Saat Lu Beixiao mendengar hal itu, betapa terkejutnya ia saat mengetahui bahwa Ye Qiao mengetahui nomor itu. Ye Qiao pun jadi merasa canggung karena tidak sengaja tergelincir mengucapkan nomor itu. Padahal seharusnya di kehidupan ini, ia belum tahu nomor pagar Lu Beixiao.
Melihat wajah heran Lu Beixiao, Ye Qiao menenangkan diri dan tersenyum.
"Teman sekelas perempuanku menanyakan nomor pagermu pada Lu Beichi, dan aku tidak sengaja mendengarnya." Ye Qiao asal berbohong demi melepas kecanggungannya.
"Bagaimana kau bisa mengingatnya dengan baik? Atau, kau sengaja mendengarnya?" Pertanyaan Lu Beixiao yang terakhir, seakan-akan menarik jantung dan paru-paru Ye Qiao.
Ye Qiao melangkah mundur, "E… tebak saja!"
Tebak? Lu Beixiao pun maju menghampiri.
"Kak Beixiao, jangan bergerak! Balikkan badan!" pekik Ye Qiao.
Lu Beixiao mengerutkan alis. Gadis bodoh ini sedang apa?
"Pulanglah, kumohon!" Ujar Ye Qiao dengan suara manja. Namun, apakah Lu Beixiao pun bisa menahan godaan dari Ye Qiao? Ia pun menuruti kata gadis itu.
Di malam musim panas ini, Ye Qiao bisa mendengar suara televisi yang sedang menayangkan serial Kera Sakti. Kera yang diberi gelar Orang Bijak yang Setara dengan Surga itu meneriakkan kata-kata khasnya, "Setan, mau kabur kemana kau?!"
Ketika mendongak, ia melihat bintang-bintang tersebar di hamparan langit. Di tahun ini, pencemaran udara belum begitu pekat, sehingga kita bisa melihat jelas legenda negeri ini yang berjudul "Lelaki Penggembala dan Gadis Penenun" di hamparan langit itu. Legenda itu berupa gugusan bintang yang membentuk lelaki penggembala sapi dan gugusan bintang yang membentuk gadis penenun, yang terpisahkan oleh baris bintang di langit malam ini.
Pandangannya pun jatuh pada bayangan sosok tinggi. Lelaki itu, lebih mempesona dan menawan dari bintang-bintang di langit.
Berbagai kenangan di kehidupan sebelumnya, terbesit di pikiran Ye Qiao. Ia pun berlari mengejar Lu Beixiao.
Ketika Lu Beixiao sudah berjalan pergi, tiba-tiba ia mendapatkan pelukan erat dari belakang. Kehangatan menyebar ke seluruh punggungnya yang keras. Sepasang tangan tipis melingkar di pinggangnya. Pelukan itu, membuatnya tertegun.
Wajah Ye Qiao menempel di punggungnya sambil memeluknya erat-erat. Akhirnya, lengkap sudah penyesalan di hatinya tentang kehidupan sebelumnya.
Lelaki yang dipeluknya, bukanlah batu nisan dingin Lu Beixiao, melainkan tubuh Lu Beixiao yang berapi-api, masih muda dan energik.
'Lu Beixiao, di kehidupan ini, aku akan menghargaimu dengan baik! Aku tidak akan melakukan kesalahan yang dulu lagi, aku tidak akan memarahimu lagi, aku hanya akan mencintaimu, menjagamu!' Ungkap Ye Qiao dalam hati.
"Gadis bodoh, baru saja satu hari kita mengenal satu sama lain, kau sudah agresif seperti ini?" Lu Beixiao merendah diri namun bangga.
"Hanya satu hari, kau sudah menciumku. Aku juga harus mendapat keuntungan dari itu!" Ujar Ye Qiao sambil menahan kesedihan.
Lu Beixiao langsung berbalik badan, otomatis Ye Qiao melangkah mundur. Lu Beixiao tersenyum, "Kau tidak membalas ciumanku?!"
'Gadis bodoh, apa untungnya memeluk Lu Beixiao? Dia itu sangat bajingan!' Pikir Lu Beixiao yang mencaci dirinya
"Tunggu kau kembali dulu. " Jawab Ye Qiao dengan menja.
"Dasar gadis bodoh, akan aku ingat kata-katamu ini. Saat aku kembali ke sini lagi, awas saja bila kau tidak berani menciumku!" Lu Beixiao memandang penuh ancaman.
"Hm, nanti aku harus mengambil keuntunganku!" Ucap Ye Qiao tanpa malu, lalu berlari sampai ke halaman rumahnya.
"Kak Beixiao! Aku akan menghubungimu! Selamat malam!" Karena takut mengagetkan Kakek Ye serta Kakek dan Nenek Lu, Ye Qiao berkata seolah-seolah sedang berteriak.
"Iya sayang!" Tidak ada yang menyangka, tapi suara Lu Beixiao memang sangat keras.
Suaranya bisa dibilang bisa menggoncangkan bumi dan langit.
"Beixiao bicara dengan siapa?"
"Sepertinya sedang berbicara dengan seorang gadis!"
Mendengar suara Kakek dan Nenek Lu, Ye Qiao segera masuk ke halaman.
"Beixiao, bicara dengan siapa kau?" baru saja masuk rumah, nenek Lu Beixiao mengintrogasinya.
Mendengar suaminya mengatakan Lu Beixiao bicara dengan seorang gadis, nenek Lu gembira yang tidak terkira. Akhirnya cucunya mau berhubungan dengan seorang gadis?
Di dalam rumah, kakek Lu duduk di kursi sambil mengibaskan kipas di tangannya. Di atas meja terdapat beberapa irisan buah semangka. Kelihatanya beliau tidak peduli dengan sekitar, tapi sebenarnya ia mendengarkan hal yang barusan terjadi.
"Dia calon cucu menantu kakek." Ujar Lu Beixiao tanpa menyembunyikan suaranya.
"Hah? Dia ada di sini? Kenapa tidak disuruh masuk? Aduh, kenapa kau membiarkannya pulang sendirian? Sayang sekali!" Ujar Nenek Lu yang mulai mengoceh panjang lebar.