Chereads / WITCH'S LOVE / Chapter 7 - Penyihir yang tidak tahu malu

Chapter 7 - Penyihir yang tidak tahu malu

"Apa dia menemukan sesuatu?" Pangeran Andreas menaiki tangga menuju tebing tinggi bersama pengawalnya. Statusnya sebagai seorang pangeran mau tidak mau membuat semua orang tunduk.

Ratu Valerie memilik dua orang anak dari pernikahan yang berbeda, Andreas terlahir dari seorang manusia, sedangkan sang adik, Alita, terlahir dari hubungan Valerie dengan seorang Vampir.

Kedua suami Valerie tidak hidup lama setelah pernikahan, mereka meninggal tepat pada saat anak-anak mereka lahir. Ada banyak rumor yang berkembang bahwa semua itu adalah bagian dari rencana Valerie untuk mendapatkan takhta.

Andreas tidak terlalu peduli dengan rumor yang beredar, begitu pula dengan Alita, sifat mereka saling bertolak belakang, Andreas haus kekuasaan dan penuh ambisi, sedangkan Alita pendiam dan selalu mengisolasi diri.

Mereka berdua memang tidak pernah dekat satu sama lain, tidak pernah saling bertegur sapa, Valerie pun tidak peduli dengan hubungan mereka.

Andreas berjalan dengan angkuh, ia sudah memiliki apa yang ia mau, pedang perak kesayangan Thomas sudah berada dalam genggamannya, Ia juga telah memiliki kendali penuh atas pasukan kerajaan, dalam seminggu ini, ia sudah memerintahkan banyak orang untuk mencari keberadaan Thomas.

Ia sangat bernafsu membunuhnya.

"Kyle!" serunya tidak sabaran.

Di atas dahan sebuah pohon, berdiri seseorang wanita, begitu ia melihat Andreas, ia langsung melompat turun.

Wanita itu mendarat di hadapan Andreas dengan sayap terentang lebar, dia adalah Harpy, sosok manusia setengah burung, tubuhnya memiliki tubuh manusia pada umumnya, hanya saja pada bagian punggung, telinga dan kepala terdapat bulu-bulu halus berwarna hitam kehijauan, wajahnya dingin dan rahangnya tegas.

Dalam kerajaan Megalima, ras Harpy di tempatkan sebagai bagian dari pasukan perang udara. Sedangkan di darat terdapat manusia, centaurs dan Orc.

"Hormat saya yang mulia," ucap Kyle, nama Harpy itu, sedikit membungkuk, sayap hitam di belakang punggungnya mengibas dengan indah, membuat siapa pun yang melihat akan terpana oleh kecantikan ras Harpy.

"Kami sudah mencari ke segala penjuru negeri, belum ada tanda-tanda Pangeran Thomas ditemukan." Kyle berdiri tegak dan menatap Andreas.

Andreas hanya menghembuskan napas panjang, tidak menduga jika Thomas dapat menyembunyikan dirinya dengan baik meski sedang sekarat.

"Hanya saja kami menerima laporan tentang pembunuhan manusia pada sebuah Bar di desa Utara. Dilihat dari kondisi mayat yang mengering, sepertinya itu dilakukan oleh seorang penyihir."

"Penyihir?"

Penyihir adalah ras paling sedikit di kerajaan Megalima, selain para penyihir putih yang tersisa, yang lainnya hanyalah penyihir kelas rendah, tidak ada penyihir yang bisa membunuh manusia, hal itu sudah lama tidak terjadi selama beberapa dekade terakhir.

"Kita ke sana," putus Andreas, ia mendengar jika Thomas melarikan diri dengan rune sihir, mungkin saja kasus di Bar desa Utara itu memiliki kaitan dengan Thomas.

Kerajaan Megalima terdiri dari empat wilayah, yaitu utara, selatan, timur dan barat, dinamai sesuai nama mata angin.

"Baik, yang mulia." Kyle merentangkan sayapnya dan segera terbang diikuti Harpy lainnya, melayang di atas langit.

Andreas turun dan menaiki kudanya, kemudian memacunya pergi bersama pengawalnya menuju Bar desa Utara.

***

Thomas terbangun dengan linglung, matahari belum bersinar sepenuhnya, hawa dingin masih menyusup sampai ke tulang, ia merasakan pusing karena bangun tiba-tiba.

Ini adalah rekor bangun yang sangat cepat untuknya setelah dikutuk, biasanya ia akan bangun setelah matahari mulai meninggi, kebiasaannya telah berubah menjadi kebiasaan anak kecil.

Thomas menggerutu, merasakan kakinya mati rasa ditindih oleh Litzy. Anjing hitam itu dengan susah payah didorongnya, hanya bergeser sedikit lalu berguling lagi ke arah Thomas, mencari kehangatan.

"Itu adalah lompatan terhebat dalam hidupku!"

Ia melihat Iris tengah bercakap-cakap dengan sosok serigala besar berbulu abu-abu, wanita itu sesekali mengelus-elus bulu di punggungnya.

Entah kenapa ia merasa iri.

Iris memang sering mengelus kepalanya tapi tidak dengan tatapan penuh damba yang saat ini ditujukan untuk sosok manusia serigala itu, pipinya bersemu merah, bibirnya tidak luntur oleh senyuman.

"Apakah kita akan bertemu lagi?" Iris bertanya dengan nada tidak rela, serigala itu hendak menjauh tetapi selalu ditahan-tahan Iris.

Morgan menghela napas panjang, baru kali ini ia menemui penyihir yang cerewet kelewat batas. Dengan kesal ia kembali merubah dirinya menjadi manusia.

"Jangan menghalangiku," ucap Morgan dingin, namun Iris malah tersenyum lebar, keinginannya tercapai, wanita itu awalnya malu-malu bersikap dengan Thomas namun sekarang Iris sepertinya tidak memiliki malu.

Tangannya tanpa ragu menyentuh perut Morgan, meraba-rabanya,

Morgan mendengus, mengambil tangan Iris, ia terganggu dengan kelakuan Iris, aroma mawar pekat dari tubuh penyihir ini juga sangat mengganggunya, semakin lama bersama Iris membuat kepalanya pening.

"Kenapa terburu-buru?" Iris menatap Morgan dengan mata bulat berkilauan, penyihir ini sepertinya mempunyai seribu satu cara untuk membuat hati Morgan luluh, seperti ada magnet yang menarik Morgan tidak dapat beranjak dari di dekat Iris.

Terlalu lama bersama Iris, ia bisa disihir wanita ini.

"Iris?" Thomas melengkungkan bibirnya menyapa Iris, bangun-bangun sudah disuguhi kedekatan Iris dengan orang asing, ia merasa terabaikan.

"Tomy kau sudah bangun!" Iris berseru, tapi ia tidak beranjak dari sisi Morgan, malah memegang laki-laki itu.

"Ya, aku baru sa ..."

"Siapa makhluk lemah ini?" Morgan memotong ucapan Thomas dengan sinis.

Ia menatap tubuh Thomas dari atas ke bawah, kecil, kurus dan rapuh. Morgan membenci itu, terlebih lagi ia seorang manusia, Morgan benar-benar membencinya.

"Aku?" Thomas menunjuk dirinya sendiri, kesan pertama ia langsung tidak menyukai Morgan, laki-laki ini terlalu tampan, ia mengalahkan Thomas dalam segala hal sekali lihat, tubuh kekarnya, tingginya dan kaki-kaki panjang itu, Thomas tidak suka!

Terlebih lagi ia sekarang berwujud anak kecil.

"Dia adalah Tomy, pasanganku!" Iris menyahut tanpa beban, ia menarik Thomas mendekat.

"Ha.. Halo?" Thomas menyapa ketika punggungnya ditepuk Iris, berlaku seperti ibu yang menyuruh anaknya berkenalan.

"Morgan," sahut Morgan dingin, melirik Iris, keningnya berkerut.

Penyihir ini sepertinya tidak tahu apa arti pasangan, dia tidak mengerti.

"Tomy, Morgan, ku harap kalian bisa berteman baik, seperti aku dan Litzy!"

"Cih," Morgan membuang muka, melihat wajah Iris yang cantik, lebih baik dari pada melihat Thomas. Sebagai seorang manusia serigala, ia terbiasa hidup keras dan saling bersaing, menjadi lemah adalah hal yang paling ia hindari sepanjang hidupnya.

"Aku harus pergi." Morgan menyentakkan tangan Iris kasar, Thomas melotot tidak terima, mendongak. Iris yang melihat itu langsung mencubit pipi Thomas dengan gemas.

"Terima kasih, Morgan." Iris melambai, tersenyum lebar, penyihir itu tidak terlihat sakit hati sama sekali. Morgan menatap Iris sebentar, lalu berbalik. Tubuhnya perlahan berubah menjadi serigala abu-abu besar, tanpa menoleh ia melompat menjauh.

Iris tiba-tiba merasa hampa dengan kepergian Morgan, sedangkan Thomas merasa kesal tanpa alasan, ia melengkungkan bibirnya, cemberut.

"Tomy, bukankah dia sangat seksi?" Celutuk Iris, Thomas tak menyahut, ia menarik tangannya dan menjauh.