya, membuatnya semakin mengkhawatirkan keadaan Rose.

"Aku akan menandainya." Rayhan bahkan merasa sakit dalam hatinya hanya dengan mengingat kalimat menjijikkan itu.

Dengan wajah kusut, Rayhan melangkah malas menuju mobil sportnya yang berwarna putih tapi kemudian langkahnya terhenti kelika melihat mobil Rose yang bergerak masuk kedalam tempat parkiran.

Dengan perasan senang bercampur lega, Rayhan melangkah cepat mendekati mobil Rose sampai kemudian langkahnya tiba-tiba terhenti.

Sebuah pemandangan yang merusak mata serta melukai hatinya terlihat langsung olehnya dengan sangat jelas.

Rose bersama dengan pria itu lagi yaitu William dan terlihat pria itu bergerak mendekati Rose lalu kemudian mencubit pipi Rose.

Tapi mengapa Rose tidak marah dan malah terkesan menikmati sentuhan pria itu? Bahkan Rose terlihat memasang wajah manja pada William.

Dada Rayhan langsung terasa sesak, ia menahan air matanya agar tidak menetes lalu kemudian terlihat Rose bergerak keluar, dengan cepat Rayhan bersembunyi di balik tembok agar tidak terlihat oleh Rose.

"Aku tahu aku tampan sayang, terima kasih pujiannya!"

Hati Rayhan seperti hancur berkeping mendengarnya, Rose memuji pria itu? Mengapa Rose melakukan itu?

Rayhan masih menahan air matanya serta rasa sakit di dadanya yang menyeruak memenuhi tubuhnya ketika terlihat Rose melangkah melewatinya dengan wajah tersenyum.

Hati Rayhan masih sangat sakit karena merasa cemburu dan melihat Rose begitu senang rasanya hatinya mendadak membeku.

Rayhan kemudian melangkah cepat menyusul langkah Rose tapi Rose masih tetap tidak menyadari keberadaannya sampai Rayhan memasuki lift dan Rose masih dengan wajah senangnya memasuki lift tanpa menyadari jika Rayhan berada dibelakang tubuhnya.

Hati Rayhan sakit, ia cemburu sekaligus merasa takut kehilangan Rose.

Tanpa bersuara, Rayhan langsung merengkuh tubuh Rose dan membawanya dalam dekapannya, meletakan lengannya diatas dada Rose lalu mendekatkan wajahnya dengan wajah Rose walaupun ia harus sedikit menunduk.

Air matanya sudah tidak terbendung lagi hingga tidak kuasa menetes di curuk leher Rose.

"Sepertinya sangat menyenangkan bagimu diantar dengan seorang pria yang dengan bebas menyentuh wajah mu, aku sampai tidak terlihat olehmu." Ucap Rayhan berbisik dengan suara lirih.

"Ah atau mungkin kamu sudah membuang ku dari hatimu jadi kamu sudah tidak mengenaliku lagi." Lanjutnya dengan hati yang semakin terasa sakit.

"Apa arti diriku dimatamu sekarang?" Tanya Rayhan lagi.

"Aku tidak ingin mempercayainya tapi kamu terlihat bahagia bersamanya, lantas aku harus menempatkan diriku diposisi mana?" Ucap Rayhan pilu, tangannya perlahan melepaskan Rose, ia kemudian berbalik dan memukul dinding lift dengan sangat kuat hingga membuat buku-buku jarinya berdarah.

"Jangan katakan jika aku salah mengerti lagi sekarang!" Bentak Rayhan membuat Rose merasa takut seketika.

Rayhan kemudian kembali mendekati Rose yang masih mematung sambil menangis, ia merasa sangat bersalah kepada Rayhan kini.

"Katakan padaku..." Rayhan menatap Rose dengan mata memerah dan sembab sambil mencengkram lengan Rose kuat-kuat.

"Kamu tidak akan menikahinya dan meninggalkanku kan? Katakan padaku jika hanya aku yang akan menjadi suamimu! Katakan jika kamu hanya mencintaiku!" Teriak Rayhan, cemburu menguasainya hingga ia menjadi kalut dan meneriaki Rose dengan sangat kencang.

"Mengapa kamu hanya diam? Apa kamu bisu!" Teriak Rayhan sekali lagi yang membuat Rose semakin merasa ketakutan, ia merasa sangat takut karena dulu saat kecil kedua orangtuanya selalu meneriakinya seperti Rayhan meneriakinya saat ini.

"Tolong jangan meneriaki ku..." Mohon Rose dengan suara bergetar, tubuhnya sudah lemas karena merasa ketakutan.

"Kenapa? Kamu takut padaku? Atau kamu merasa bersalah karena telah mengkhianati ku? Aku setengah mati mencemaskan mu tapi kamu malah sangat menikmati bersama pria asing itu? Apa karena dia kaya? Apa karena aku hanya anak yatim piyatu jadi hati dan perasaanku tidak berharga? Aku tidak pantas untukmu?" Teriak Rayhan membabi buta, tidak perduli jika Rose sudah menangis terisak sambil berusaha menutupi telinganya karena ketakutan.

Merasa kesal karena Rose tidak menjawab satupun pertanyaannya membuatnya tanpa segan mendorong tubuh Rose hingga Rose terjatuh dan membuat pergelangan kakinya yang terkilir kembali tertimpa tubuhnya.

Rose semakin menangis sambil berusaha untuk bangkit tapi kakinya terasa sangat sakit hingga ia tidak sanggup untuk berdiri.

"Mengapa kamu memperlakukan ku seperti ini?" Tanya Rose lirih, ia memberanikan diri menatap wajah marah Rayhan.

"Aku tidak pernah sekalipun memandang dirimu hina tapi mengapa kamu memperlakukanku seolah aku adalah wanita jalang? Kamu bisa bertanya dengan baik-baik kepada ku tanpa perlu meneriakiku! Tanpa perlu bersikap kasar padaku!" Ucap Rose lagi, ia mulai memekik karena tidak terima dengan perlakuan Rayhan.

"Hatiku sakit bukan karena aku diperlakukan dengan tidak baik tapi hatiku sakit karena orang yang aku cintai yang melakukan itu semua padaku!" Ucap Rose lagi, ia merasa sangat kecewa dengan sikap Rayhan padanya saat ini hingga merasa harga dirinya terluka.

Perkataan Rose membuat Rayhan tersadar, ia sudah sangat keterluan pada Rose bahkan hingga tega meneriakinya dan mendorongnya.

Cemburu menguasainya dan sekarang penyesalan merasukinya, kakinya mendadak lemas, Rayhan bersimpuh sambil menangis dihadapan Rose.

Bunyi suara pintu lift yang terbuka tidak menghentikan Isak tangis mereka.

"Maafkan aku..." Ucap Rayhan lirih, ia bergerak mendekati Rose sambil merangkak tapi seseorang menghalanginya.

"Ayo kita pulang." Ucap William, suaranya terdengar tenang ketika ia menggendong tubuh Rose dan membawanya keluar dari dalam lift.

Rose hanya dapat menangis dan menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang William sementara Rayhan masih bersimpuh dan menangis sampai pintu lift kembali tertutup.

Rose tidak tahu jika William akan tiba-tiba datang dan membawanya keluar dari situasi yang menyeskakan dadanya.

"Aku kembali karena ingin meminta nomor ponselmu." Ucap William menjelaskan kenapa ia bisa tiba-tiba datang seperti seorang penyelamat.

William memang mengejar langkah Rose untuk meminta nomor ponselnya, tapi Rose sudah keburu masuk kedalam lift jadi ia memutuskan menyusul Rose dengan menaiki anak tangga dan tepat di lantai tiga akhirnya pintu lift terbuka dengan sendirinya dan betapa terkejutnya William melihat Rose yang duduk menangis didalam lift bersama dengan seorang pria yang terlihat berlutut sambil menunduk. Tanpa berpikir lagi, William segera menghampiri Rose dan membawanya pergi.

"Kakimu sakit sekali ya? Sudah jangan menangis lagi nanti aku akan mengobati kakimu lagi." Ucap William lagi, walaupun William tahu pasti Rose dan kekasihnya baru saja bertengkar melihat bagaimana mereka tadi menangis tapi William sengaja tidak bertanya tentang apa yang terjadi.

"Sakit sekali, aku tidak menyangka rasanya sangat sakit sekali."

"Aku akan menyembuhkan lukamu..."

Mendengar ucapan William, Rose seketika tertegun, ia mengangkat kepalanya dan menatap William yang tidak terlihat lelah sama sekali walaupun harus menuruni tangga dengan menggendongnya.

"Yang aku tahu cinta tidak pernah semenakutkan ini." Ucap Rose pelan.

"Yang aku tahu cinta selalu membuatku tersesat." Sahut William.

Melihat keadan Rose saat ini membuat William semakin ingin membahagiakan Rose. Rose seperti cerminan dirinya, mungkin dengan membahagiakan Rose maka ia juga akan menemukan kebahagiaannya sendiri yang sudah lama menghilang.

"Jika cinta selalu berakhir menyakitkan, ayo kita tidak saling jatuh cinta."

...