Kesan baru Ye Qiao yang ditangkap Kakek Ye sungguh luar biasa, tentunya dengan dibawakan kue wijen juga membuatnya makin disanjung kakeknya. Cucunya satu ini telah menjadi makin cantik sejak pagi ini. Setelah semua sudah berkumpul, mereka pun memulai sarapan pagi yang mengesankan ini.
Melihat Ye Qiao dan Kakek Ye mengobrol dan tertawa, Ye Zhenzhen terlihat seperti tidak berguna. Kenapa Ye Qiao tiba-tiba berubah? Hiburan Ye Zhenzhen setiap hari di sini adalah melihat Ye Qiao yang jelek!
Sekarang, dimana kejelekan gadis di depannya ini?!
"Kakek, aku sudah makan. Aku akan ke atas mengerjakan tugas." Ye Qiao sengaja menambahkan dua kata, "mengerjakan tugas" agar kakek mengira dirinya gadis yang sangat rajin, tidak seperti murid bodoh di depannya yang selalu mendapatkan nilai matematika rendah.
"Iya, iya..." Ucap kakek dengan ramah.
Memandang pria tua beruban itu, hati Ye Qiao dipenuhi amarah dan kesedihan. Di kehidupan sebelumnya, Kakek Ye lah satu-satunya keluarga yang merawat Ye Qiao dengan baik. Ia juga ingat, sebelum menikah, Kakek Ye memberinya hadiah dua unit rumah dan sejumlah tabungan.
Bodohnya, dua unit rumah itu dijualnya, lalu uang penjualan itu diinvestasikan pada bisnis Shen Xichuan dan Li Yun. Pada akhirnya, ia malah rugi karena uang investasi itu habis. Ye Qiao hanya bisa menyalahkan kebodohannya itu.
Di kehidupan sebelumnya itu, Ye Qiao selalu membenci semua keluarga Ye, termasuk Kakek Ye.
Pertemuan ayah dan ibu kandung Ye Qiao, Ye Shengxun dan Qiao Yi, berawal ketika mereka berdua menjadi pemuda yang ditugaskan di pedesaan. Pada akhirnya pedesaan itu menjadi kampung halaman Ye Qiao. Ayah dan ibu Ye Qiao sama-sama orang asing di desa itu, sehingga mereka saling mengenal satu sama lain, saling mendukung, dan akhirnya saling jatuh cinta.
Kemudian, Ye Shengxun terlebih dulu kembali ke kota. Mereka berdua pun kehilangan kontak dan tidak pernah bertemu lagi. Qiao Yi yang masih tinggal di desa akhirnya meninggal karena pekerjaan yang sulit. Ye Qiao akhirnya diadopsi oleh keluarga yang bermarga Qiao.
Sebelum meninggal, Qiao Yi terus saja meminta tolong pada calon orang tua angkat Ye Qiao untuk mencari ayah kandung Ye Qiao,
Pada usia 12 tahun, Ye Qiao kembali ke Keluarga Ye, namun ia merasa dirinya tidak dianggap. Statusnya sebagai anak haram menjadi noda dalam citra Keluarga Ye yang terkenal itu.
"Ye Qiao, kau sudah kelas tiga. Saat ini adalah tahun yang paling penting, jadi kau harus menjalaninya dengan baik." Tidak biasanya Kakek Ye berani menyuruh cucunya yang sensitif dan merasa rendah diri ini.
"Tenang saja, Kek. Aku akan belajar dengan baik. Tujuanku adalah masuk Universitas J."
Bukannya Kakek Ye tidak tahu nilai Ye Qiao, hanya saja, jangankan Universitas J, universitas paling buruk saja beliau takut bila Ye Qiao tidak diterima. Namun, Kakek Ye tetap mengangguk tersenyum merespon ucapan Ye Qiao.
Di kehidupan sebelumnya, ujian masuk universitas Ye Qiao sangatlah kacau. Kalau kakeknya tidak mengeluarkan banyak uang untuk menyuruhnya kuliah untuk mengejar gelar diploma, Ye Qiao tidak akan menghabiskan banyak waktu berkuliah di universitas.
Sebuah kecelakaan ketika kuliah, memaksa Ye Qiao harus menikah dengan Lu Beixiao. Jika mengingat itu, sekarang ia berpikir bahwa 80% dalang di balik itu semua ialah Li Yun!
*****
Di pojok komplek sebelah tenggara yang amat sunyi dan tenang, ada dua sampai tiga rumah ala budaya barat. Rumah-rumah itu jenis rumah masa tua yang memiliki satu pintu dan satu halaman. Beberapa orang tua yang telah pensiun tinggal di sana, termasuk kakek dan nenek Lu Beixiao yang bertetangga dengan kakek Ye Qiao.
Kakek Lu yang sedang memangkas bonsai, tiba-tiba melihat cucunya pergi ke komplek sebelah. Ia pun memanggil seorang penjaga bernama Xiao Chao, "Xiao Chao, tolong lihatlah, mataku buram atau kenapa, apakah benar itu tadi si bajingan Lu Beixiao?"
"Betul, Anda tidak salah lihat, itu Beixiao."
"Dua tahun berperang dengan para penjaga, dia tidak juga menemukan rumah leluhurnya! Pengecut macam apa itu?" Kakek Lu marah.
"Pak, Lu Beixiao tahun ini menjadi dewa perang tiga alam!" Ujar si penjaga dengan penuh pujian.
"Tiga alam? Kenapa Tiga alam?" Tanya Kakek Lu dengan bangga. Dalam hatinya ia senang. Ketika menerima laporan itu dari kapten tim penjaga, Kakek Lu tidak terburu-buru merayakan!
Ia berharap orang-orang komplek tahu, bahwa cucu seorang Lu Jingtian, bukanlah iblis dunia yang disembunyikan orang.
Dewa perang tiga alam, adalah sebutan bagi orang yang menempati kemuliaan tertinggi di tiap hati para penjaga.