Li Yun tidak sengaja bertemu Ye Qiao dalam keadaan cantik. Melihat sahabatnya ini memiliki kecantikan yang sangat memukau, tentu ia memperingatkan dirinya bila Shen Xichuan melihatnya dalam keadaan seperti itu.
Sebaliknya, mendengar peringatan Li Yun, Ye Qiao rasanya mau muntah!
"Li Yun, aku saja hampir mati kemarin. Haruskah karena dia, aku memakai seragam sekolah yang membuat gerah seperti kemarin?"
"Bukan itu maksudku! Ye Qiao, kau, kenapa tiba-tiba seperti ini? Apakah... ini karena Lu bersaudara melakukan 'itu' padamu? Jangan takut, kami berdua akan membantumu mengatasinya, oke?" Suara Li Yun semakin pelan sambil menggenggam tangan Ye Qiao
"Li Yun, apa maksudmu? Aku tidak mengerti." Ye Qiao pura-pura bodoh.
Seperti kucing yang menangkap tikus, kucing tidak langsung memakan tikus tangkapannya hingga mati, tapi dia akan mempermainkannya dulu supaya terlihat lebih seru. Jadi, untuk saat ini Ye Qiao tidak akan menyerang Li Yun dulu, kalau tidak, bagaimana ia bisa balas dendam?
"Maksudnya itu, apakah mereka, merusak kesucianmu?!" Bisik Li Yun di telinga Ye Qiao.
"Li Yun! Kenapa kau berpikir aku dirusak oleh mereka?" Sangkal Ye Qiao. Di kehidupan sebelumnya, ia dimasuki obat yang membuatnya terluka. Tapi untungnya, malam itu ada Lu Beixiao...
Sekarang ia tidak paham, mengapa malam itu Lu Beixiao muncul di hotel? Jangan-jangan, Lu Beixiao mencintai Ye Qiao lebih dari perkiraannya?
"Ye Qiao, kau salah paham padaku. Bukan itu maksudku. Kami semua mengkhawatirkanmu, bodoh sekali kau!"
"Li Yun, kemarin Kak Beixiao secara baik hati mampu menyelamatkanku. Kalau tidak, teman baikmu ini bisa mati! Kenyataannya seperti itu, janganlah kau berpikir yang tidak-tidak lagi!" Ujar Ye Qiao dengan suara berat. Tidak jauh dari tempat mereka, terdengar suara orang-orang sedang bermain basket.
Mengapa Ye Qiao yang bodoh ini tiba-tiba berubah? Bahkan jika itu tidak benar, ia bisa berselisih dengan orang lain. Li Yun sungguh tidak mengerti dengan perubahannya ini.
"Ye Qiao, patah tulang Shen Xichuan sangat serius. Kata dokter, butuh waktu tiga bulan untuk tulangnya pulih kembali. Orang tua Shen Xichuan takut dengan Keluarga Lu, mereka tidak berani menuntut. Shen Xichuan terluka demi kau, bila kau tidak menjenguknya, dia akan sangat sedih. Hari ini saja dia tidak mau makan. Kalau mau, ayo besok kita ke rumah Shen Xichuan untuk menjenguknya, ya?"
Pasangan brengsek!
Dua kata itulah yang terlintas di pikiran Ye Qiao.
"Besok? Aku tidak bisa. Dua hari ini aku harus kembali ke kampung halamanku." Ucap Ye Qiao yang langsung meninggalkan tempat.
Di kehidupan sebelumnya, Ye Qiao hanya fokus mengejar cinta Shen Xichuan. Tidak ada siapapun di pikiran Ye Qiao selain lelaki itu, bahkan ia tidak pernah mengunjungi orang tua angkatnya di kampung halaman. Ia ingat kata ibu angkatnya, bahwa jika ayah angkatnya tidak menghemat uang untuk berobat ke klinik ilegal, sakitnya akan semakin parah.
Ye Qiao berjalan melewati lapangan basket. Ketika dia mau berbelok, sebuah bola basket melesat ke arahnya. Untung saja dia langsung berjongkok, kalau tidak, dia bisa terkena bola basket yang berat itu.
Di tengah malam seperti ini, ia melihat beberapa bayangan menghampirinya. Tidak perlu berpikir lebih lama lagi, ia pun bisa menebak pemilik bayangan itu adalah Lu Beichi dan teman-temannya.
Lu Beichi dan Lu Beixiao merupakan saudara sepupu. Di kehidupan Ye Qiao sebelumnya, Lu Beichi membuka sebuah bisnis. Di awal, bisnis itu berjalan baik, namun kemudian, ia kehilangan investasinya. Pada akhirnya, ia bangkrut dan mempengaruhi keuangan keluarganya.
"Eh, ini benar Ye Qiao!" Ucap Cheng Dafei. Cahaya lampu di lapangan ini terang seterang cahaya matahari.
Di bawah cahaya lampu, gerombolan lelaki muda itu seperti menyaksikan seorang perempuan yang secantik angsa. Melihat sosok cantik itu, wajah mereka bergairah, hormon muda mereka bergejolak.
Siapa sangka, Ye Qiao si itik buruk rupa itu telah menjadi angsa putih yang cantik?!
Gerombolan lelaki itu menghalangi Ye Qiao, hingga bisa tercium bau keringat mereka!
Lu Beichi mengambil bola basket, lalu memutarnya dengan jari telunjuk. Beberapa dari mereka saling merangkul dan memandang Ye Qiao.
Ye Qiao tidak sedikitpun takut dengan mereka. pandangannya menyapu ke tiap-tiap wajah mereka.