Ye Qiao mengungkapkan perasaannya pada Lu Beixiao secara terus terang tanpa malu-malu. Setelah itu, Ye Qiao menyuruh Lu Beixiao mengunjungi rumah Kakek Lu karena kakek itu sebenarnya sangat merindukan Lu Beixiao.
****
Melihat Lu Beixiao pergi ke rumah kakeknya, Ye Qiao pun tersenyum.
Tiga tahun yang lalu, Lu Beixiao berkelahi dengan para penjaga perumahan ini. Kemudian tidak kembali ke komplek ini lagi. Masalah yang ia buat dulu membuat kakeknya marah besar dan mengumpat kata-kata kejam padanya. Jika Lu Bexiao tidak menyerang penjaga demi membuat dirinya terkenal, ia tidak perlu kembali ke komplek ini dengan rasa malu.
Beginilah Lu Beixiao ditendang pergi oleh kakeknya.
Kemudian, ia kembali ke markas besar, lalu dibawa ke kota sebelah oleh ibunya, Du Ying. Saat itu, ia tidak punya uang sepeser pun. Ia hanya membawa tiket kereta menuju Kota T tanpa ada tiket pulang.
Semua orang komplek mengira Lu Beixiao yang saat itu 18 tahun akan menjadi gelandangan. Siapa sangka, lima hari kemudian, dengan bangga ia pulang dan masih membawa uang lima puluh ribu yuan.
Ternyata, iblis penyebab kekacauan itu mengumpulkan uang dengan menjadi kuli angkut batu bara di kereta.
Sekarang, ia sudah berubah menjadi lelaki yang giat dan gigih. Tiga tahun terakhir ini, di grup penjaga khusus, ia pasti bekerja dengan keras. Ia juga baru saja menyadari ada banyak bekas luka di bahunya.
Ye Qiao masih berdiri di tempat sambil memperhatikan Lu Beixiao yang masuk ke rumah sebelah. Mengingat pengorbanan diri yang dilakukan Lu Beixiao di kehidupan sebelumnya, matanya pun memerah.
"Bajingan! Kau tidak tahu harus memakai baju apa kalau kembali kemari?! Pengecut macam apa kau ini?!" Walau Ye Qiao masih berdiri di halaman rumahnya sendiri, ia bisa mendengar raungan Kakek Lu itu.
Omelan lelaki tua itu menarik kembali air mata Ye Qiao yang mau jatuh karena tidak tahan untuk tertawa. Perkataan Kakek Lu memang selalu perih bagi hati cucunya itu. Semakin beliau marah, semakin membuat cucunya sedih namun beginilah cara beliau menghargai cucunya itu.
Di mata Kakek Lu, Lu Beixiao adalah penerus Keluarga Lu di generasi ketiga.
Di kehidupan sebelumnya, setelah Lu Beixiao meninggal, kakek imut itu jatuh sakit akibat kesedihan yang amat dalam. Ketika Ye Qiao masih berada di penjara, Kakek Lu meninggal. Ye Qiao juga tidak sempat melihat saat-saat terakhir Kakek Lu.
Mengingat itu, Ye Qiao merasa sedih lagi.
Tapi, di kehidupan ini, Ye Qiao tidak akan membiarkan tragedi itu terjadi!
Ia tidak mau Lu Beixiao mati, ia mau Lu Bexiao baik-baik saja. Ia juga mau orang-orang yang mencintai dan dicintainya dapat hidup baik-baik saja.
Ye Qiao ingat sebelum dirinya mati, Xu Yi bilang bahwa Lu Beixiao gugur dalam tugas. Saat itu, tim Serigala Berdarah sedang berperang melawan musuh bebuyutan yang sangat licik.
Ia jadi teringat, sebelum mati saat pulang dari makam Lu Beixiao, apakah lelaki berkacamata hitam dan bermasker yang bersama bosnya adalah orang atau kelompok yang sama dengan pembunuh Lu Beixiao?
"Lepas bola matamu itu dan ludahi dengan air liurmu itu! Dasar jalang!" Tidak tahu kapan, tiba-tiba Ye Zhenzhen tiba-tiba berada di samping Ye Qiao. Gadis itu memaki karena cemburu.
Ia cemburu karena Ye Qiao dan Lu Beixiao mengobrol banyak dan sangat dekat. Selain itu, penampilan Ye Qiao juga berubah, ia terlihat lebih percaya diri!
Sebenarnya, Ye Zhenzhen ingin sekali berhubungan dengan Lu Beixiao, tapi ada kodok yang ingin mengalahkan angsa!
"Hey Bitch, kau cemburu, ya?!" Ye Qiao tidak punya waktu untuk adu mulut bersama Ye Zhenzhen. Ia memilih untuk pergi meninggalkannya.
"Apa itu bitch?! Ye Qiao, kau berani mengejekku?!" Ye Zhenzhen emosi sampai menghentakkan kaki.
Di tahun ini, komputer saja belum terkenal, apalagi internet. Tapi Ye Zhenzhen merasa kata asing yang diucapkan Ye Qiao tadi adalah kata umpatan.
"Bukan, aku memujimu. Bitch itu adalah gadis baik!" Ye Qiao dengan kesal tidak menjelaskan yang sesungguhnya.
Ye Zhenzhen setengah percaya setengah tidak. Ia pun melangkah maju "Ye Qiao! Ibuku menghubungiku untuk menyuruhmu datang makan malam."