Tidak disangka, karena bola basket itu, Ye Qiao malah bertemu dengan Lu Beichi dan kawan-kawannya. Malahan pandangan sekelompok lelaki ini menatap dengan penuh ketertarikan.
Padahal di kehidupan sebelumnya, mereka sangat membenci Ye Qiao. Sekarang, wajah muda mereka yang penuh energi, sekarang terlihat imut.
Sebenarnya mereka tidak jahat, kompak, setia kawan, dan tidak pernah menyakiti perempuan. Mereka membenci Ye Qiao karena Ye Qiao telah dihasut oleh Shen Xichuan untuk berkhianat dan menyerang mereka.
"Oh, dulu kalau bertemu kami, kau selalu menghindar seperti tikus bertemu kucing. Sekarang sedikit berani, ya." Walaupun Qiang Zi anggota yang paling muda, tapi lelaki itu yang paling liar. Setiap ada perkelahian, Qiang Zi yang selalu menjadi jagoan terdepan.
"Heh pengkhianat, kau sudah berdiskusi untuk menyerang kami, kan? Tadi aku melihatmu bersama Li Yun!" Chen Tao, cucu kecil Tuan Chen, tampak seperti bajingan yang menantang Ye Qiao.
Ye Qiao tersenyum, tangannya terlipat dadanya, "Qiang Zi, siapa yang kau maksud 'tikus' itu? Dulu aku tidak peduli pada kalian, bukan takut! Chen Tao, kau itu bicara pakai otak tidak, sih? Kemarin, saat kalian berkelahi dengan Shen Xichuan, apa kalian melihat aku membantunya? Kalau aku masih bersama mereka, apa kalian masih bisa bermain basket di sini seperti orang lain? Justru kalian sudah dikurung orang tuaku dan tidak bisa bertemu dengan siapapun!"
"Ye Qiao! Kau masih tidak punya malu untuk bicara. Setiap kita berkelahi, kau selalu lari lapor ke kakekmu, kau tidak punya malu, ya? Kau ini pengkhianat yang menjijikan!" Lu Beichi yang memakai kaos biru putih garis-garis berhenti memutar bola basketnya.
"Ya! Ye Qiao, kau sungguh menjijikkan! Mentang-mentang kau perempuan, para lelaki jadi tidak berani memukulmu, kan?" Ujar kawan Lu Beichi yang kulit hitam. ketika bicara, gigi dan bola matanya nya terlihat sangat putih.
Sebenarnya, Ye Qiao ingin sekali meminta maaf pada mereka. Ia mengakui bahwa dirinya sangat bodoh, terutama karena melaporkan mereka ke kakeknya setiap hari demi Shen Xichuan brengsek itu.
"Itu semua sudah berlalu, mau diapakan lagi? Malam ini, pegang kata-kataku! Nanti, kalau aku membantu Shen Xichuan lagi, namaku akan kubalik menjadi Qiao Ye!" Ujar Ye Qiao. Jika namanya dibalik, nama itu kembali seperti nama Ye Qiao yang dulu.
"Hei lihat! Sifat gadis ini berubah, kalian harus percaya itu! Lihatlah bajunya, cara bicaranya, sikapnya, apakah seperti Ye Qiao si gadis udik itu?" Cheng Dafei membantu Ye Qiao bicara. Ketika ia bicara, pipinya tampak tersipu.
Apakah Cheng Dafei rapuh dan gila karena kemarin semakin tersipu melihat Ye Qiao?
Ya, Cheng Dafei sendiri seperti melihat dewi. Hatinya pun berdebar.
Ia juga memberikan perlindungan yang tidak bisa dijelaskan pada gadis itu!
"Dafei cerdas!" Puji Ye Qiao padanya. Ia pun mendapati wajah lelaki itu memerah seperti lobster yang matang.
"Oke! Ye Qiao, jangan menjadi iblis padaku lagi, kalau tidak, aku tidak akan membiarkanmu!" Lu Beichi memperingatkan.
Ye Qiao diam saja menatap Lu Beichi. Lelaki itu merasa seperti bisa membuat Ye Qiao berekspresi. 'Tunggu saja, Nak. Aku akan jadi kakak iparmu nanti. Mau tak mau kau harus patuh padaku!' batin Ye Qiao.
"Beichi, kulihat Ye Qiao benar-benar bertobat. Kita lanjutkan saja bermain basket!" Cheng Dafei menggeret bahu Lu Beichi.
Lu Beichi tidak bisa berbuat apa-apa pada Ye Qiao. Ia memilih untuk melanjutkan permainan basketnya. Melihat bayangan mereka pergi, Ye Qiao tertawa setelah membalik badan dan berjalan menuju rumah kakeknya.
Baru saja kembali bermain, Cheng Dafei merasakan sakit di perutnya karena berlari. Ia pun bergegas mengejar Ye Qiao.
"Ye Qiao! Ku antar kau! Tengah malam begini tidak aman untuk gadis yang berjalan sendirian!" Ujar Cheng Dafei sambil terkekeh. Tidak adanya lampu lapangan basket membuat wajah tersipunya tidak terlihat.
Tapi... tidak aman?
Komplek ini adalah perumahan teraman di kota J. Walaupun semalaman pintu rumah dibiarkan terbuka, tetap bisa dijaga petugas patroli yang tersebar di komplek ini.
Lagipula, dulu, di antara teman-teman geng Lu Beichi, Cheng Dafei lah yang paling sering menyakiti Ye Qiao.