Esok paginya setelah sarapan seluruh peserta pelatihan berkumpul untuk menjalankan pelatihan fisik, mereka semua disatukan menjadi 5 barisan panjang dan selanjutnya mereka berlari bersama dengan jarak sejauh 20 kilometer.
"Kenapa mereka sangat sehat hari ini?" Kata Pangeran Ryan Kala melihat orang gemuk dengan lambang teratai di baju latihannya.
Ekspresi yang sama juga ditunjukan oleh Pangeran Ryan Yudha, Pangeran Ryan Kala dan 2 Pangeran dari kerajaan Bramaja. "Apa yang terjadi? Mungkinkah kita salah merusak tenda?" Gumam mereka lirih"
Semua anggota kelompok teratai semua terlihat bugar karena tidur nyenyak mereka semalam. Selain itu kini mereka tidak bisa di ganggu oleh kelompok ular hitam karena mereka berdamping dampingan dengan pasukan gajah putih yang merupakan kelompok teratas dalam peringkat pelatihan.
Melihat itu Kelompok ular hitam sangat geram akan tetapi tidak bisa melakukan apa apa karena kelompok teratai terlihat akrab dengan kelompok gajah putih. Dimana kelompok teratai bergerak kelompok gajah putih pasti ada di dekatnya entah itu untuk mengobrol atau hanya mengikuti mereka saja dari belakang.
Setelah mereka menyelesaikan latihan lari kemudian mereka berkumpul sesuai kelompok mereka karena hari ini akan ada misi yang harus semua kelompok lakukan. Semua anggota kelompok teratai sudah bersiap, tak lama instruktur Baron datang dengan tusuk gigi di tangannya.
"Hari ini kalian akan diberikan misi untuk membantu warga di desa sekitar sini dan misi ini tingkatnya B, maka persiapkanlah diri kalian." Kata Instruktur Baron, kemudian mereka bersama sama mengikuti Instruktur Baron pergi ke Desa Pagar Tani.
"Instruktur bisakah menjelaskan misi kita kali ini apa?" Tanya Roni sambil berlari mengikuti gurunya.
Dengan tawa kecil Instruktur Baron berkata "kalian akan tahu setelah sampai disana."
Mendengar itu mereka merasakan sesuatu yang tidak baik dari tawa rendah gurunya. Seakan akan mereka akan tahu bahwa mereka akan melakukan hal yang tidak biasa dikerjakan oleh mereka karena sangat mengenal karakter gurunya beberapa minggu pelatihan.
Setelah 1 jam berjalan mereka bisa melihat hamparan sawah yang luas sejauh mata memandang diperjalanan mereka, setelah itu mereka bisa melihat sebuah desa kecil dengan hanya satu jalan yang bisa dilalui. Desa kecil itu terlihat tidak lebih dari 3 kilometer luasnya, dengan rumah-rumah khas yang hampir mirip semuanya.
Saat mereka tiba di desa itu, mereka langsung disambut oleh seorang laki-laki tua dengan seorang anak laki-laki di sampingnya. "Selamat datang Tuan Baron, terima kasih sudah mau menerima permintaan dari kami" dengan senyum hangat di wajahnya. Sedangkan anak di sampingnya terlihat malu malu dan takut dengan orang-orang yang mengenakan topeng di belakang Instruktur Baron.
Dengan tawa renyah Instruktur Baron berkata "tidak perlu terlalu formal kepala desa Suri, kita disini memang tugas kami untuk membantu rakyat kerajaan Nafas Kehidupan. Selain itu desa ini adalah salah satu pemasok makanan terbesar untuk kerajaan Nafas Kehidupan."
"Oh iya ini cucuku Turi, mari kita masuk dulu ke rumahku" kata Suri memperkenalkan cucunya dan mempersilahkan Instruktur Baron dan yang lain untuk masuk ke rumahnya, akan tetapi sebelum masuk Instruktur Baron berkata "Paman Suri, apakah ada pekerjaan pertanian untuk mereka bantu?"
"Tentu saja, Turi tolong antarkan mereka" kata Paman Suri kepada cucunya.
"Aku sudah tau itu, kami akhirnya akan menjadi kerbau pembajak sawah disini" mereka menduga hal tersebut pasti akan terjadi dan bergumam lirih menyesali mendapat instruktur seperti Baron.
Mereka akhirnya pergi mengikuti Turi dari belakang menuju sawah sawah yang kering untuk di pacul untuk menggembirakan tanahnya. "Turi berapa usiamu?" Tanya Putri Sonya kepada anak kecil itu
"A..aku 5 tahun kak" ucapnya dengan terdengar sedikit cadel.
"Kamu sangat lucu Turi" puji Putri Sonya untuk mencairkan suasana
Mendengar itu muka Turi memerah tapi terlihat senyum tipis di wajahnya tidak bisa membohongi bahwa dia senang atas pujian Putri Sonya. Kemudian Turi bertanya kembali kepada kelompok Pangeran Sura "kakak kenapa menggunakan topeng topeng itu?"
Dengan tawa kecil Putri Sonya berkata "ini aturan di tempat kami jadi kami harus memakai topeng topeng ini"
"Ohh.." Turi mengangguk dan terus berjalan mengarahkan mereka.
Setelah mereka sampai di sawah kering itu mereka pun langsung diarahkan petani disana untuk membantu mereka menggembirakan tanah menggunakan cangkul yang telah disediakan.
"Kenapa sawah ini luas sekali, apa apaan misi tingkat B?" Kata Roni memaki dengan emosi akan tetapi tetap mengambil cangkul dan mulai mencangkul tanah sawah tersebut. Hal itu juga diikuti oleh semua anggota kelompoknya kecuali Pangeran Sura.
"Hei Mada cepat turun, pekerjaan kita sangat banyak" kata Putri Rara memarahi Pangeran Sura. Pangeran Sura tidak langsung turun ke sawah akan tetapi bertanya kepada Turi "Turi apakah tidak ada kerbau disini untuk membantu membajak sawah? Kenapa orang orang membuang waktu mencangkul tanah?"
Turi tersenyum pahit dan berkata "sebelumnya desa kami memiliki kerbau untuk membajak sawah-sawah akan tetapi gerombolan bandit itu menyerang desa dan merampas harta warga disini dan mengambil hewan hewan ternak, tidak menyisakan satupun. Harapan kami hanya sawah sawah ini sekarang."
"Betapa kejamnya, emm apakah masih ada alat bajak sawah yang biasa dipakai kerbau kerbau itu?" Tanya Pangeran Sura lagi.
"Tentu saja, itu ada di gudang ini" jawab Turi.
Setelah mendengar itu Pangeran Sura langsung berkata kepada teman teman mereka yang sedang memacul tanah sawah. "Teman teman aku menemukan alat canggih yang bisa membantu kita dalam pekerjaan ini, mari ikut aku ambil alat ini."
Mereka semua akhirnya mengambil alat itu dan membawanya ke sawah. "Apaa.. kamu mengira diriku ini benar benar kerbau Mada?" Teriak Roni setelah tau bahwa dia akan menarik alat tersebut seperti kerbau.
"Kakak ku Roni, ini adalah satu satunya jalan untuk mempercepat pekerjaan kita" kata Pangeran Sura dengan pura pura bersedih dan menggelengkan kepalanya.
"Jangan khawatir Kakak Sonya dan Kakak Rara pun akan menarik alat satunya untuk membantumu, sedangkan aku dan Noris akan mengikuti dan menekan alat ini dari belakang." lanjut Pangeran Sura.
"Apaa?? Kamu benar benar bocah bau Madaa!!" Kata Putri Sonya dan Putri Rara serentak setelah sebelumnya menertawakan nasib Roni.
Kemudian Pangeran Sura berkata hal yang sama seperti saat Roni protes atas idenya. "Kakak-kakak perempuan ku sesungguhnya ini adalah satu satunya jalan untuk mempercepat pekerjaan kita" sambil menggelengkan kepalanya.
Setelah perdebatan itu mereka mau tidak mau setuju atas usul Pangeran Sura dan mulai membajak sawah luas itu menggunakan alat itu.
Disisi lain Instruktur Baron berbicara dengan Paman Suri di rumahnya dan telah mendengar semua kronologi kejadian penyerangan para bandit ke Desa Pagar Tani. "Berapa Jumlah mereka?" Tanya Instruktur Baron.
"Sangat Banyak, kira kira 100 orang mungkin ada Tuan Baron. Kekuatan mereka juga banyak di level 9 Warior dan beberapa di level 1 kesatria, sementara itu pemimpin mereka terlihat lebih kuat sekitar level 5 kesatria." Kata Kepala Desa menjelaskan secara rinci kepada Instruktur Baron.
Setelah itu Instruktur Baron mengangguk mengerti situasinya. Kemudian dia menyelesaikan pembicaraan dengan kepala desa Suri dan pergi melihat murid muridnya yang sedang tersiksa.
"Benar benar murid yang rajin" kata Instruktur Baron tersenyum melihat sawah yang luas itu sudah dibajak semuanya dan melihat murid muridnya yang sedang beristirahat di sebuah pondok kayu.
"Kalian ini memang cocok menjadi petani" ucap Instruktur Baron sambil berjalan mendekati mereka yang sedang kelelahan.
"Mari kita makan dan istirahat esok pagi kalian harus menanam padi di sawah sawah ini" lanjut Instruktur Baron.
Lagi lagi Roni bergumam dalam hatinya "Sial! Sial! Sial! Omong kosong tentang misi tingkat B" sambil mengepalkan tinjunya tapi hanya bisa pasrah atas siksaan yang diberikan instruktur Baron, lagi pula hari ini dia juga sudah benar benar dikerjai oleh Pangeran Sura.
Malam harinya setelah bekerja keras mereka makan malam bersama di rumah Paman Suri. "Setidaknya makanan enak ini membayar seluruh kerja kerasku hari ini" kata Roni dan dengan lahap menghabiskan makanan di piringnya dan mengambil lagi makanan-makanan yang disajikan di meja.
Orang orang yang melihat lahapnya Roni memakan makanan hanya bisa tertawa karena mulut Roni sangat kotor dan penuh dengan makanan.
"Kak.. aku lihat kamu orang paling kecil di kelompok ini, apakah itu tidak apa apa?" Tanya Turi kepada Pangeran Sura
"Hahaha tidak perlu khawatir teman teman ku adalah orang yang sangat baik aku pasti dilindungi oleh mereka" jawab Pangeran Sura.
"Aku nanti juga ingin menjadi kuat seperti kalian kak! Aku ingin melindungi seluruh desa dari bandit bandit yang menyerang desa ku." Kata Turi dengan tekad di matanya.
"Kamu pasti bisa Turi, tetaplah berlatih dengan baik" kata Pangeran Sura memberikan motivasi kepada Turi.
Setelah mereka makan mereka langsung diberi tahu tugas yang sesungguhnya dari misi ini, yaitu menjaga desa pagar tani dari serangan lanjutan para bandit yang menyerang Desa. Selain itu mereka juga harus menghancurkan komplotan bandit ini agar tidak lagi meresahkan masyarakat lain dan desa desa lain di sekitar.
"Akan tetapi tetap besok pagi kalian harus membantu para petani menanam padi di sawah sawah itu" Kata instruktur Baron mengejek murid muridnya.
"Aku bahkan tidak mau lagi menyentuh alat bajak sawah itu lagi, aku bukan kerbau" kata Roni sambil mengarahkan pandangannya kepada Pangeran Sura, begitu juga kedua Putri dari kerajaan Guntur.
Melihat tatapan tajam dan ganas dari orang orang itu Pangeran Sura berkata "setidaknya kita sudah selesai menggembirakan tanah di sawah sawah itu dengan cepat" sambil tertawa kecil dan menggaruk belakang kepalanya.
Akhirnya mereka semua tidur di rumah kayu Paman Suri malam itu setelah kelelahan dan perbincangan santai di meja makan.
Saat jam 3 pagi Pangeran Sura terbangun dari tidurnya karena mendengar suara ayunan kayu berat di halaman depan rumah Paman Suri. Mendengar itu Pangeran Sura mencoba melihat dan mengecek khawatir para bandit datang di waktu waktu tidak terduga.
Saat Pangeran Sura keluar dia melihat sosok kecil sedang mengayun ayunkan pedang kayu di tangannya dan obor sebagai penerangan di dekatnya.
"Kamu sangat rajin Turi berlatih pagi pagi sekali" ucap Pangeran Sura
Mendengar itu Turi sontak kaget dan melemparkan pedang kayunya itu. "Kakak mengapa belum tidur? Apakah aku mengganggu tidurmu? Maafkan aku kak" ucap Turi dengan cepat.
"Tidak tidak aku hanya ingin mengamati bintang bintang di langit saja" kata Pangeran Sura berbohong.
"Aku lihat kamu memiliki potensi" tapi terlebih dahulu kamu harus melatih posisi kuda kudamu.
Merekapun berlatih bersama hingga matahari menyingsing, yang satu memberikan arahan dan yang satu melakukan gerakan yang telah Pangeran Sura arahkan.