Jiang Xuecheng berbicara sambil menatap Su Wan, ia takut Su Wan menolaknya. Su Wan berdiri terdiam di tempatnya, raut wajahnya tampak bingung mendengar panggilan Wan Wan. Sudah berapa lama tidak ada yang memanggilnya seperti ini? Sekali lagi mendengar nama ini terucap dari mulut Jiang Xuecheng dapat membuatnya benar-benar berada di dunia yang berbeda.
Sebenarnya laki-laki ini tidak ingat kepadanya. Dulu Su Wan pernah merasa bahwa laki-laki ini adalah langitnya, buminya dan pilarnya. Hanya saja ia tidak menyangka, suatu hari langit akan runtuh, bumi akan runtuh, dan pilar pun juga akan runtuh. Tapi tidak perlu khawatir ia bisa membuatnya mengingatnya secara perlahan, asalkan dia ada maka harapan itu ada.
Su Wan mengernyitkan keningnya, sepasang matanya yang jernih tiba-tiba diselimuti kabut. Asalkan ia mengedipkan matanya pelan maka tetes air mata itu bisa jatuh.