Chereads / Suamiku Bisnismen / Chapter 33 - Menjahili Lin Yunzhi

Chapter 33 - Menjahili Lin Yunzhi

"Gu Xi..." Ketika melihat lampu merah di depannya, Lin Yunzhi tiba-tiba mengerem mobilnya. 

Gu Xi tidak siap, dan kepalanya terbentur ke kursi penumpang. 

Lin Yunzhi menoleh dan tersenyum kecil. "Aku akan menjenguknya."

Gu Xi terdiam...

Sebenarnya Lin Yunzhi sedikit terganggu dengan ucapan Gu Xi, tapi ia kembali menyetir lagi.

….

Mansion Keluarga Gu. 

Sesampainya di rumah, Lin Yunzhi langsung memarkir mobil di halaman. Pengurus Lin sudah menunggu di pintu. 

Para pelayan berdiri kedua sisi jalan dan menyambut Gu Xi dengan meriah.

Keduanya sangat tidak suka disambut seperti itu. Lin Yunzhi tampak kesal setelah melihat ibunya. Ia menggigit bibirnya dan tak berkata apa pun. 

Gu Xi tersenyum dan memeluk Pengurus Lin. "Bibi Lin, kami akan menginap di sini selama beberapa hari ke depan."

"Baik. Saya akan membersihkan kamar Anda berdua," jawab Pengurus Lin dengan gembira. 

Pengurus Lin melirik Lin Yunzhi, "Rencananya Anda berdua akan menginap berapa hari?" 

Setelah menatap Gu Xi, akhirnya Lin Yunzhi mengerti rencananya. 

Tadi, Gu Xi sengaja tidak menyetir agar Lin Yunzhi tinggal di mansion itu bersamanya...

Gu Xi berkata sambil menguap, "Aku istirahat dulu."

Lin Yunzhi merasa sedikit kesal. 

Tiba-tiba, suara Kakek Gu terdengar, "Mau ke mana kau?"

Gu Xi langsung berdiri. "Tidak ke mana-mana. Aku baru saja ingin pergi menemui Kakek."

Lin Yunzhi dan Pengurus Lin saling melirik dan tersenyum. 

Gu Xi tidak takut pada siapa pun selain kakeknya... 

Lin Yunzhi juga ingin menyelinap keluar, tapi Kakek Gu menghentikannya. 

"Nanti malam, ikutlah kami makan bersama," kata Kakek Gu. 

Lin Yunzhi masuk ke rumah dan berdiri berdampingan dengan Gu Xi. 

Kemudian, Kakek Gu pergi dari sana. 

Saat pergi, ia bertanya pada Gu Dahai di sampingnya, "Dahai, apakah aku terlihat seperti harimau?" 

Gu Dahai tersenyum, "Tentu saja tidak."

"Kalau begitu, mengapa kedua gadis itu melihatku seperti melihat binatang buas?"

….. 

Pengurus Lin mendekat dan mendorong mereka, "Ayo, naik ke atas."

Saat tumbuh menjadi remaja, Gu Xi meminta agar kamarnya bersebelahan dengan Lin Yunzhi. Ia membutuhkan teman sebaya, jadi Pengurus Lin dan Lin Yunzhi diminta pindah ke sini...

Sebenarnya, Lin Yunzhi sudah lama tidak tinggal di sini, tapi kadang-kadang ia mampir dan menginap di sana selama beberapa malam. 

Tapi kali ini Gu Xi bersikeras agar dia menginap di sini bersamanya… Mereka semua tahu alasannya… 

Di perusahaan, Lin Yunzhi adalah bawahan Gu Xi. Ia memanggilnya Direktur Gu. Tapi, hubungan mereka sangat baik... 

Gu Xi dan Lin Yunzhi beristirahat di balkon, sementara Pengurus Lin meminta pelayan untuk membersihkan kamar mereka. 

"Gu Xi, bisa-bisanya kau menarikku pulang ke sini hanya untuk menghindari Pei Qian? Aku tidak nyaman di sini, apakah menurutmu ini sepadan?" tanya Lin Yunzhi. 

Bukannya tidak ingin kembali ke sini, Lin Yunzhi hanya merasa sedikit tidak nyaman... 

Ibunya tidak pernah mengeluh karena menjadi pengurus rumah tangga di mansion Gu seumur hidupnya. Lin Yunzhi pun menghormati keputusan ibunya. 

Tapi kehadiran Lin Yunzhi di keluarga ini sedikit aneh. 

Dia bukan nona muda di sini dan juga bukan anak pelayan. 

…..

Saat makan malam, sesekali Gu Xi menatap Lin Yunzhi.

Biasanya Pengurus Lin tidak makan bersama dengan majikannya. Tapi ketika Lin Yunzhi kembali ke sana, biasanya dia makan bersama dengan mereka. 

Kakek Gu tidak menunjukkan ekspresi apa pun. 

Gu Xi paling suka suasana seperti ini, karena dengan begini, perhatian kakeknya tidak hanya terfokus pada dirinya. 

Tapi, Lin Yunzhi sedikit tidak nyaman. 

Saat makan bersama, Kakek Gu memanggilnya beberapa kali dan menyuruhnya mencari pacar. 

Lin Yunzhi hanya beralasan bahwa ia sangat sibuk. 

Kakek Gu pun bertanya pada Gu Xi, "Apakah pekerjaan Yunzhi sangat berat?"

"Yah, lain kali aku akan lebih memperhatikannya. Kalau Kakek menemukan orang yang tepat, Kakek bisa membuat janji kencan untuknya lebih dulu. Aku janji… Yunzhi akan punya waktu saat itu." Gu Xi tersenyum. 

Kakek Gu melihat kedua gadis itu, lalu ia terbatuk kecil, "Gu Xi, kau juga sudah tidak muda lagi. Padahal Yunzhi hanya dua tahun lebih tua darimu."

Kakek Gu berhenti sebentar, lalu melanjutkan, "Nanti Kakek akan mencarikan pria baik untuk kalian berdua."

Gu Xi tercengang, 'Apakah Kakek mau membuat kencan buta untukku dan Yunzhi sekaligus?'

Sementara itu, Lin Yunzhi hanya menatap Gu Xi dengan kesal. 

Setelah selesai makan, Kakek Gu pergi dari ruang makan. 

Saat ini, Lin Yunzhi dan Gu Xi saling memandang.

"Sepertinya besok aku pindah ke tempat tinggalmu saja," kata Gu Xi. 

Lin Yunzhi tersenyum sambil menyesap tehnya. 

Gu Xi menggelengkan kepalanya, lalu naik ke lantai atas dan memberi ruang untuk mereka berdua. 

…...

Ketika naik ke lantai atas, Gu Xi melewati ruang belajar Kakek Gu. Gu Dahai berteriak dari pintu, "Nona, Kakek meminta Anda untuk masuk."

Gu Xi tahu bahwa kakeknya akan bertanya tentang masalah pribadinya. 

Dia masuk ke ruangan tersebut, lalu melihat kakeknya sedang duduk di sofa, dengan papan catur dan bidak-bidak yang telah tertata di depannya. 

"Gu Xi, mari temani Kakek bermain catur." 

Gu Xi duduk dan bermain catur dengan kakeknya. 

Setelah bermain selama beberapa saat, Kakek Gu bertanya, "Gu Xi, apakah kau memiliki masalah?"

Gu Xi menjawab dengan pelan, "Tidak ada."

Kakek Gu mendongak dan memandangnya untuk waktu yang lama. "Gu Xi, tahukah kau apa kelemahanmu?"