Chereads / Raja Para Kesatria / Chapter 14 - Mada Kota Bintang

Chapter 14 - Mada Kota Bintang

"Sreek"

"Tok, Tok"

Suara ketukan terdengar dari luar jendela kamar 3 Pangeran kembar

Kemudian Pangeran Ryan Yudha membuka jendelanya dan melihat seorang pria dalam bayangan hitam berdiri di luar.

"Izin Pangeran, dari apa yang dibicarakan Menteri Lukas dan Patih Yin Pangeran Sura tidak mungkin bisa ikut pelatihan di Hutan Kabut Hitam. Akan tetapi sepertinya Pangeran Sura ingin tetap ikut dalam pelatihan tersebut dengan melakukan penyamaran." Kata orang yang wajahnya tertutup gelapnya malam itu.

"Bagus sekali, kau boleh pergi" kata Pangeran Ryan Yudha. Kemudian orang itu mengangguk dan pergi hanya meninggalkan seberkas bayangan hitam.

"Kesempatan ini sangat bagus, hanya tinggal memilih untuk membongkar identitas Pangeran Sura untuk dihukum atau kecelakaan tidak terduga untuk menghilangkan bocah sialan itu selamanya" kata Pangeran Ryan Yudha

Dendam kerajaan Bramaja terhadap kekuasaan kerajaan Nafas Kehidupan sangat besar dari peperangan terakhir kalinya yang sangat mencoreng kekuatan kerajaan Bramaja. Akan tetapi untuk mendamaikan kedua kerajaan itu Ayah Raja Mahardika telah menyatukan tali pernikahan antara Raja Mahardika dan Putri Ratih dari kerajaan Bramaja sebagai selir.

Sekarang memang terlihat bahwa kedua kerajaan baik-baik saja dan bekerja sama akan tetapi dalam diam kerajaan Nafas Kehidupan juga tahu bahwa kerajaan Bramaja masih menyimpan dendam.

Setelah mendengar informasi dari mata-mata tersebut, kemudian ketiga Pangeran itu pun mulai mendiskusikan rencana jahatnya mereka.

Esok paginya, seperti hari hari berikutnya Pangeran Sura berlatih fisik dan memanah dengan kakaknya Pangeran Bisma hingga siang hari. Setelah itu pergi untuk belajar bersama Patih Yin di Ruang Belajar Istana.

"Pangeran Sura sore nanti ikutlah dengan ku untuk memilih sesuatu untuk penyamaran mu esok hari" kata Patih Yin

"Baik Paman" kata Pangeran Sura walaupun rencananya sore ini Ia ingin memahami kembali lukisan kedua peninggalan Raja Nanggi.

Selesai Belajar mereka berdua pergi ke kediaman Patih Yin dan di dalam ruang tamu sudah ada satu set pakaian berwarna coklat yang biasanya dipakai oleh rakyat biasa.

"Pangeran Sura esok hari pakailah ini, aku sengaja membelinya di pasar tradisional dan sepertinya ukurannya pas untukmu." Ucap Patih Yin dengan menunjukkan pakaian tersebut.

"Dan juga tatanan rambutmu sepertinya perlu diubah, aku telah memanggil beberapa orang yang bisa membantu menata rambutmu untuk penyamaran" Kata Patih Yin.

"Apakah harus berlebihan seperti itu?" Ucap Pangeran Sura dengan memutar bola matanya.

"Jadilah anak yang penurut Pangeran" jawab Patih Yin dengan tersenyum licik dan menarik tangan Pangeran Sura.

Tak berapa lama Pangeran berdiri di cermin melihat perubahan penampakan tatanan rambutnya, rambut Pangeran Sura cukup panjang untuk bisa dikepang dan di bentuk. Gaya rambutnya kini cornrow panjang kebelakang dan terlihat rapih.

"Tidak buruk, kupikir ini juga cocok untuk ku" ujar Pangeran Sura.

"Hahaha, memang benar terlihat sangat cocok. Kemudian jangan lupa untuk memakai ikat kepala ini" Kata Patih Yin berjalan ke arah Pangeran Sura dan menyerahkan ikat kepala warna coklat yang sesuai dengan pakaiannya.

Pagi hari saat hari pendaftaran akhir semua peserta harus berkumpul di sektor 5 ibukota kerajaan Nafas Kehidupan dekat pintu gerbang kerajaan agar bisa langsung bergerak ke Hutan Kabut Hitam.

Setelah beberapa saat takjub dengan arsitektur dan megahnya tembok ibukota kerajaan, sangat berbeda dengan tembok benteng dekat kotanya Noris berkata, "Betapa megahnya tembok Ibukota kerajaan"

Antrian masuk ke pintu gerbang sangat panjang karena semua aliran pemuda dari seluruh kota kerajaan tertuju ke sektor 5 Ibukota kerajaan.

Seluruh pemuda yang terlihat mengantri masuk pintu gerbang terlihat antusias dan memiliki persiapan yang baik dengan senjata di punggung atau pinggang nya serta ada juga yang di pegang karena terlalu panjang. Tidak beda jauh dari yang lain Noris juga terlihat bersemangat dengan membawa kantung pakaian dan makanan serta pedang sepanjang satu meter di tangannya.

Sementara itu di Istana Kerajaan Pangeran Sura bergegas dan pergi diam diam. "Ayah, Kakak dan Patih Yin pasti sudah ada di Sektor 5, aku harus berhati hati agar tidak terlalu mencolok." Gumam Pangeran Sura berlari dengan cepat keluar dari Istana Kerajaan tanpa menggunakan pelindung kaki milik Saruman agar bisa cepat sampai.

Sesampainya di Sektor 5 terlihat ada 9 baris antrian yang sangat ramai dari para pemuda yang ingin ikut serta dalam pelatihan.

"Huh... Huh...huh" deru Pangeran Sura untuk menstabilkan nafasnya.

"Aku harus memakai pelindung kaki milik Paman Saruman terlebih dahulu" kata Pangeran Sura.

"Oh iya namaku disini tertulis Mada dari kota Bintang, aku harus mengingatnya." Lanjutnya

Pangeran Sura mengenakan pakaian sederhana dengan membawa kantung baju, busur dan keris naga yang diikatkan di paha kanannya. Dia berbaris mengikuti alur barisan untuk peserta pelatihan umur dibawah 10 tahun dengan kondisi fisik Warior level 5-7.

Barisan terdiri dari 9 barisan dengan 3 barisan untuk level kesatria, 3 barisan untuk level Warior level 8-9 dan 3 barisan lagi untuk level Warior 5-7 yang kini Pangeran Sura ikuti barisannya.

"Event pelatihan ini bisa dibilang sangat besar, berbagai pemuda dengan semua latar belakang ikut serta dalam pelatihan ini" bisik orang orang yang menyaksikan.

Setelah beberapa saat akhirnya kini giliran Pangeran Sura "Siap, namaku su.. ee.. Mada dari kota Bintang" kata Pangeran Sura tergagap karena lupa hampir salah menyebutkan nama. Kemudian menyerahkan berkas pendaftarannya.

Saat mendengar itu orang dibelakang Pangeran Sura tampak terkejut dan memperhatikan wajah Pangeran Sura.

"Baiklah ikuti barisan itu untuk mendapatkan topeng dan nomormu" kata petugas pendaftaran di depan.

"Baik Pak" kata Pangeran Sura kemudian pergi berbaris dengan anak anak lain yang sudah mendaftar.

"Eem sepertinya akan ada apel persiapan sebelum masuk ke Hutan Kabut Hitam." Ucap Pangeran Sura sebelum dia dikejutkan oleh suara seseorang

"Kota Bintang? Kenapa aku tidak pernah melihatmu sebelumnya di pendaftaran Kota Bintang?" Kata seseorang yang baru tiba di sampingnya.

"Eehh.. "

"Tahukah kamu ada orang yang mati karena ketakutan?" Ucap Pangeran Sura karena terkejut.

Dengan menggaruk kepala belakangnya Noris tertawa "hahah... Maaf, hanya saja aku ingin tau tentang dirimu. Karena belum pernah melihatmu di pendaftaran Kota Bintang sebelumnya."

"Eeee.. Aku.. hmmm, ceritanya panjang.." ucap Pangeran Sura.

"Karena di kota asli ku kuota pendaftaran tidak mencukupi jadi aku pergi ke kota Bintang beberapa hari lalu untuk pendaftaran dan aku hampir terlambat, untung saja para petugas pendaftaran masih menerimaku" lanjut Pangeran Sura sambil tertunduk memejamkan matanya dan menggelengkan kepalanya.

"Oh.." ucap Noris

"Namaku Noris dari Kota Bintang, maukah berteman?" Tanya Noris

"Tentu saja, namaku Mada" ucap Pengeran Sura sambil tersenyum.

Tak lama ada suara terdengar dari salah satu instruktur pelatihan "Kalian semua, kuatkan diri kalian hari ini kita akan pergi serentak ke Hutan Kabut Hitam. Didepan kalian ada kantung baju latihan dan sebuah topeng, mulai sekarang kalian akan dipanggil sesuai nomor yang ada di baju latihan kalian. Apakah Bisa dimengerti?"

"Siap Mengerti" suara menggema dari sektor lima karena teriakan dari 3000 peserta latihan.

Setelah itu semua barisan langsung berlari keluar dari gerbang Ibukota Kerajaan dan pergi ke arah timur menuju Hutan Kabut Hitam. Rakyat sektor lima ikut melepaskan kepergian semua peserta latihan dengan tepuk tangan dan sorakan semangat.

Disisi lain dalam barisan para kesatria "apakah kalian sudah menemukan anak itu?" Kata Pangeran Ryan Yudha

"Belum Kak, sangat ramai orang disini" jawab Pangeran Ryan Mala

Dengan senyum liciknya Pangeran Ryan Yudha Berkata "Baiklah masih banyak waktu untuk kita menemukannya."

"Tentu saja Kak" jawab Pangeran Ryan Kala.

"Para peserta latihan segera kenakan topeng kalian untuk menjaga keadilan dan meminimalisir adanya kesenjangan dalam pelatihan ini, karena beberapa kilometer meter lagi kalian akan menemui para instruktur pelatihan yang mengiringi kita mencapai Hutan Kabut Hitam." Kata seorang instruktur yang memimpin para peserta, suranya terdengar oleh karena semua peserta karena menggunakan energi alam di meridiannya dalam berteriak.

"Jangan lupa juga untuk mengingat nomor kalian masing-masing karena itu nama sementara kalian." Lanjutnya

"Siap!" Kembali lagi suara menggema teriakan dari seluruh peserta pelatihan.