Pagi ini Catherine bangun lebih pagi, karena setiap pagi Catherine melakukan jogging sebelum melakukan rutinitasnya yang lain. Setelah berpakaian nyaman untuk jogging, Catherine keluar dari rumahnya dan berlari. Catherine jogging selama 30 menit disekitar komplek rumahnya. Di dalam perjalanan menuju pulang, ia bertemu dengan Daniel yang juga sedang jogging.
Catherine berpura - pura tak melihat Daniel dan tetap berlari, sambil berdoa dalam hati supaya Daniel tak melihannya. Tapi tanpa disangka - sangka Daniel malah berlari menuju Catherine.
"Hai Kitty!" sapa Daniel yang juga sudah berlari disampingnya. "Ternyata kamu suka lari pagi juga ya? Gak sangka Kitty suka olahraga, aku kira kamu pemalas yang tidur sampai siang" ucap Daniel masih di abaikan. Catherine mendengar ledekan Daniel hanya bisa memakinya dalam hati
'Hanna yang pemalas yang tidan pernah suka yang namanya olahraga" batin Catherine
"Hei jangan diam saja Kitty" Daniel memelas memberikan puppy eye nya. "Aku seperti berbicara sendiri, nanti disangka orang aku sudah gila" keluh Daniel.
"Aku sedang buru - buru untuk pulang Dan. Lagi pula aku sudah melakukan hal ini sejak kecil dan baru juga aku bertemu denganmu saat seperti ini" jelas Catherine kesal.
"Kenapa aku bisa tidak mengetahuinya? Hmm.. Jadi kalau gitu besok - besok aku bisa bertemu denganmu yang sedang jogging juga dong? Kita juga bisa jogging bersama - sama besok. Aku juga bisa menjemputmu" ucap Daniel sambil mengangguk - angguk.
Catherine mengabaikan ucapan Daniel dan hanya fokus jogging untuk kembali pulang kerumahnya. Tanpa disangka tangan Catherine di tarik Daniel saat ia ingin menyebrang. Ternyata ada mobil yang melaju sangat cepat dan Daniel yang menyadarinya. Saat tangan Catherine ditarik Daniel, Catherine tanpa sengaja memeluk tubuh Daniel dan diam agak lama.
Catherine membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna apa yang telah terjadi. Apakah dirinya hampir saja tertabrak? Sesaat kemudian ia merasakan sakit kepala yang tidak terlalu parah dan sepertinya pernah merasakan hal yang sama seperti sekarang.
"My Kitty.. Kayanya kamu gak mau lepas dari pelukanku? Hmm?? Apa pelukanku sangat nyaman? Kalau gitu aku bisa memelukmu setiap saat kalau itu kamu mau" ucap Daniel membuat Catherine melepaskan pelukannya.
"Thanks Dan" Catherine langsung melangkahkan kakinya kembali menuju rumah, tapi Daniel masih mengikutinya. Takut - takut Catherine kenapa - napa lagi jika Daniel membiarkannya seperti tadi.
"Apakah kamu gak apa - apa? Kamu hampir saja tertabrak barusan" ucap Daniel yang sudah disamping Catherine
"Aku gak apa - apa Daniel. Jadi kamu gak usah ikutin aku" Catherine berlari agak lebih cepat tapi Daniel masih bisa menyusulnya.
"Aku takut kamu kenapa - napa Kitty. Mending aku anterin kamu check up, kamu mau kan? Biar aku gak khawatir okeh?" ajak Daniel masih khawatir.
"Aku gak apa - apa Tuan Daniel Thommas yang terlalu cerewet. Dari pada kamu gak tenang dan maksa aku terus untuk kerumah sakit, mending sekarang kamu anterin aku pulang aja" Catherine memberi solusi.
Dari pada mendengar keluhan dan ajakan dari Daniel untuk pergi kerumah sakit, Catherine meminta Daniel mengantarnya pulang walaupun hanya dengan berjalan kaki saja.
"Baiklah kalau begitu. Aku akan mengantarkan kamu pulang sekalian biar aku juga tahu dimana rumah kamu" ucap Daniel dengan senyumnya yang menawan. Jika ia tahu rumah Catherine berada, nanti bisa bertemu untuk jogging bersama keesokan harinya.
Catherine agak terpesona melihat senyuman menawan Daniel. Ia baru menyadari Daniel sangat tampan jika diperhatikan baik - baik. 'Sadar Catherine Luciana! Jangan terpesona dengan pria lain! Kamu akan menikah sebentar lagi!' batin Catherine.
Jika saja dia gak akan dinikahkan, mungkin saat ini Catherine akan memikirkan lagi perasaan Daniel untuknya selama ini. Menurut Catherine, Daniel memiliki sikap dan kepribadian baik, walaupun ia masih suka bersikap aneh jika bersama dengannya.
Daniel telah mengantar Catherine dengan aman sentosa. Tak ada lecet atau luka yang berada ditubuh wanita yang ia cintai, walaupun sang wanita tak menyadarinya. Itu juga menurut Daniel, karena Catherine pandai menyembunyikan perasaannya. Entalah sejak kapan ia seperti itu, karena ia juga tidak dapat mengingatnya.
"Sudah sampai. Sekali lagi terima kasih sudah menolongku Dan" ucap Catherine tulus.
"Iya, sama - sama. Kalau gitu aku pamit pulang ya" pamit Daniel melambaikan tangannya.
"Iya, hati - hati Dan" Catherine juga melambaikan tangannya kepada Daniel yang juga sudah berlalu dari hadapannya.
Catherine pun masuk kedalam rumah untuk pergi mandi. Tetapi saat telah masuk kedalam rumah, Catherine tak sadar bahwa Willy sudah berada diruang tamu rumahnya.
"Kamu selingkuh?" ucap Willy yang membuat Catherine terkejut dan menengok dimana asal suara tersebut.
"Bisa gak sih kamu gak bikin aku kaget? Untung aja gak punya sakit jantung!" keluh Catherine yang hari ini sudah membuat dirinya terkejut dua kali
"Aku tanya kamu selingkuh?" Willy masih bertanya hal yang sama dan membuat Catherine binggung.
"Selingkuh??" membuat Catherine memandang wajah Willy dan menyeritkan alisnya
"Iya kamu selingkuh?" Willy kekeh dengan pertanyaannya
"Aku gak selingkuh. Selingkuh sama siapa?" tanya polos Catherine yang masih belum paham.
"Sama pria yang anterin kamu pulang" Catherine akhirnya paham apa yang di bahas oleh Willy.
"Ooo.. Yang barusan itu Daniel teman kuliah aku" ucap Catherine sambil duduk tak jauh dari Willy
"Kamu yakin TEMAN?" ucap Willy yang diberi tekanan pada kata teman. Catherine menggangguk.
"Iya. Memangnya siapa lagi?" Catherine binggung dengan sikap Willy yang terlalu posesif mungkin? Tapi mereka menikah juga memakai perjanjian, kenapa ia harus marah?
"Pria yang mengantarmu pulang itu" masih membahas hal yang sama.
Catherine hanya bisa menghela napas panjang dan langsung pergi kekamarnya. Ia merasa harus mandi dulu baru berdebat lagi dengan pria didepannya ini.
"Mau kemana? Kita belum selesai" ucap Willy melihat Catherine yang pergi meninggalkannya
"Aku mau mandi" teriak Catherine langsung masuk kedalam kamarnya.
Catherine membutuhkan mandi berendam selama 30 menit karena kejadian tadi pagi yang hampir mengambil nyawanya. Tak peduli dengan Willy yang ia tinggalkan di bawah, yang penting Catherine bisa berendam. Dan menenangkan perasaan dan pikirannya saat ini.
Catherine yang sudah selesai mandi dan berpakaian rapi, langsung turun untuk sarapan. Catherine hampir saja melupakan keberadaan Willy kalau mamanya tak memanggil Willy sarapan bersama.
"Aku kira kamu sudah pulang" ucap Catherine acuh.
"Urusan kita belum selesai" ucap Willy membuat Catherine memanyunkan bibirnya kesal.
Masih saja mau membahas tadi pagi. Apakah gak ada pembahasan lain? Haruskah Catherine menambah lagi poin perjanjian mereka? Biarlah keluhan Willy masih bisa menunggu Catherine, tapi tidak dengan perutnya yang sudah protes minta diisi.
'Habis makan saja baru berdebat lagi dengannya' batin Catherine yang lahap memakan sarapannya.