"Jangan marah, Qianya. Ayahmu melakukan ini untuk kebaikan keluarga Yi. Kamu juga sudah melihat orang itu. Kemungkinan dia adalah orang yang sabar."
Yi Qianya langsung berdiri dan menatap orang tuanya dengan tajam, "Cukup! Kalian hanya tahu uang, uang, dan uang! Apa kalian tidak memikirkan perasaanku?"
Kedua orang tua Yi Qianya hanya terdiam.
"Demi keluarga Yi, kalian mau mengorbankan kebahagiaanku?" tanya Yi Qianya lagi dengan mata berkaca-kaca.
"Qianya, ini..." Ibu Qianya ikut berdiri, namun tidak tahu harus mengatakan apa.
"Kalian melakukan hal ini hanya untuk memuaskan nafsu kalian sendiri dan tanpa sadar telah melukai teman baikku! Apakah kalian tidak pernah berpikir? Jika waktu itu kalian benar-benar mengirimku pada pria itu, kalian pasti benar-benar sudah menyakitiku!" kata Yi Qianya, lalu berbalik sambil menyeka air matanya.
"Qianya… Qianya..." teriak ibunya. Ia berniat mengejar Qianya, namun Yi Wantian menghentikannya.
"Jangan dikejar," ujar Yi Wantian.
Ibu Yi Qianya yang saat itu berdiri dengan cemas mendadak semakin marah ketika Yi Wantian menghentikannya. "Ini semua salahmu! Lihat apa yang kamu lakukan kali ini. Kamu telah menyakiti gadis lain. Sekarang Qianya begitu marah. Bagaimana jika dia membenci kita gara-gara masalah ini?"
"Kamu bicara seakan kamu yang paling baik. Apakah saat itu kamu sudah tahu tentang masalah itu? Kenapa saat itu kamu tidak langsung mengatakannya?"
"Aku..." Memikirkan hal ini membuat ibu Yi Qianya terdiam.
Yi Wantian masih berdiri di tempatnya dan ekspresinya benar-benar sangat buruk. Ia tidak menyangka bahwa setelah ia mengatur permainan untuk membuat mangsa terpikat, akhirnya malah seperti ini.
———
Ning Youyou bergegas pergi ke restoran seafood. Ia tidak tahu kenapa Yi Qianya tiba-tiba meneleponnya pukul sepuluh malam. Namun, sepertinya suasana hati Yi Qianya sedang tidak baik saat di telepon. Ning Youyou khawatir terjadi sesuatu pada Yi Qianya sehingga ia segera menemui temannya itu.
"Qianya, ada apa denganmu? Kenapa kamu meminum banyak alkohol?"
Yi Qianya mengangkat kepalanya dan ketika ia melihat orang yang dikenalnya muncul, ia tersenyum. "Youyou, kamu sudah datang. Aku sedang memikirkanmu."
Ning Youyou segera duduk dan memandang Yi Qianya dengan cemas. Ia begitu khawatir karena temannya mabuk. Ia pun buru-buru membayar tagihan dan membantu temannya pergi.
Yi Qianya tiba-tiba bergumam, "Youyou, kencan buta itu adalah salahku. Aku minta maaf padamu."
"Untuk apa meminta maaf padaku? Hanya karena menyuruhku menunggu begitu lama, tidak seharusnya kamu seperti ini," kata Youyou sambil tersenyum dan membantu Yi Qianya keluar dari restoran.
"Semuanya salahku karena aku meninggalkanmu. Semua salahku. Kalau tidak, kamu tidak akan tertindas. Maafkan aku, Youyou."
Perkataan Yi Qianya membuat Ning Youyou semakin bingung. Ia tidak bisa mendengar apa yang dikatakan Yi Qianya dengan jelas. Saat ia melihat Yi Qianya tidak sadar, ia segera membantu temannya itu dengan membopongnya. "Qianya, berdirilah yang tegak. Aku akan mengantarkanmu pulang," kata Ning Youyou.
"Tidak, aku tidak pulang ke rumah itu dan aku tidak akan kembali lagi," kata Yi Qianya sambil bersandar kepada Ning Youyou yang memegangi tangannya.
Ning Youyou menghela napas melihat Yi Qianya mabuk seperti ini. Ia pun berpikir, Aku akan membawa Yi Qianya pulang dulu, lalu mengantarkannya pulang besok.
———
Ketika Yi Qianya sadar dari mabuknya, ia merasa sedang berada di tempat yang aneh. Awalnya ia merasa kaget. Namun, ketika ia melihat Ning Youyou membuka pintu untuk masuk, ia baru mengerti di mana dirinya sekarang.