Chereads / Suamiku Bisnismen / Chapter 7 - Betapa Cantiknya

Chapter 7 - Betapa Cantiknya

Song Yazhan berhenti di lampu merah. "Tuan Qin memintamu untuk makan malam."

Setelah beberapa saat, Pei Qian menutup matanya, "Iya, aku sudah tahu!"

….. 

Pagi hari di akhir pekan… 

Gu Xi selalu bangun tepat jam tujuh pagi.

Ketika jam alarm berdering, Gu Xi pun bangun dari tempat tidur. 

Dia berjalan ke ruang ganti dan berganti pakaian. Kemudian, dia berjalan ke dapur untuk membuat sarapan. 

Gu Xi duduk di sofa dan membaca koran pagi selama lebih dari satu jam. 

Pada pukul sembilan, ponselnya berdering...

Gu Xi mengangkatnya...

Terdengar suara manis dari telepon, "Nona Gu, kami dari toko gaun pengantin. Gaun pengantin yang Anda pesan sudah tiba, jangan lupa datang untuk mencobanya."

Gu Xi tertegun sejenak, kemudian ia ingat!

"Buang saja." kata Gu Xi. 

Pihak toko gaun pengantin sepertinya tidak mengerti maksud Gu Xi, "Nona Gu, maksud Anda..."

Kemudian, Gu Xi menyelanya, "Baiklah, aku akan datang."

Hanya saja, Qin Mo tidak akan pergi bersamanya... Awalnya, mereka sudah berjanji akan mencoba gaun itu hari ini.

Gu Xi perlahan menarik kalung berbentuk bintang dari lehernya.

Kalung tersebut bukan model terbaru.

Gu Xi membuka ikatan kalung tersebut dengan hati-hati dan meletakkannya di depannya...

Sejak kecil, ia adalah gadis yang cengeng...

Orang tuanya meninggal saat ia masih kecil. Gu Xi sering menangis karena ketegasan kakeknya...

Pada sore itu, dia menangis di bawah rak bunga untuk waktu yang lama.

Dia yakin bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menemukannya... terutama kakeknya!

"Apakah kau menangis?" tanya anak lelaki yang lebih tua beberapa tahun darinya. Anak lelaki itu ikut berjongkok di bawah rak bunga dan menyeka air matanya dengan lembut.

Saat itu Gu Xi tertegun. Anak lelaki itu terlihat tampan...

"Apakah kau datang bersama Paman Qin?" tanya Gu Xi. 

Anak lelaki itu tampak canggung, tapi dia mengangguk.

"Siapa namamu?" tanya Gu Xi. 

"Aku... tentu saja aku bermarga Qin." Anak lelaki itu tersenyum dan menyentuh rambut Gu Xi dengan lembut.

Saat itu, Gu Xi merasa seluruh tubuhnya sangat hangat, seolah... ibunya berada di sisinya.

Paman Qin tinggal di sebelah rumahnya. Ketika dia menangis, anak lelaki itu selalu muncul. 

Sampai suatu hari, anak lelaki itu mengatakan padanya bahwa dia akan pindah rumah, jadi dia tidak bisa menemani Gu Xi lagi...

Dia memberi Gu Xi sebuah kalung berbentuk bintang dan menyuruhnya mengeluarkannya kapan pun dia ingin menangis. Dengan begitu, kalung tersebut mewakilinya menemani Gu Xi...

Ketika Keluarga Qin pindah rumah, Gu Xi mengejar mobil mereka cukup jauh...

Gu Xi selalu berpikir bahwa dia akan melupakannya... karena dia tidak ingin mengingatnya. Menurutnya, pengkhianatan itu tidak layak untuk diingat.

Ketika Kakek memberitahunya bahwa dia akan bertunangan dengan putra dari Keluarga Qin... dia melihat Qin Mo.

Nama keluarganya adalah Qin, dan dia adalah putra Paman Qin.

Tapi, Qin Mo telah melupakannya. Sepertinya dia tidak mengingat Gu Xi sama sekali. Dulu semasa kecil, dia memperlakukan Gu Xi dengan sangat lembut.

Hubungan mereka berdua sangat lancar dan berjalan sampai tahap pertunangan. 

Berjalan lancar?

Gu Xi tertawa. Dia mendongak agar air matanya tidak jatuh.

Dia menaruh kalung tersebut di dalam kotak dan meletakkannya di laci.

Mulai sekarang, dia tidak akan pernah menangis karena Qin Mo lagi.

…..

Gu Xi mengenakan kemeja sutra dengan rok panjang berwarna hitam.

Mobilnya berhenti di depan toko gaun pengantin. Setelah beberapa saat, akhirnya Gu Xi turun dari mobil. 

Gu Xi tidak langsung masuk ke dalam. Dia berdiri di luar pintu kaca dan memandang dari luar...

Seorang pelayan menggantungkan gaun pengantinnya...

Gaun pengantin ini dibuat khusus oleh perancang busana paling terkenal di Italia. 

Gu Xi melihat gaun pengantin tersebut lekat-lekat…

…..

Sebuah mobil berwarna hitam berhenti di persimpangan.

Ketika melihat ekspresi wajah majikannya, Song Yazhan sedikit terkejut.

Pei Qian duduk di kursi belakang mobil. Dia sudah memperhatikannya dari tadi...

Gu Xi tampak sedih, tapi sepertinya dia juga ingin memakainya. Tatapannya terpaku pada gaun pengantin tersebut, seolah-olah ingin menyentuhnya...

Jantung Pei Qian berdebar-debar. Tampaknya ia pernah melihat pemandangan seperti itu di tempat yang sama.

"Presiden..." Song Yazhan ingin mengingatkan Pei Qian bahwa nanti ada pertemuan penting. Tapi, Pei Qian menghentikannya.

Song Yazhan memandang ke luar jendela...

Gu Xi mengambil napas dalam-dalam dan masuk ke toko itu.

Si pelayan toko tidak tahu bahwa pernikahan Gu Xi telah dibatalkan. Ia menyambutnya sambil tersenyum, "Apakah tunangan Nona Gu sibuk hari ini? Sebenarnya hari ini kita hanya mencoba gaun pengantin Nona Gu. Kalau tidak ada masalah, Nona Gu dapat membuat janji dengan fotografer kami untuk memotret foto pernikahan kalian."

Gu Xi ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya dia diam saja.

Pelayan tersebut mengambil gaun pengantin dengan hati-hati, "Nona Gu, apakah Anda ingin mencobanya sekarang?"

Gu Xi diam beberapa saat, kemudian tersenyum kecil, "Baiklah!"

Sepuluh menit kemudian, Gu Xi mengenakan gaun pengantin itu dan keluar dari kamar ganti…

Gaun pengantin ini dirancang cukup cantik. 

'Cantik sekali…' pikir Pei Qian.

Ketika Gu Xi berbalik badan, Pei Qian hampir tidak bisa bernapas...

Ternyata bagian punggung gaun itu dirancang terbuka hingga bawah pinggul... 

Punggungnya yang halus dan cantik membuatnya tampak semakin menawan... 

Pei Qian melihat pemandangan indah itu lekat-lekat. Kemudian ia menyadari bahwa dirinya... tergoda!

Pei Qian belum pernah bertemu seorang wanita yang dapat menggodanya tanpa melakukan apa-apa.

Saat itu, dia sedikit kesal… Ia bersandar di kursi dan berkata dengan nada rendah, "Ayo jalan."

Song Yazhan juga melihat pemandangan tersebut. Tentu saja dia tidak berani melihat terlalu banyak. Dia pun menuruti perintah majikannya. 

Song Yazhan menyalakan mobil. Ketika Pei Qian mulai tenang, ia tiba-tiba berkata, "Nanti, datanglah ke toko ini dan beli gaun pengantin itu. Tidak peduli berapa harganya, kau harus mendapatkan gaun pengantin itu!"