Chereads / Consumed by You [Indonesia] / Chapter 5 - Pemberian

Chapter 5 - Pemberian

''Maaf, ini terlalu dekat.'' Rika berucap begitu seraya menjauhkan wajah Ken dari jarak yang dirinya rasa cukup aman dengan telapak tangan. Pelayan baru kali ini tidak ada sopan-sopannya dihari pertama—bahkan baru acara melamar.

Apa takdir sudah mempermainkannya sekarang? Bagaimana bisa Rika bertemu dengan makhluk yang bahkan tak mau ia temui lagi dalam seumur hidupnya?

'Ba-Bajingan satu ini adalah... ma-majikan—ku?' batin Rika syok, kemudian mengepalkan tangannya erat seolah menahan amarah. Good! Ia benar-benar menjual jiwanya pada seorang iblis sekarang. Iblis sialan yang bahkan tak sebanding kerennya dengan Sebastian Michaelis (tokoh Iblis di anime Black Butler).

Yang ini iblis jenis bedebah mesum sialan yang membuat Rika ingin terjun ke jurang saat ini juga, lalu muncul di depan rumahnya sendiri. Haha! Keajaiban macam begitu tentu saja mustahil. Memangnya ini dunia anime?

''To-tolong, Tuan. Jangan memegang saya seenaknya,'' ucap Rika dengan nada bergetar. Bukannya ia takut, apalagi saking horornya. Itu kalimat Rika ucapkan mati-matian sambil menahan emosi.

Ken berlagak sedih, memberengutkan wajah seolah dia lelaki termalang di galaksi ini. "Aku kan hanya mencoba beramah tamah dengan pegawai baruku. Apa itu salah?"

Sialan! Baru juga Rika menandatangani surat perjanjian kontrak namun pria muda sialan ini sudah main peluk pinggangnya. Bagaimana jika sudah jadi maid?! Jangan bilang ia bakalan disetubuhi oleh Ken? Haha, sempurna hidupnya. Ya, sempurna sial sekali.

Dilepaskannya tangan Ken dari pinggang. Rika tersenyum sinis dengan alis berkedut kesal. Menyesal dia tadi bilang bahwa Ken itu semacam pangeran berkuda putih tampan. Bukannya sosok pangeran yang muncul, tapi seorang iblis.

''Kapan saya bisa bekerja?'' tanya Rika tak seantusias tadi setelah tahu sosok majikannya adalah lelaki bajingan yang pernah ia temui... dengan tatapan mesum malam itu. ''Dan bisakah jangan memegang saya seenaknya begitu, Ken-sama? Saya disini ingin bekerja, bukan untuk dipegang-pegang, dirayu Anda, dan terpesona pada Anda karena saya tidak punya waktu untuk hal begitu,'' ucapnya berusaha sesopan mungkin. Padahal jika saja ia tidak bakalan dituntut, wajah Ken bakal mendapat musibah saat ini juga.

Kemudian Ken berjalan mengitari Rika. "Humm... kuharap kita bisa lekas akrab, Rika-chan. Karena itu akan sama-sama menguntungkan kita masing-masing, loh!" lanjutnya.

Hei! Lagi-lagi pesona keren Ken ditolak. DI-TO-LAK. Kenapa bisa? Entah. Anggap saja Rika bukan tipe gadis yang bakal terpesona pada pandangan pertama.

Rika tak terlalu suka sentuhan fisik semacam tadi, apalagi dilakukan oleh seorang Fujisaki Kenkichi. Alarm bahayanya seolah bisa memprediksi seperti apakah sosok serigala di depannya sekarang.

Lalu Ken berhenti tepat di depan Rika. Menatap gadis pink itu dari atas sampai bawah, lalu tersenyum. "Hal pertama yang harus kau lakukan adalah... memakai seragam khusus yang kupesan untukmu."

Seringai kecil Ken sepertinya menimbulkan kegeraman pada Rika sesudah ia menyebut mengenai seragam.

Tiba-tiba saja firasat sangat buruk melingkupi perasaan Tadashi Rika. Gadis 23 tahun itu benar-benar merasakan sensasi merinding yang tak biasa. Apakah ada hantu di dekatnya? Bukan, ini bukan hantu melainkan iblis!

Rika menatap tajam ke arah Ken yang memberikan senyuman aneh. Apakah iblis memang seperti itu bila tersenyum? Mungkin saja.

"Ohh tenang saja, sweetie... aku takkan menyuruhmu memakai kostum bunny girl, atau kostum neko moe (kucing unyu), atau seragam maid kuno yang super mini? Tidak, tidak, itu sangat tidak pantas untukmu. Aku sudah menyiapkan yang lebih layak untukmu."

Tadashi Rika masih terdiam dengan penuh waspada. Kostum bunny girl? Neko moe? Baju maid pendek berwarna hitam putih standar? Bukan itu semua?! Apakah Rika harus makin curiga atau bersyukur dirinya tak perlu memakai semua yang tadi disebutkan?

Ken balik badan, berjalan ke arah belakang meja dan menarik laci untuk mengambil sesuatu di dalamnya, lalu ia bawa benda itu ke Rika.

"Ini seragammu. Lebih cocok dan layak pakai untuk Rika-chan yang super manis," Diangsurkannya benda itu. Tau kan apa itu yang dinamakan: Virgin Killer Sweater? Nah itu seragam untuk Rika sebagai maid.

Itu adalah baju dari bahan rajut dengan potongan yang sungguh "ajaib". Ya, di situ ada tanda kutip untuk kata "ajaib".

Virgin Killer Sweater (Sweater Pembunuh Perawan) adalah jenis potongan jumper yang akan membuat pria menjadi liar dari melihatnya saja. Lehernya berpotongan turtle-neck, tanpa lengan, backless alias punggung (sangat) terbuka, dirancang untuk memamerkan kedua sisi payudara, dan itu super mini.

"Cepat pakai. Aku tunggu kau di kamarku dalam kurun waktu kurang dari 30 menit. Minta Butler mengantarmu ke kamarku," pungkas Ken sambil berjalan tinggalkan Rika di ruang tersebut.

Tadashi Rika menerima baju yang dikatakan sebagai seragam operasional dia dari Ken dengan tangan gemetar. Baju yang masih berada di dalam plastik kemasannya itu berwarna pink muda.

"Butler, antarkan Maid baru ke kamarnya. Pakai kamar di sebelah kamarku di lantai atas. Iya aku tau itu kamar tamu. Tak apa, ia memang tamuku. Nah, kerjakan saja."

Virgin Killer Sweater. Rika masih terus menatap aneh kostum 'maid' khusus tersebut dengan tampang keberatan. Sialan.

'Apa yang si brengsek itu pikirkan?' batin Rika kesal, membolak-balikkan seragam tersebut seolah memperhatikan desain pakaian tersebut.

Ia tolehkan kepala ke arah sang Butler yang nampak menutupi sebagian wajahnya dengan tangan kanan, seolah-olah menahan sesuatu yang bakal keluar dari hidung.

Jangan bilang Butler ini malah membayangkan Rika dengan pakaian se-seksi itu? Terlebih, wajah pria ini memerah.

''Ehem, Nona Rika, biar saya antarkan ke kamar Anda,'' ucap sang Butler, kemudian mempersilahkan Rika untuk berjalan lebih dulu.

Menghela napas berat, Rika akhirnya mengangguk. ''Haik.''

.

.

.

.

.

TOK ! TOK! TOK!

''Ken-sama, saya mengantarkan Nona Rika.'' Butler mengetuk pintu terlebih dahulu hingga sahutan dari dalam terdengar.

Di belakang Butler, Rika menggerutu sebal seraya menarik-narik ujung sweater a.k.a kostum maid-nya dengan kesal.

Bagaimana bisa Ken menyuruh dia memakai pakaian macam begini, coba?! Terlalu terbuka, bahkan ia baru tahu jika pakaian maid itu ada jenis begini.

Pintu terbuka, dan Rika akhirnya masuk dengan siku-siku merah sudah nangkring di sisi kepalanya.

Pakaian maid khusus itu benar-benar cocok di tubuh Rika. Lekuk tubuhnya jadi terlihat lebih sensual. Hanya saja, Rika agak keberatan dengan bagian belakang yang sangat terbuka. Belum lagi... INI TERLALU SEKSI!

Well, tapi Rika tak heran jika Ken sebagai majikannya. Pria muda itu bajingan. Brengsek. Mesum! Nona pinky merasa jika ia sudah masuk lubang buaya—ah, tidak, tapi mungkin sekalian sarang serigala.

''Baiklah, sekarang saya harus apa, Ken-sama?'' Rika menaruh tangan kanan di pinggangnya, sedang tangan kiri menggaruk sisi kepala yang tak gatal.

Tidak ada manis-manisnya. Padahal pakaiannya sangat manis dan seksi.

Melihat seringai lebar yang tertoreh di wajah sang majikan, Rika langsung menutupi tubuh bagian dada dengan dua tangan menyilang. Pipi Rika merona meski rautnya super kesal.