Rika kesal sekali. Sejak tadi pertanyaan hanya berputar soal pacar dan soal keperawanan. Seumur-umur, ia baru tahu jika melamar pekerjaan menjadi maid itu harus menjawab pertanyaan absurd begitu.
Majikannya mana sih?! Mana orang brengsek yang seenaknya memberi pertanyaan itu. Pasti ini bukan kerjaan Butler. Mana mungkin pria paruh baya ini dengan kurang ajar menanyai hal begitu secara langsung?!
''Aku masih perawan, Paman,'' sahut Rika kemudian yang mana tengah duduk manis kembali, sambil menghitung anak domba dalam hati. 'Sabar, sabar Rika.'
Ini baru melamar pekerjaan, lho! Jangan sampai ia malah menghancurkan kesempatan langka begini. Bayangkan saja uangnya, lalu jawab semua pertanyaan dengan jujur.
''Tadashi Rika ini masih perawan dan sedang tidak punya pacar. Jadi panggil saja majikan Anda kemari sekarang agar saya bisa tahu sebreng—maksudnya, wajahnya seperti apa.'' Ia sampai berkata sok sopan begitu, padahal super gondok dalam hati.
Sial! Mulut beracun Rika hampir saja keceplosan. Apa tadi juga dinilai?!
Butler lekas mengeluarkan saputangan dari saku depan jasnya, lalu digunakan untuk mengelap keringat dingin yang langsung keluar begitu Rika menggebrak meja tadi. Ya ampun, belum di terima saja sudah segahar ini. Mengerikan sekali!
"E-etto... Nona bisa menemui majikan saya jika Nona sudah menandatangani surat perjanjian kontrak kerja dari kami. Dan kami... menawarkan 50 ribu yen (sekitar Rp. 7 juta)—APAA?! UHUK!" Butler malah terbatuk sendiri saking kagetnya karena barusan ia hanya mengikuti saja panduan suara sang majikan melalui earphone.
Jelas saja Butler kaget. Mana ada pegawai baru langsung diberi bonus 50 ribu yen hanya karena lolos wawancara ini?! Namun suara teriakan hardcore Ken di kupingnya segera membuat Butler mengangguk-angguk sendiri dan berdehem.
"Baiklah saya lanjutkan, Nona. Setelah Nona menandatangi surat kontrak kerja Nona, maka Nona akan mendapatkan bonus sebesar 50 ribu yen karena lolos wawancara, dan Nona bisa menemui tuan kami di ruang sebelah nantinya."
Ken di sebelah makin lebar menyeringai. 50 ribu yen itu hanya seujung kukunya. Toh ia ceburkan 1 juta yen (sekitar Rp.143 juta) ke got juga takkan rugi, kok. Lagipula, dia saking bahagianya karena Rika masih perawan dan sedang tak ada pacar.
Otak nista Ken segera mengatur banyak rencana laknat hingga Ken tertawa laiknya iblis. Jangan lupakan pose menggosok-gosokkan kedua tangan seperti penjahat di film animasi.
"LI-LIMA PULUH RIBU YEN??!!'' terdengar jeritan dari ruang wawancara.
Sepasang mata Rika langsung membentuk simbol mata uang yen begitu saking kagetnya. Jangan lupa iler yang menetes di sudut bibirnya sungguh tak senonoh.
Err, ini jenis gadis macam apa, sih?!
''Slurphh.. Ah, tandatangan ya?'' Dengan semangat membara, Rika langsung menandatangani surat perjanjian tersebut tanpa mau berpikir panjang lagi.
Pokoknya 50 ribu yen tadi membuatnya cukup kehilangan kejeniusan dalam sesaat. ''Oke, sankyuu (trims)! Aku akan menemui majikanmu dan berterimakasih karena langsung diberi bonus,'' ucap Rika tanpa babibu, langsung saja melipir menuju ruang sebelah.
Otak si gadis kepala semu pink hanya terpikir sejumlah uang tadi, dan bayangan akan pangeran tampan, kalem, lemah lembut serta ramah sudah menghiasi pikirannya.
Ahh, lelaki idaman Rika. Tipenya sekali!
Tok! Tok!
''Ehem, ano... T-Tuan, boleh saya masuk?''
Jantung Rika serasa berdebar kencang saking dokidoki-nya. Ia jadi tak sabar ingin tahu siapakah majikan baik hati yang akan ia layani kali ini. Apa... dia itu benar-benar pangeran impiannya? Atau malah sosok wanita paruh baya?!
Atau OM-OM BOTAK GENDUT??! OM HIDUNG BELANG YANG DOYAN PERAWAN?!! N-NO!
Tapi pikiran nista itu seketika sirna kala mendengar sebuah jawaban. Suara pria! Bukan tipe suara om-om, apalagi wanita, tentu saja!
Pikiran Rika langsung berpusat pada pria kalem nan ramah yang bakal tersenyum padanya kala ia masuk. Pasti tipe-tipe pangeran berkuda putih yang memakai baju melambai-lambai ala superman.
Oke, Rika, hentikan imajiliar-mu!
Menghela nafas singkat, sembari mengumpulkan harapan, Rika akhirnya memutar kenop pintu dan mengintip dulu sebentar, baru melongokkan kepalanya.
''Errrr, Tuan? Halo? Siapapun Anda?''
Tadi ada suaranya, kok. Tapi sekarang kosong. Ke mana dia? Apa pria itu adalah hantu ruangan ini?!
Namun bukannya mundur, gadis muda itu masuk dan menoleh kanan-kiri.
"Masuklah nona Rika. Atau kupanggil saja... Rika-chan?"
Sebuah suara membahana di ruangan luas yang sepertinya adalah ruang kerja atau perpustakaan pribadi.
Tak berapa lama, kursi yang tadinya membelakangi Rika, kini berputar dan menampilkan sosok asli majikan si Pinky.
"Halo, sweetie... kita berjumpa lagi rupanya. Sepertinya kita berjodoh, Rika-chan. Fufufuuu..." Ken tampak sangat amat puas dengan masuknya Rika ke dalam sarang besarnya.
Kemudian Butler masuk membawakan satu stopmap yang berisi lembaran-lembaran kertas yang tadi ditandatangani Rika penuh napsu.
Tanpa mempedulikan wajah syok Rika, Ken menerima stopmap tersebut, membuka isinya dan menyeringai setampan mungkin.
"Rika-chan, kau siap mendengar pasal-pasal yang kau tandatangani tadi? Dengarkan ya. Ehem!" Ken sok berdehem untuk mempermanis adegan menegangkan ini.
"Bahwa, pihak pertama adalah tuan rumah yang bernama Fujisaki Kenkichi mempekerjakan pihak kedua yang bernama Tadashi Rika. Maka, di bawah ini isi perjanjian yang sudah ditandatangani pihak kedua dan telah dibubuhi materai dan cap stempel berkekuatan hukum, maka... demikian isi perjanjian yang telah disepakati." Ken berhenti sejenak, menyeringai indah menatap Rika yang sepertinya terlihat horor.
Lalu Ken melanjutkan. "Kubacakan poin-poin dengan bahasa yang kau paham saja ya, duhai maid baruku. Dengarkan baik-baik. Satu, ucapanku adalah ab-so-lut! Camkan itu. Kedua, perintah dariku adalah ab-so-lut! Camkan juga. Ketiga, jika kau berani membangkang atau kabur atau menolak, maka kau dan keluargamu akan dituntut sebesar 500 juta yen. Camkan dengan baik, Rika-chan. Li-ma-ra-tus-ju-ta-ye-n! Nah, itu saja, sweetie..." Ken pun menandatangani bagiannya dan memberikan stempel keluarga di beberapa lembar perjanjian tersebut, kemudian menyerahkan semua ke Butler untuk diberikan ke pengacara keluarga nantinya.
"Rika-chan... ingat. Semakin kau pintar memuaskan aku sebagai majikanmu, maka tabunganmu di bank akan makin membengkak."
Ken beranjak dari duduknya, mendekati Rika yang terpaku di tempatnya. Mungkin gadis itu mengira ia baru saja menjual jiwanya pada iblis. Haha... whatever.
"Tak ada ucapan manis atau terima kasih untukku, baby bunny?" tukas Ken sambil memeluk pinggang Rika. "Ingat, ucapanku adalah ab-so-lut, sayank..." bisiknya di dekat telinga Rika.
Ohh, ini hari paling membahagiakan bagi Ken!
===BERSAMBUNG===