Pengeran Sura berusaha berbelok dan menuju arah lain tapi sebelum dia bisa bergerak anak panah sudah menghalangi jalannya untuk mengubah arahnya sehingga dia hanya berlari ke arah depan dengan langkah zig zagnya menghindari anak panah yang menghujam ke arahnya.
"Seperti menangkap seekor tikus" Pangeran Ryan Yudha menunggingkan senyum dengan satu sudut bibirnya.
"Larilahh Suraaa, kamu tak akan bisa kabur dari kami" kata salah satu orang bertopeng yang mengejarnya.
"Mereka tau aku?" Dengus dingin Pangeran Sura yang berlari mati - Matian menghindari anak panah yang mengincarnya. "Hahahaha" tawa menggema ke sekitar dari orang orang yang mengejarnya.
Setelah beberapa saat berlari Pangeran Sura membulatkan tekat untuk membalas serangan serangan mereka. Pangeran Sura berbalik badan dan melepaskan satu anak panah dengan cepat kemudian berlari lagi ke depan.
Anak panah Pangeran Sura berhasil mengenai dada kanan atas salah satu orang yang mengejarnya dan terlihat jatuh seperti seekor burung yang jatuh dari langit.
"Aaaah" lengkingan menyakitkan terdengar dari orang yang merupakan salah satu pangeran dari Bramaja.
"Gaawaat" teriak Pangeran Ryan Yudha. "Bawa dia kembali, biar kami yang menghabisinya!!" Kata Pangeran Ryan Yudha kepada saudara dari orang yang terluka tadi.
"Kala, Mala bunuh anak itu!" Kebencian mereka sudah memuncak hari ini dan tekad mereka sangat kuat ingin menghabisi Pangeran Sura. Mereka mempercepat langkahnya dan masih menyerang menggunakan anak panah ke arah Pangeran Sura.
Pangeran Sura kemudian mulai mengumpulkan energi alam di kedua tangannya bersiap untuk mengeluarkan jurus lemparan energi miliknya.
"Whoos"
Pangeran berbalik badan dan melemparkan energi yang sudah dia siapkan di tangannya, kilatan cahaya terlihat melaju ke arah para pemuda yang mengejarnya.
Melihat serangan itu Pangeran Ryan Yudha reflek mengambil langkah kedepan dan mengeluarkan tombak dari cincin jiwanya untuk menghadapi serangan cahaya milik Pangeran Sura.
"Pemecah Guntur!" Teriak Pangeran Ryan Yudha mengeluarkan jurus tombaknya dan mencoba menghalau serangan musuhnya.
"Booom" tak lama suara ledakan dan sinar cahaya mengerjap menerangi hutan kabut hitam.
Pangeran Sura berhenti melihat ledakan dari jurusnya tersebut. Tak lama mata Pangeran Sura terbelalak tidak percaya tiga siluet muncul dari sisa sisa debu dan cahaya mulai mengejarnya lagi. Melihat itu Pangeran Sura lari sekuat tenaga seperti melihat hantu, tapi tak lama sebuah panah bersarang di kaki Pangeran Sura sehingga menyebabkannya terjatuh.
Pangeran Sura mencoba berdiri dan berlari tertatih-tatih, darah keluar dari kakinya membasahi tanah dan rumput yang dilewati.
"Aaahhh" rintihan rendah dari Pangeran Sura terdengar menyedihkan, kemudian Dia ambruk lagi ke tanah.
"Akhirnya tikus ini terjerat juga" tawa Pangeran Ryan Mala.
"Maafkan aku tapi kamu harus mati disini anak kecil!" Pukulan kasar melayang ke arah Pangeran Sura yang tengah berusaha untuk bangkit.
"Boom"
"Kraaak"
Pangeran Sura terpukul mundur beberapa meter dan tersungkur di tanah, tulang rusuknya patah akibat hantaman tinju ke dadanya. Si penyerang tadi juga di paksa mundur dan mengeluarkan seteguk darah dari mulutnya, darah segar mengalir keluar dari sela sela topeng yang dikenakannya.
Saat detik detik terakhir Pangeran Sura mampu bangkit dan melompat mengayunkan pukulan terkuatnya ke arah perut Pangeran Ryan Kala, sehingga Pangeran Riyan kala bisa mundur beberapa meter karena serangannya.
Sementara itu di sisi lain hutan Putri Rara, sudah kembali ke tempat kelompok teratai berpecah menjadi 2 tim.
"Kakak Sonyaa.." terlihat dari jauh Kelompok Roni sudah tiba lebih awal di tempat itu.
"Rara kau sudah kembali? Bagaimana perburuan mu?" Tanya Putri Sonya kepada adiknya
"Tentunya sangat mudah" jawab Putri Rara dan mengeluarkan kantung kecil berisi kristal jiwa untuk ditunjukan kepada semua orang.
"Adikku memang luar biasa" puji Putri Sonya dengan seringainya yang manis.
Akan tetapi hal yang aneh dirasakan oleh Roni dan Noris yang linglung melihat kebelakang Putri Rara menunggu seseorang datang tapi tidak kunjung tiba. "Emm Putri Rara, dimana Mada?" Tanya Noris yang masing melihat ke arah belakang Putri Rara.
"Jangan tanyakan padaku! Dia sangat menyebalkan!" Dengus Rara dan memalingkan wajahnya karena kesal.
"Apakah ada sesuatu yang terjadi Rara?" Putri Sonya memegang pundak adiknya dan menatapnya.
"Dia meninggalkanku sendirian ketika saat dia mengambil busurnya di tempat kita kemarin bertempur melawan serigala darah" jawab Rara ketus.
"Jadi kamu berburu sendiri?" Tanya Roni yang mulai khawatir akan rekan satu kelompoknya.
"Tentu saja, lebih baik aku pergi berburu dari pada harus menunggunya kembali" jawab Putri Rara
"Mari kita kesana untuk melihat situasinya!" Ucap Roni
"Baik" yang lain mengangguk setuju. Kemudian mereka segera menuju ke tempat pertempuran mereka kemarin.
Di tempat Pangeran Sura, tubuh dan tanah seperti menyatu. Dia sudah tidak bisa bergerak walaupun hanya mengangkat kepalanya. "Sial!! Apakah aku harus mati ditempat seperti ini?" Gumamnya lirih.
Pangeran Ryan Kala maju kedepan berjalan perlahan mengambil sebilah pedang dari pinggangnya bersiap untuk membunuh orang yang tergeletak di tanah. Dia berjalan kesisi tubuh Pangeran Sura dan kemudian dengan sengaja menginjak tangan dibawahnya.
"Arrghh" Pangeran Sura melengking rendah tidak bisa bicara atau teriak karena tekanan dari tulang rusuknya yang patah. "Upss, maaf aku tidak melihat tanganmu" kata Pangeran Ryan Kala tanpa merasa bersalah.
"Tapi kurasa sangat nyaman untuk kaki ku" pangeran Ryan Kala menginjak lebih keras dan memutarnya beberapa kali. Kemudian dia mengayunkan pedangnya ke atas bersiap menebas tubuh Pangeran Sura yang sudah tidak berdaya.
"Hiyaa"
"Klang.. srrrhh"
"Aaaaahh" teriak orang yang malang itu dengan memuncratnya darah di tubuhnya, akan tetapi bukan Pangeran Sura melainkan Pangeran Ryan Kala yang tertusuk di perut nya oleh ujung tombak.
Pangeran Ryan Mala dengan sigap menarik adiknya itu kebelakang, sementara Pangeran Ryan Yudha menerjang ke orang yang menusuk perut Ryan Kala dengan tombaknya.
"Beraninya kamu ikut campur urusanku" teriak Pangeran Ryan Yudha. Kemudian merekapun saling bertemu tombak dan mulai bertarung satu sama lain, keduanya mengeluarkan aura energinya yang besar dan saling berhadapan.
Mereka saling menusuk dan menyerang dengan baik akan tetapi orang lain yang baru datang tampak lebih dominan dalam permainan tombaknya sehingga membuat Pangeran Ryan Yudha kewalahan. Dalam beberapa pertukaran gerakan yang terjadi Pangeran Ryan Yudha dipaksa mundur beberapa meter oleh keterampilan lawannya dalam menggunakan tombak.
Tak lama empat siluet lainnya datang di belakang orang yang telah menyelamatkan nyawa Pangeran Sura. Di baju latihan mereka tertera lambang gajah putih dan mereka semua memakai topeng yang sama dengan peserta pelatihan lain.
Melihat bahwa tidak ada kesempatan untuk menang melawan musuh yang tiba tiba datang dengan jumlah yang unggul, Pangeran Ryan Yudha melangkah mundur dan mengisyaratkan untuk pergi.
Pangeran Ryan Mala dengan membopoh tubuh adiknya mengangguk mengerti isyarat yang diberikan kakaknya langsung pergi kedalam hutan.
Kemudian orang yang menyelamatkan nyawa Pangeran Sura mendekati tubuhnya kemudian membaliknya untuk memberikan pil penyembuh kepada Pangeran Sura. "Lukamu sangat parah Sura, pil penyembuh saja tidak mempan kamu harus mendapatkan perawatan dari tabib putih" kata orang tersebut.
Pangeran Sura membuka matanya dan melihat seseorang didepannya yang telah membuka topeng wajahnya. "Kakak Bismaa" rintih pelan Pangeran Sura yang sudah tidak sanggup berbicara.
Kelompok Pangeran Bisma saat itu sedang dalam perjalanan kembali ke tempat perkemahan setelah memburu rombongan monster bison di hutan kabut hitam. Mereka tanpa sengaja mendengar sebuah keributan pertarungan dan memutuskan untuk melihatnya.
Pangeran Bisma yang memimpin kelompok itu sebenarnya telah sampai dalam beberapa menit yang lalu tapi masih memperhatikan pertarungan antara 3 lawan 1 itu. Kemudian setelah beberapa saat dia menyadari bahwa pemuda itu membawa busur yang sangat mirip dengan busur bekas miliknya beberapa tahun lalu.
"Pangeran Sura" gumam Pangeran Bisma saat menyadari bahwa orang yang tergeletak di tanah adalah adik yang paling dia sayangi yang telah menyelamatkan kehidupan Nenek, Ibu dan dirinya.
Saat itu Pangeran Bisma langsung menerjang ke depan saat Pangeran Ryan Kala sudah hampir membunuh Pangeran Sura, jika terlambat satu detik saja mungkin kini Pangeran Sura sudah pergi bereinkarnasi menjadi orang yang baru.
Tanpa pikir panjang setelah itu mereka pergi meninggalkan tempat itu dan membawa tubuh Pangeran Sura yang terluka parah kembali ke perkemahan.
Setelah matahari mulai terbenam 4 sosok pemuda dengan lambang teratai di baju latihan mereka keluar dari hutan kabut hitam untuk menukarkan kristal jiwa dari monster yang mereka bunuh dengan poin peringkat. Walaupun mereka menyelesaikan misi hari ini, tapi wajah mereka masih tetap bingung karena mereka tidak kembali bersama 1 orang rekannya yaitu Pangeran Sura. Mereka tidak mengetahui bahwa Pangeran Sura telah terluka parah diserang oleh kelompok pelatihan lain.
3 orang di kelompok itu terlihat khawatir dengan rekan mereka kecuali satu yang tampak tidak peduli dengan perginya teman mereka. Saat ingin menukarkan poin Roni bertanya kepada Instruktur yang bertugas, "instruktur apakah kau tau rekan kami di kelompok teratai dengan nomor 934 sudah kembali atau belum?"
"Eemm... Dalam catatan yang ditinggalkan petugas sebelumnya dia sudah kembali" jawab Instruktur itu setelah melihat catatan tiap peserta.
"Huuuh... Syukurlah" Roni dan yang lain bernafas lega mengetahui Pangeran Sura sudah kembali dari hutan. "Anak itu sangat nakal meninggalkanku sendiri dan pergi kembali tanpa memberi tau semua orang, aku akan ajarkan dia sesuatu yang pantas" gumam Putri Rara mengepalkan tangannya karena geram.
Mereka belum tau bahwa sekarang Pangeran Sura sedang di tenda pengobatan bersama tabib putih dan ketua kelompok gajah putih.
"Bagus, bagus!! Benar benar sangat bagus! Dia bahkan sudah tau dan bersembunyi sebelum ku beri tinjuku ini" kata Putri Rara saat tiba di tenda kelompoknya dan melihat tidak ada tanda tanda dari Pangeran Sura.
Di tenda kelompok lain ada 2 orang yang berbaring lemah karena terluka cukup parah di dada kanan karena satu buah anak panah menghujamnya sedangkan satu lagi terluka di perutnya akibat serangangan tajam dari sebuah ujung tombak yang bersarang di perutnya.
"Kalian berdua berusahalah untuk pulih terlebih dahulu, tentang bocah itu kita bisa selesaikan nanti" Pangeran Ryan Yudha Berkata tapi tidak bisa dipungkiri kenapa Kelompok teratas dalam peringkat Sudi datang untuk ikut campur urusan mereka menghabisi Pangeran Sura.