Chereads / Raja Para Kesatria / Chapter 15 - Perburuan Hari Pertama

Chapter 15 - Perburuan Hari Pertama

"Mada dalam beberapa kilometer lagi akan terlihat Hutan Kabut Hitam" ucap Noris saat berlari dibelakang Pangeran Sura.

"Kamu sudah pernah kesini sebelumnya?" Tanya Pangeran Sura.

"Tentu, aku ikut ayahku berburu di sini beberapa kali" jawab Noris.

"Oh..." Ucap Pangeran Sura sambil mengangguk.

Beberapa saat kemudian semua peserta melihat sebuah hutan yang dipenuhi kabut di depan mereka, terlihat lebih mengerikan karena kabut akan selalu datang pada sore dan pagi hari.

Setelah berlari selama lima jam semua peserta tiba di tempat pelatihan pada sore hari menjelang malam.

"Semua peserta selamat datang di tempat latihan Hutan Kabut Hitam, disini kita akan melakukan pelatihan selama satu bulan jadi persiapkan diri kalian. Dalam pelatihan ini akan dibagi menjadi kelompok kecil terdiri dari 5 orang berdasarkan lambang di baju latihan kalian, bangun tenda kelompok kalian dan kalian akan mendapatkan makan malam berupa energi bar level 2" Kata salah seorang Instruktur menjelaskan.

Pangeran Sura menunduk melihat lambang di pakaian latihannya

"teratai?" Gumam Pangeran Sura.

"Apakah lambangmu teratai juga Mada?" Tanya Noris dengan mencoba melihat lambang di baju latihan Pangeran Sura.

Pangeran Sura berbalik ke arah Noris dan berkata "Hehe.. untunglah kita satu kelompok, tapi kira kira mana anggota kelompok yang lain ya?"

"Heeii.... Apakah kalian teratai juga?" Tanya salah seorang pemuda gemuk dengan melambaikan tangan

"Emm" jawab Pangeran Sura dan Noris dengan mengangguk.

Kemudian pemuda gemuk itu berjalan ke arah Pangeran Sura dan Noris bersama 2 orang perempuan lain dan berkata "berarti kita satu kelompok" dengan senyum hangatnya.

Pemuda gemuk itu sama dengan Pangeran Bisma akan tetapi hanya lebih tua satu tahun di bandingkan Pangeran Bisma.

"Perkenalkan Namaku Roni dari tahap kesatria, kalian bisa memanggilku Kak Roni" kata pemuda gemuk itu.

"Dan ini Putri Sonya dan Putri Rara mereka ini bersaudara dari kerajaan Guntur" lanjutnya

Kedua Putri itu melihat kearah Pangeran Sura dan Noris, kemudian perempuan yang lebih muda berkata "kenapa kita ditempatkan di kelompok rakyat miskin ini sih..?" dengan nada yang agak marah khas anak-anak.

Mendengar itu Putri Sonya yang lebih besar berkata "Rara jadilah anak yang baik! ini sudah aturan instruktur kita semua harus bekerja sama sebagai satu kelompok" mencoba menenangkan situasi.

Kemudian Putri Sonya tersenyum melihat ke arah dua pemuda itu dan berkata "maafkan adik ku, aku mohon kerjasamanya."

Putri Sonya memiliki postur tubuh yang lebih tinggi dari Roni, dan sepertinya kekuatannya tidak kalah darinya. Sedangkan Adiknya usianya 10 tahun dengan kekuatan warrior tingkat 8.

Setelah itu mereka mulai membangun tenda mereka dan membersihkan diri serta mengganti pakaian mereka menjadi pakaian latihannya. Terdapat dua tenda yang cukup besar yang terbangun saling berdekatan, tenda pertama untuk Pangeran Sura, Noris dan Roni kemudian tenda lainnya untuk Putri Sonya dan Putri Rara. Didepannya tenda itu terdapat api kecil untuk menghangatkan tubuh mereka.

"Adik Mada dan Adik Noris jangan khawatir dengan kekuatan kakak mu yang jenius ini, aku akan melindungi kalian semua juga kakak akan mengajarkan kalian beberapa teknik dasar" kata Roni dengan membanggakan dirinya di depan Pangeran Sura dan Noris.

"Terimakasih Kak Noris, kami mengandalkan mu" Ucap Pangeran Sura

Mendengar itu tidak bisa tidak membuat Roni untuk tambah bangga diri dan membusungkan dadanya.

"Bahkan si gendut itu pun sangat cakap dalam membual, Kak aku semakin tidak senang dengan mereka" bisik Putri Rara kepada kakaknya Sonya.

Dengan tertawa kecil Putri Sonya berkata "hihi.. memang kelompok yang sangat lucu, beradaptasilah Rara.. hari hari kita pasti akan menyenangkan ditambah dengan kehadiran mereka"

Dengan mendengus Putri Rara berkata "huuuh... Baiklah!"

"Noris aku baru melihat pedang seperti itu" kata Pangeran Sura sambil menunjuk ke arah pedang di samping Noris.

"Ini pedang yang di berikan ayahku kepadaku, katanya ini pedang khusus keluarga ku. Seluruh keluargaku memiliki ini, bahkan kakak ku punya yang lebih panjang." Kata Noris menjelaskan.

Pedang itu sedikit melengkung dengan satu mata pedang yang berada pada lengkungan cembung.

"Nama pedang ini adalah katana, seni pedang ini diwarisi oleh leluhurku." Lanjut Noris.

"Ohh.." kata Pangeran Sura

Selain itu semua peserta pelatihan juga membawa sebuah busur, dikarenakan ini adalah kerajaan Nafas kehidupan dimana keterampilan dalam memanah adalah nomor satu.

Keesokan paginya semua peserta berkumpul untuk pembukaan pelatihan oleh Raja Mahardika.

Setelah sambutan yang bertele-tele dan motovasi kepada seluruh peserta pelatihan, Raja Mahardika membuka Pelatihan itu secara resmi.

"Dengan ini Pelatihan di Hutan Kabut Hitam telah resmi di Buka" kata Raja Mahardika, kemudian disambut dengan tepuk tangan yang meriah dari peserta pelatihan dan instruktur serta menteri yang hadir.

Kemudian setelah sambutan dan pembukaan dari Raja Mahardika, Instruktur Lin menjelaskan aturan pelatihan.

"Dari hari ini sampai selanjutnya pelatihan akan dilaksanakan, dalam sehari kalian hanya akan di berikan makanan berupa energi bar tingkat 3 satu kali di pagi hari dan selebihnya kalian harus mencarinya sendiri." Kata Instruktur Lin.

"Dan untuk penilaian peringkat kalian harus mengumpulkan poin dari memburu monster maupun raksasa di Hutan ini. 100 peringkat teratas akan mendapatkan 1 kali makanan energi bar tingkat 5 dan akan dibimbing langsung oleh instruktur profesional, peringkat dibawahnya sampai 200 akan mendapat 1 kali makanan energi bar tingkat 4 dan dibawahnya tidak akan mendapatkan apa-apa. Kemudian setiap harinya dari pagi sampai siang kalian harus ikut pelatihan fisik, selebihnya kalian bebas berburu dan menjelajah hutan. Satu lagi tidak ada yang boleh saling membunuh satu sama lain baik itu sesama tingkat atau beda tingkat." Lanjut Instruktur Lin menjelaskan peraturan.

Setelah apel pembukaan seluruh peserta pelatihan menjalankan latihan fisik sesuai dengan tingkatan mereka

Pangeran Sura dan Noris terlihat sedang menarik batu besar dengan menggunakan tali karet yang sangat lentur, sehingga perlu waktu dan tenaga ekstra untuk menariknya.

"Bahkan disini pun aku harus menjalankan latihan ini, sungguh menyebalkan" gumam Pangeran Sura.

"Mada mari istirahat sebentar aku perlu air untuk minum" Seru Noris yang di samping Pangeran Sura.

"Iya aku juga" jawab Pangeran Sura.

Siang harinya kelompok teratai kembali ke tendanya.

"Sial perutku lapar sekali, energi Bar tadi pagi tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi ku" ucap Roni dengan memegang perutnya.

"Hmm akupun merasakan hal yang sama" kata Putri Sonya.

"Sepertinya kita harus berburu untuk dimakan" kata Noris menyambung percakapan Roni dan Putri Sonya.

"Baiklah kita akan berburu, tidak buruk juga jika kita bisa mengumpulkan poin untuk peringkat" kata Roni dengan melihat ke semua anggota kelompoknya isyarat meminta persetujuan mereka.

"Baik kita akan berburu, mari bersiap" kata Putri Sonya

Pangeran Sura juga mengambil busurnya dengan beberapa anak panah di punggungnya. Kemudian mereka melapor ke salah satu instruktur untuk masuk ke Hutan Kabut Hitam.

"Karena aku pernah beberapa kali berburu disini bersama Ayahku, aku sedikit tau medan hutan ini, di depan sana lalu tidak salah ada aliran sungai" kata Noris

"Bagus sekali, mari kita kesana dulu untuk menangkap ikan, untuk mencari monster dan raksasa juga akan terlalu berbahaya jika kita sial bertemu monster yang kuat." Ujar pangeran Sura, kemudian mereka mengangguk dan pergi ke arah yang di tunjukan oleh Noris.

Setelah setengah jam berjalan mereka melihat aliran air yang tidak terlalu lebar.

"Sungai ini sangat bagus, aku bisa melihat beberapa ikan." Kata Roni

Kemudian mereka mulai bersiap dengan busur dan anak panahnya tapi tidak dengan Noris. Noris mengumpulkan batu dan menempatkan di suatu tempat di aliran sungai itu membentuk bendungan dengan satu titik terbuka.

Roni, Pangeran Sura, Putri Sonya dan Rara semua menembakan anak panahnya ke arah air akan tetapi mereka tidak mendapatkan satupun, lagi pula ikan disana sangat cepat dan kecepatan anak panah mereka sangat berkurang akibat masuk ke air.

Setelah setengah jam kemudian mereka hanya mendapatkan 5 ikan, sementara itu Noris membawa sekantung penuh ikan.

"Hai kalian sudah cukup mari kita bakar ikan" kata Noris sambil menunjukan sekantung penuh ikan di punggungnya.

Keempat orang itu hanya bisa terkejut setelah melihat begitu banyak ikan yang Noris tangkap.

"Bagiamana kamu mendapatkan ini semua Noris?" Tanya Pangeran Sura

"Hehe... Ini teknik yang diajarkan ayahku saat berburu disini Mada" jawab Noris sambil tertawa kecil.

"Aku akan menyiapkan apinya" kata Putri Sonya

Setelah itu mereka membakar semua ikan tangkapan mereka.

Dengan tangan yang yang penuh dengan ujung kayu, Roni membakar 4 tusuk kayu dengan masing masing 3 ikan di setiap tusuknya, sementara yang lain hanya membakar 3/4 untuk mereka sendiri.

"Apakah kamu monster menghabiskan begitu banyak ikan?" Kata Putri Rara dengan pandangan jijik kepada Roni.

"Hehe... Perutku ini perlu banyak energi untuk bertarung melawan monster bagaimana bisa aku melawan mereka jika asupan giziku kurang?" Kata Roni dengan muka yang tidak tahu malu.

"Cepat habiskan makanan, aku merasakan ada monster yang mendekat" kata Putri Sonya

Mereka langsung memakan ikan bakar itu dan mematikan api kemudian pergi bersiap dengan senjata mereka.

Berhenti disini, naik ke dahan pohon. Kita lihat dahulu monster apa itu, jika kita bisa membunuhnya maka kita bunuh, jika tidak kita tinggalkan tempat ini" kata Roni memimpin kelompok itu.

Yang lain kemudian mulai naik ke dahan pohon di sekitar dan menunggu monster itu. Tak lama datang 3 sosok serigala darah dengan sisik merah di tubuh mereka dan air liur yang menetes dari mulut mereka.

"Serigala darah level 5, siapkan busur kalian kita akan membunuh mereka dalam satu serangan, jika tidak bisa maka mereka akan memanggil kawanannya dan itu sangat berbahaya untuk kita" kata Roni

Saat serigala itu mengendus dan mengacak tempat bekas api kelompok pangeran Sura suara anak panah berdesingan datang

"Shoo, Shoo, Shoo"

"Sreeeh" anak 3 anak panah menancap di mata dua serigala dan sisanya hanya ada lubang kecil di kepalanya tanpa anak panah yang merupakan serangan dari Roni dan Putri Sonya dari tahap kesatria.

"Kerja bagus, mari kita ambil kristal jiwa mereka" kata Roni

Kristal Jiwa monster merupakan salah satu bahan yang bermanfaat dan merupakan salah satu material dalam pembuatan senjata roh. Semakin tinggi kristal monster semakin tinggi juga senjata roh yang bisa ditempa.

Dalam pelatihan ini juga rangking kelompok dihitung berdasarkan poin dalam membunuh dan mengumpulkan kristal jiwa monster dan raksasa.

Mereka semua turun dan mencoba mengambil kristal jiwa ketiga serigala tersebut. Kemudian terlihat Noris mengambil sebuah belati dan mulai membelah badan serigala itu dengan mudah dan mengambil kristal jiwa mereka.

"Memang benar benar anak dari seorang pemburu" kata Putri Rara dengan menatap jiji ke arah Noris.

Saat mengambil kristal terakhir dari serigala itu, tiba tiba ada banyak langkah lari terburu buru dari binatang buas ke arah mereka.

"Sial!!! cepat lari tinggalkan tubuh itu" ucap Roni mengutuk dan menarik Noris untuk segera pergi

"Brengsek, ada 50 serigala darah mengejar kita" kata Roni Mengutuk sambil berlari.

"Lari mereka lebih cepat dari kelompok kita, jika seperti ini terus kita akan tertangkap oleh mereka" Ucap Putri Sonya

Sementara itu Pangeran Sura, Noris dan Putri Rara sekuat tenaga berlari mengimbangi kecepatan Roni dan Putri Sonya yang sudah pada tahap kesatria.

"Kalian semua lebih cepat!" Teriak Roni

"Noris apakah tidak ada tempat yang aman di depan" lanjutnya

"A..ada seperangkap jebakan di depan bekas perburuan terakhirku bersama ayahku" akan tetapi membutuhkan waktu 20 menit lagi jawab Noris.

"Sial, satu satunya cara kita serang secara langsung sekumpulan serigala itu, siapkan senjata kalian" kata Roni bergegas mengeluarkan tombak panjang dari cincin jiwanya.

"Cincin Jiwa seperti punya Kak Bisma" gumam Pangeran Sura saat melihat cincin Roni mengeluarkan tombak.

Kemudian mereka semua bersiap dalam bentrokan langsung.

Pangeran Sura segera memegang busurnya dan melempar anak panah yang telah di salurkan energi alam dari tubuhnya.

"Shoo"

Anak panah melesat dan menembus tubuh salah satu serigala kemudian jatuh dan kejang di tanah, akan tetapi anak panah itu belum berhenti tapi menembus tubuh serigala lain dan membunuhnya.

Sementara itu Putri Sonya dan Putri Rara serta Roni merangsek masuk ke arah para serigala.

"Serangan ratusan tombak" teriak Roni mengacungkan tombak nya

"Pedang menari" teriak kedua Putri bersaudara itu dengan menggunakan pedang lentur yang sangat tajam mengoyak dan menghancurkan tubuh serigala darah hanya meninggalkan potongan tubuh dan dara serigala darah yang menyerang dengan ganas

Disisi lain Noris menghunus katananya dan menyiapkan kuda kuda siap berhadapan langsung selang para serigala darah tapak menyatu dengan katananya. Kemudian saat serigala darah tampak mendekat Noris mengayunkan katananya dan membelah tubuh serigala darah dan memotong leher serigala lain yang menyerangnya.

Kedua belah pihak antara kelompok pangeran Sura dan serigala darah sangat ganas menyerang kedepan.

Sura juga tidak kalah sibuk mengirimkan puluhan anak panah yang dialiri energi alam dan tiap saat menembus tengkorak serigala yang datang, terkadang juga tidak berhenti di satu badan serigala

Roni melakukan gerakan menusuk yang sangat cepat dan kuat sehingga tidak dapat terlihat gerakan tombaknya menyerang dan mengoyak tubuh serigala di jalannya.

Pekikan rendah terdengar dari serigala yang tertusuk dan terinjak serigala lainnya. Percikan darah menyebar ke sekitar area seperti bunga darah yang mekar dan mengalir terus menerus.