"Kamu sangat lemah!"
Sosok Raja Nanggi mendekat dan suaranya memenuhi seluruh ruangan.
"Di masa depan jangan gunakan ledakan energi seperti itu lagi karena dengan tubuhmu yang sekarang energi itu hanya akan merusak tubuhmu. Kekuatan ledakan energi ketetapan hati memang dahsyat tapi tergantung ketahanan fisik seseorang. Jika kamu lemah maka kekuatannya tidak sebanding dengan kerusakannya."
Raja Nanggi berkata sambil membelai janggutnya dan mulai melangkah ke belakang sebelum suara lain mendengung di kepalanya.
"Mada.. Mada.. Mada"
"Bangun Mada"
Pangeran Sura membuka matanya dan melihat Roni yang sedang menggendong Noris di punggungnya.
"Mada waktunya kita pergi ke tempat latihan, Noris harus segera mendapat perawatan" Ujar Roni kemudian memakai topeng barunya dari Instruktur Baron.
"Baik"
Pangeran Sura kemudian berdiri dan merasakan bahwa semua ototnya sakit "Sial memang sangat menyakitkan efek ledakan energi itu." Ia pun langsung bergegas membawa barangnya dan keluar.
Seluruh warga desa berkumpul di lapangan desa, mereka melakukan penghormatan kepada penduduk desa yang tewas dalam pertempuran semalam. Kepala Desa Suri memimpin penghormatan tersebut sebelum kemudian dilakukan penguburan mayat.
"Kakak kamu tidak apa apa?" Bisik Turi berjalan di samping Pangeran Sura
Pangeran Sura menepuk kepala Turi dan mengacak acak rambutnya "Aku hanya perlu istirahat dan akan sehat seperti semula"
"Hehe adik kecil jangan khawatirkan dia, dia tidak lebih dari monster" tawa Roni menggoda Pangeran Sura. Kemudian menambahkan "Bahkan jika dia mati sekalipun, dia akan tetap bisa berjalan."
"Apakah aku terlihat seperti Zombie?" Tanya Pangeran Sura
Tawa pun pecah diantara mereka karena ekspresi Pangeran Sura, suasana itu memang di perlukan setelah banyak kejadian terjadi dalam semalam
"Paman Suri kami mohon izin untuk kembali, waktu pelaksanaan misi juga sudah berakhir aku harap kami tidak merepotkanmu selama disini." Instruktur Baron menjabat tangan Paman Suri
"Tidak tidak, aku bersama seluruh warga desa mengucapkan terimakasih kepada kalian semua." Paman Suri tersenyum dan memberikan stempel desa sebagai tanda berhasilnya misi pelatihan.
"Baiklah kami akan pergi sekarang" instruktur Baron pergi memimpin kelompok itu pergi
"Paman Suri sampai jumpa" kata Roni berjalan dan menggendong Noris di punggungnya.
Paman Suri tertawa dan melambaikan tangan "iya lain kali datanglah lagi untuk membajak sawah."
"Turi jaga dirimu baik baik dan tetap berlatih" kata Pangeran suri menepuk nepuk kepala Turi. "Jangan khawatir kak, aku akan lebih kuat darimu" Turi tertawa kecil. Para penduduk desa melambaikan tangan ke arah kelompok instruktur Baron.
•••••••••••••
"Arrrwooo"
Di kedalaman hutan kabut hitam gemuruh raungan monster dan raksasa memenuhi ruang. Derap langkah Monster juga menuju ke satu titik di tengah hutan.
Di tengah rawa berlumut berdiri seorang manusia diatas burung hitam besar memancarkan aura siluman ke udara. Aura siluman itu penuh dengan intimidasi dan dominasi seorang penguasa.
Huru hara monster yang memasuki wilayah itu langsung melambat dan dipaksa tunduk oleh aura siluman menakutkan itu sehingga tubuh monster yang baru datang kepalanya dipaksa menunduk di tanah. "Tuanku ada apa engkau datang ke sini?" Tanya Pimpinan raksasa yang datang.
"Tuanku datang untuk menaklukan benua langit tinggi" suara bergema di udara menyebar ke seluruh monster dan raksasa yang datang. "Tuanku ingin mengundang kalian semua untuk menjadi budak dalam penaklukan benua Langit Tinggi" suara tersebut bergema lagi, jika di perhatikan suara itu berasal dari seorang burung hitam besar yang di tunggangi manusia yang memancarkan aura siluman melalui transmisi suara di udara.
Dengan kekuatan membuat transmisi suara sebesar itu mereka
"Siapapun yang melawan akan menghadapi kematian dan kehancuran seluruh jenisnya di hutan ini. Siapapun yang ikut dalam penaklukan bersama Tuanku, akan diberkati oleh kekuatan dan kekayaan tak terbatas"
"Lalu apa yang harus kami lakukan Tuanku?" Tanya pemimpin Raksasa itu lagi.
"Kalian hanya harus menyembah Tuanku Avan sebagai tuhanmu saat ini dan membangun kerajaan iblis di tanah ini, dengan pemuda ini yang menjadi pemimpin kalian" kata Burung hitam besar itu menunjuk sesosok bayangan yang keluar dari antara pohon.
Pemuda berusia 20-30 tahun dengan tatapan tajam dan aura yang sama dengan manusia di atas burung hitam besar tetapi lebih lemah jika dibandingkan dengan nya. Mata pemuda itu memancarkan ketajaman di dahinya terdapat mata ke tiga yang tertutup dengan jubah abu-abu di tubuhnya.
Manusia yang di sebut Avan kemudian membuka tangannya ke udara dengan energi besar melonjak.
"Berdirilah"
Suara bergema dan sebuah bangunan hitam menyerupai istana serta menara-menara dan benteng besar perlahan muncul dari tanah rawa memenuhi tanah yang luas. Istana itu diselubungi aura kelam dan tanpa terduga muncul di tengah tengah hutan kabut hitam.
Energi besar itu juga diarahkan kepada para monster dan raksasa dan merubah bentuk fisik serta kekuatan mereka.
"Aaarrrrgh" Geraman dari para monster dan raksasa menjadi hiruk pikuk di tempat itu. Bentuk tubuh mereka berubah dengan tulang yang menonjol tajam keluar dari tubuhnya dan kekuatan mereka melonjak ketingkat lebih tinggi.
Hampir semua pimpinan raksasa dan monster naik ke tingkat puncak kesatria dan beberapa naik ke tingkat Dewata. Sementara itu monster yang tingkat lebih rendah semua naik beberapa tingkat ke tingkat kesatria.
"Aku bisa merasakan tubuhku bertambah kuat" gumam salah seorang raksasa.
"Benar aku sangat penuh dengan vitalitas, luar biasa" bisik yang lain karena takjub.
"Itu hanya keuntungan awal kalian, jika kalian patuh dan tunduk kepada tuanku dan raja kalian yang baru, semua akan mendapatkan kekuatan yang lebih besar." Suara burung hitam besar itu kemudian menggema kembali.
Kemudian pemuda bermata tajam itu berteriak
"Hidup Tuanku Avan!!"
"Hidup Tuanku Avan!!"
"Hidup Tuanku Avan!!"
Mendengar itu semua raksasa dan monster ikut berteriak memuja manusia yang mereka anggap sebagai tuhan sekarang.
"Aku Rakhsa Raja kalian, hari ini dan seterusnya misi mendominasi Benua Langit Tinggi di mulai" Pemuda dengan mata tajam itu tertawa dan mulai menunduk kepada Avan dan diikuti oleh semua monster yang ada.
Disisi lain kelompok teratai dan kelompok kuda perang sampai di perkemahan pelatihan. Setelah mengobrol dan mengucapkan terima kasih, kelompok teratai kemudian pergi ke instruktur pengumpulan stempel misi untuk menukarnya dengan Poin peringkat.
Misi berhasil 20.000 poin
Perubahan tingkat misi 10.000 poin
Misi gagal 0 poin
Jika misi gagal karena perubahan tingkat misi yang di hadapi maka kelompok akan tetap diberikan 10.000 poin peringkat karena semua misi hanya pada tingkat C. Sementara itu kelompok teratai berhasil menjalankan misi dan ada perubahan tingkat dalam misi maka jadi mereka mendapatkan 30.000 poin peringkat.
"Aku sangat lelah mari kita segera ke tenda" kata Pangeran Sura yang sudah tidak kuat akan kondisi tubuhnya. Merekapun kembali ke tenda mereka setelah mengantarkan Noris ke tenda pengobatan. Mereka semua akhirnya tertidur kembali karena sangat lelah.
Sementara itu Noris duduk bermeditasi dan memasuki pikirannya dan bertemu Raja Nanggi, "Mulai sekarang latih tubuhmu dan perkuat energi batinmu. Latihan fisik dan juga latihan pengendalian energi batin, jangan sia siakan waktu dan bekerja keraslah." Suara Raja Nanggi memasuki pikiran Pangeran Sura
Energi alam mulai memutar perlahan di sekitar tubuhnya mengisi kembali energi alam dalam tubuhnya dan merekonstruksi ulang otot yang robek serta memompa otot menjadi lebih kuat dan lebih bernergi.
"Otot otot ku bisa menyerap energi ini juga dan menyimpannya! Kurasa memang latihan fisik perlu dalam pondasi seorang pendekar. Aku harus lebih kuat dan menambah porsi latihan ku." Gumam Pangeran Sura dalam pikirannya
Sebelum akhirnya tanpa sadar matahari sudah kembali tenggelam menyisakan bulan penuh yang bersinar.
Saat membuka matanya Pangeran Sura melihat seekor kucing gelap dengan mata merah mengusap usap kepalanya di dadanya. "Ehh kenapa anak kucing kecil ini bisa tumbuh dalam semalam?" Pangeran Sura kaget dan mengangkat anak leopard yang di ambilnya dari hutan.
Dengan tawa kecil Putri Rara menunjukan tempat minum berisi darah rusa emas di tangannya "aku memberikannya ini untuk nutrisinya sehingga dia bisa tumbuh kuat dan cepat."
Melihat kantung minuman itu Pangeran Sura kembali melihat ke arah anak kucing hitam itu. "Pantas saja, lalu apakah leopard punya corak warna emas ini di dahinya?"
"Emm aku belum tau, setelah aku memberikannya beberapa darah rusa emas ini corak itu muncul bersinar dan tubuhnya mengembang lebih besar" jawab Putri Rara. "Oh iya mari kita makan dahulu Kak Roni sudah membuatkan kita sup rusa emas" lanjutnya.
"Baiklah" kata Pangeran Sura kemudian berdiri menggendong anak kucing hitam itu di dadanya. "Kita kira harus kita namakan siapa dia?" Tanya Pangeran Sura
"Bagiamana jika Legam? Karena corak hitamnya sangat pekat" jawab Putri Rara memberi saran dan berjalan keluar Tenda
Dengan mengikuti di belakang Putri Rara Pangeran Sura menepuk kepala kucing hitam "tidak buruk, namamu kini adalah Legam"
"Waw waw" kucing itu tetap mengeluskan kepalanya ke dada Pangeran Sura.