Chereads / Kebangkitan Sang Perayu / Chapter 2 - Kembali ke Dua Puluh Tahun yang Lalu

Chapter 2 - Kembali ke Dua Puluh Tahun yang Lalu

Saat ini, gerimis telah menyirami bumi. Walau hanya sebentar, tapi jalanan yang dilaluinya sudah dibasahi oleh air hujan ini. Tidak terkecuali tubuh seorang perempuan yang sedang berjalan seperti mayat hidup ini juga basah kuyup. Selangkah demi selangkah, ia keluar dari area pemakaman.

Hembusan angin yang dingin merontokkan dedaunan dari ranting, menyebarkannya ke udara, kemudian terjatuh begitu saja di jalanan beraspal yang sepi ini.

Tidak hanya itu, angin ini juga sempat menggoyahkan tubuh kurus perempuan itu, seperti ranting yang daun kuningnya sudah tercabut hingga bersih.

'Di kehidupan selanjutnya, aku lanjutkan cintaku padamu!' Sekali lagi kata-kata itu terngiang di kepala perempuan ini.

Jadi, di kehidupan ini, Lu Beixiao mencintainya, cintanya sangat dalam. Sayangnya, ia baru tahu setelah suaminya meninggal.

Ya, ia adalah perempuan bodoh. Selama ini hatinya telah dibutakan, ia tidak pernah percaya pada Lu Beixiao. Ia selalu dihasut oleh Li Yun, sahabatnya sendiri. Ia juga telah dihancurkan oleh Shen Xichuan, orang yang selama ini dicintainya setengah mati. Mereka berdua berhasil membuatnya salah paham terhadap perlakuan Lu Beixiao dan membuatnya bertengkar. Pertengkarannya dengan Lu Beixiao itu juga semakin membesar seperti gelindingan bola salju.

Saat ia meratapi penyesalannya. Di sisi lain, ada sebuah truk semen sedang melaju dengan kencang. Tubuh kurus perempuan itu pun tertabrak, terlempar, dan hingga akhirnya terguling di aspal yang gelap dan kelam ini. Suara deritan rem yang tiba-tiba yang menggema itu terdengar sampai ke langit.

Perempuan itu terbaring menatap langit. Senyumnya merekah seperti bunga mekar. 

'Mati? Sepertinya hal itu terlihat lebih baik.' Pikirnya sambil meratapi hidupnya yang mengecewakan.

Di jalan beraspal yang basah ini, darah perempuan itu menggenang. Tidak ada orang yang menolongnya. Namun sebelum ia menghirup napas terakhirnya, seseorang memakai masker tiba-tiba menghampirinya. Dalam keadaan sekarat itu, ia bisa mendengar suara, "Bos, tenang saja, dia pasti akan mati!"

'Jadi, ini pembunuhan…' Tapi apalah daya, perempuan ini tidak sanggup menahan kesadarannya.

Meski ia berusaha melihat dengan jelas wajah orang bermasker itu. Ia hanya bisa melihat wajah yang tertutup masker berwarna hitam dan juga mengenakan kacamata hitam.

Lalu, siapa yang menyuruhnya?

Darah segar yang menggenang di sekitar perempuan itu bagai bunga mawar merah yang bermekaran. Ketika perempuan itu menatap langit, terlihat wajah tampan Lu Beixiao dalam benaknya.

Perempuan itu ingin sekali bertanya padanya 'Aku sangat bodoh, kenapa kau masih mencintaiku?!'

Sayangnya ia dalam keadaan tidak bisa berkata apapun lagi. Dalam bayangannya wajah Lu Beixiao tampak semakin buram, tubuh perempuan itu semakin dingin… 

Jika ada kehidupan lagi setelah kematian, ia harus menemui Lu Beixiao dan mencintainya!

*****

Dalam pandangan yang menggelap itu, tidak lama setelah itu, ia mendengar suara seseorang yang sedang berbicara dengan asyik. 

"Halo pendengar setia J Radio Musik 94.6 FM. Sekarang sudah pukul dua siang."

Ternyata suara berasal dari radio itu, tidak jauh dari radio tersebut, seorang perempuan yang tengah berbaring dan perlahan membuka matanya. Ia melihat langit-langit yang terasa asing baginya. Ia pun mulai mencium aroma alkohol dalam hawa yang panas dan kering ini.

Seketika butiran air mata menetes dari sudut matanya, seakan ia baru bersedih karena mendapat ketidakadilan dunia.

"Gadis bodoh! Kalau kau menangis lagi, bicaramu jadi tidak jelas!"

Di samping tempat tidur, ada seorang lelaki muda. Wajahnya bulat, rambutnya pendek. Di wajahnya yang tangguh dan tampan itu tergurat senyum bajingan. Ia memakai rompi yang memperlihatkan otot-otot di lengannya.

Lelaki ini seperti Lu Beixiao ketika berusia 21 tahun… 

Apakah gadis itu sedang berada di surga dan bertemu dengannya? Air matanya pun mengalir deras. Ia ingin memanggil Lu Beixiao dan memeluknya, tapi ia sedang tidak berdaya.

"Gadis bodoh, kau bodoh sekali, ya? Bicaralah!" Lu Beixiao bicara lagi, alisnya mengerut.

Kali ini, gadis itu tersenyum, lalu menangis dan tersenyum lagi. Benar-benar membuat Lu Beixiao menjadi canggung terhadapnya!

'Gadis itu sangat bodoh!' Ujar Lu Beixiao.

Suhu udara saat ini sekitar 39 derajat, tapi gadis itu memakai seragam olahraga khusus di musim semi dan gugur. Beruntung jika ia tidak kepanasan!

"Selamat sore, pendengar, hari ini tanggal 20 Juli 1995, hari kamis, selamat mendengarkan 94.6 FM..."

Lu Beixiao mengecilkan radio itu sampai tidak terdengar suara apapun lagi.

Ya, ini tahun 1995... sekitar 20 tahun yang lalu...

Gadis itu, Ye Qiao, terpana dengan poster yang tertempel di seluruh dinding kamar ini. Semua itu adalah poster Michael Jordan, pemain basket yang sedang berada di era keemasan di tahun 1995. Seorang atlet yang digandrungi banyak pemuda kala itu.

Bukannya Ye Qiao mati ditabrak truk semen? Kenapa ia bisa kembali ke tahun 1995?

"Bos! Yo! Gadis cantik ini disembunyikan di sini!" Lu Beichi, adik sepupu Lu Beixiao, begitu masuk ke kamar itu, ia melihat seorang gadis berbaring di ranjang yang sempit. Namun, ia tidak bisa melihat dengan jelas wajah gadis itu. 

Lalu, siapakah gadis bodoh yang kemarin belum ia temui itu?

*****

Lu Beichi hendak maju melihat wajah gadis itu, namun tiba-tiba terdengar suara langkah kaki sekelompok orang menaiki tangga dari luar.

"Ye Qiao! Ye Qiao!" Terdengar suara cemas seorang gadis.

Saat itu juga, Ye Qiao tersadar dan mengerti kejadian yang sedang dialaminya. Pemilik suara itu adalah Li Yun, orang yang sangat dibencinya sejak ia di penjara!

"Ye Qiao!" Suara itu semakin mendekat. Pintu pun terbuka, Chen Xichuan pun juga bergegas masuk. Di belakangnya diikuti oleh sekelompok orang. Semua itu adalah para pemuda dari komplek sebelah.

"Shen Xichuan, berani sekali kau kemari!" Ujar Lu Beichi yang tidak pernah berurusan dengan Shen Xichuan. Tetapi, Lu Beichi tampak sudah siap untuk meninjunya. Sekumpulan lelaki itu seperti memiliki hormon panas untuk meluapkan emosi, namun tidak ada tempat untuk meluapkan emosi mereka kecuali di tempat ini. Lagi pula, sepanjang hari ini mereka tidak bertengkar, dan berjanji untuk bertengkar.

Dua orang di belakang Shen Xichuan langsung maju melindunginya. Mereka juga anggota kelompok komplek sebelah. Mereka bernama Zhang Yaojie dan Chen Damao. Mereka telah memasang wajah sengit dengan postur tubuh siap menyerang. Melihat itu, Lu Beichi seakan ikut terpancing dengan dominasi kedua orang itu.

"Anak kecil! Masalah ini perlu diselesaikan dengan perkelahian!" Ujar Lu Beichi dengan bengis.

"Ye Qiao!" Seketika, munculah seorang gadis cantik dari gerombolan itu. Ia memakai gaun putih, rambutnya hitam pekat dan wajahnya tampak cemas.

"Tuan Lu, jangan salah paham, kami kemari mencari Ye Qiao…" Gadis itu adalah Li Yun. Saat melihat Lu Beichi, ia bertingkah malu-malu dan berusaha menengahi keadaan.

Di situ juga ada Ye Qiao yang bodoh, jadi Li Yun tersipu saja sudah cukup. 

Kemudian, munculah sesosok lelaki tinggi dari dalam kamar. Ia adalah Lu Beixiao!

Seketika, semua anggota Shen Xichuan seperti hantu yang takut dengan dewa neraka. Tanpa sadar, mereka melangkah mundur melihat kedatangan Lu Beixiao.

Mereka biasanya tidak punya kesempatan melihat, 'Dewa' ini!

Di daerah ini, tidak peduli lebih besar atau lebih kecil dari Lu Beixiao, siapa yang sejak kecil tidak mengikuti perintahnya?

Sekarang, Lu Beixiao sudah ada di depan mereka!

Li Yun saja kaget melihat Lu Beixiao.

Bahu lebar, pinggang ramping, kaki panjang, otot kawat, tulang besi, ditambah dengan ketampanan wajahnya, Lu Beixiao sebenarnya lelaki yang sempurna!

Ya, ini baru laki-laki!

Shen Xichuan dan Lu Beixiao berbeda, seperti bulan dengan bintang!

"Lu..." Baru saja bersuara, Li Yun langsung menggigit lidahnya gugup. Matanya seperti menyampaikan cinta pada Lu Beixiao. Selama ini, ia belum pernah bertemu dengannya.

Lu Beixiao diam seribu bahasa dan mematung di tempat, para anggota Shen Xichuan juga diam-diam mundur dan pergi.

Di daerah ini, siapa yang berani menantang iblis besar itu? Sungguh cari mati namanya!

Lu Beichi berpura-pura kuat. Dengan bangga, ia mengangkat salah satu ujung bibirnya sambil memandang Shen Xichuan.

Melihat Lu Beixiao, kaki Shen Xichuan spontan juga gemetar. Namun ia punya sebuah kartu andalan, jadi kenapa takut?!

"Ye Qiao! Kau di sana?!" Ye Qiao adalah cucu Ye Lao. Tapi bukan itu kartu andalan Shen Xichuan.

Ketika Shen Xichuan memanggil, ada pergerakan di dalam kamar itu.

Ye Qiao perlahan berjalan menghampiri pintu. Ia memakai kaos longgar. Telapak tangan dan telapak kakinya diolesi alkohol, sehingga tidak begitu merasakan panas.

"Ye Qiao! Benar kau ada di sini!" Seru Li Yun yang nampak bahagia. Hanya saja, saat melihat kaki Ye Qiao yang ramping dan tidak adanya kacamata berbingkai warna hitam di wajahnya seperti biasanya justru membuat jantung Li Yun berdebar.