Upacara bendera dirangkaikan sambutan tahun ajaran baru telah selesai. Alifah yang berada di barisan paling belakang akhirnya bisa bernafas lega karena berada di bawah terik matahari bukanlah kesukaannya.
Rasanya ia ingin berakting juga pura pura pingsan atau apalah sama seperti teman kelasnya Lita, yang langganan sakit kepala setiap hari senin jika upacara. Entah dia pura pura atau beneran sakit, hanya Allah dan dia yang tahu.
"Hari ini kenapa telat lagi?? Begadang?? Emang liburannya tidak cukup" Tanya Fira salah satu teman Alifah yang punya Kebiasaan unfaedah yang bikin bete', kan susah jawabnya cantik.
"Terus kenapa bisa lolos?? pake jurus apa sehingga pak Udin mau membukakan gerbang? Jelas-jelas tadi saya liat udah ketutup pagarnya.Tau sendiri kan kalo pagar udah ketutup enggak bakal bisa kebuka lagi" tuh kan tambah nyebelin. Pertanyaan sebelumnya saja belum di jawab nambah pertanyaanya lagi kaya rel kereta api.
"Hus berisik banget sih kamu fir..kalo ketahuan guru, kalo Alifah telat bisa bahaya. Emang kamu rela kali ini dia keluar lagi dari juara Umum? Kan takut beasiswanya ditarik" Tegur Evi sahabat Alifah yang satunya, sekaligus teman sebangkunya.
Dia selalu membelanya dan mengerti dirinya tanpa harus berkata kata. Ibaratnya mereka bisa bicara lewat telepati. Intinya mereka saling memahami tanpa harus mengungkapkan alias peka pemirsa.
"Upss maaf man teman....sahabat sholehaku, Fira khilaf. Dimaafin ya" Pintanya memohon. Walaupun tingkahnya sepeti dibuat buat meminta maaf, tapi yakinlah dia tulus kok meminta maaf, dari hati yang terdalam sedalam lautan Asia Fasifik.
Setiap manusia itu Unik, karena kita memang diciptakan dengan berbeda beda bersuku suku berbangsa bangsa. Jadi karakter seseorang juga berbeda.
Ada yang ceria, pendiam, penyabar, agresif, cerewet baik hati dan sebagainya. Evi karakternya netral alias tidak pendiam dan tidak cerewet, juga peka terhadap lingkungan sekitar termasuk peka dengan situasi hati teman temannya.
Hal itulah yang membuat dirinya disukai bukan hanya Alifah dan Fira, tapi juga termasuk teman satu kelas maupun diluar kelas yang mengenal Evi. Pokoknya Evi asyik di jadikan teman apalagi tempat curhat. Dia juga tidak membeda- bedakan kasta seseorang, walaupun dia termasuk keluarga berada.
Jika ada seseorang yang meminta bantuan padanya pasti akan di tolong, dan berusaha mencarikan jalan keluarnya jika ada masalah. Baik kan si Evi?
Lain lagi dengan Fira. Karakternya juga baik, sangat baik malah. Pedulinya keren, empatinya berlebihan. Jika mengkhawatirkan seseorang yakin dan pasti orang di sekitarnya ikutan khawatir dan juga panik. Bukan mengkhawatirkan orang yang sama tapi justru mengkhawatirkan si Fira yang berkelakuan di luar batas Jangkauan manusia. Maklum dia anak tunggal dalam keluarganya, serta anak emas alias anak yang lama di nanti nantikan.
Kelahirannya merupakan anugerah bagi orang tuanya. Membuat bundanya tidak jadi bercerai denga sang ayah lantaran sang bunda lama tak kunjung mengandung. Jadi Fira di perlakukan layaknya Princess yang manja tapi tak sombong.
Segala keperluan dan kemauan terpenuhi tanpa bantahan sekalipun. Untungnya didikan sang bunda tidak membuatnya menjadi orang yang merendahkan orang lain. Sifat peduli dan sifat setia kawan dalam berteman turunan dari bunda. Tetapi rasa ingin tahunya pun sangat tinggi, setinggi langit ketujuh di angkasa.
Jadi jika dia bertanya, jangan heran jika pertanyaanya bukan cuma satu. Tetapi dimulai dari akar pohon dahan, ranting buah, daun bunga dan sebagainya. Alias beranak cucu.
Hanya Alifahlah teman debatnya yang bisa membasahi dahaga akan suatu hal jika dia penasaran akan sesuatu. Bahkan gurunya pun akan geleng geleng kepala jika Fira sang cerewet bin bawel mulai angkat tangan.
Itu artinya dia ingin memulai perang. Apapun karakternya, tetap berteman saling menyayangi saling memahami saling mengerti dan yang pastinya di pupuk oleh cinta persahabatan karena Allah. Bagaimana dengan Alifah?? Nanti deh dijabarkan, entar lagi guru akan masuk untuk memulai mata pelajaran baru.
"Aku ambil tas dulu ya" kata Alifah memecah perdebatan mereka.
"Emang tasnya di taro mana?"
"Nitip di pak Udin"
"Ohhh" jawab kedua teman Alifah kompak.
"Ayo kita temani. Abis itu temani kita sarapan. Iya kan Vi??" ajak Fira.
"Aku puasa"
"Upss lupa ini kan hari senin ya" kata Fira cengir lebar salah tingkah. Ketahuan kalo dia tidak puasa.Yang akhir akhir ini merupakan rutinitasnya. Bukan hanya hari senin, hari kamis pun puasa.
"Emang kamu enggak puasa?? Tanya Evi. "Tumben?! Bocor ya??
"Iya hehehe"
"Iya udah kita temenin, habis itu barengan ambil tasnya Alifah yah.Tapi kita cuma nunggui lho.Enggak ikutan"
"Eh engak usah enggak usah!!Kalo gitu kalian duluan aja. Aku langsung kekantin deh. Entar telat masuk kelasnya. Lagian kan enggak enak, aku makan, kalian enggak." Tolak Fira panik.Tidak ingin merepotkan.
"Iya enggap apa apa. Kita enggak bakalan ngiler kok apalagi comot sarapan makanan kamu" canda Evi.
"Iyakan fah?"
"Emm" jawab Alifah singkat mengiyakan. Mode irit bicaranya lagi On.
"Ohh engak enggak. Aku berangkat sekarang aja, kalian lanjutin deh ambil tasnya Alifah. Nanti pak Udin jual tas kamu tuh" kata Fira membalas candaan Evi dengan candaan.
"Dah Assalamu'alaikum" kata Fira sambil berlari. Takut sahabatnya nyusul. Padahal enggak apa apa jika temannya ingin menemaninya. Agar Fira lahap makannya. Karena itu anak jika dibiarkan sendiri makan, makannya cuma seupil dan terkadang menyisakan banyak makanan. Kan mubazir.
Bukan karena ia sengaja, tetapi makan tanpa ada yang menemani bagaikan makan tanpa lauk. Lama habisnya. Bahkan sudah segede ini jika di rumah biasa mamanya yang menyuapinya atau eyangnya biar tambah lahap. Secara Body Fira kan lurus alias kurus, jadi jika dibiarkan terus menerus bisa bisa badannya tertiup angin.
"Wa'alaikum salam warahmatullah" Balas Alifah dan Evi menyertai langkah capat Fira. Mereka berdua pun melanjutkan niat mereka ke tempat pak Udin.
****
Setelah Alifah dan Evi mengambil tas di tempatnya pak Udin, mereka langsung ke kelas sambil menunggu Fira sarapan, yang pastinya anak itu tidak sarapan lagi. Suasana dalam kelas cukup ramai, dan memang selalu ramai sebelum guru masuk.
" ALIFAH....." sambut teman teman Alifah heboh setelah melihatnya di ambang pintu. Hampir satu kelas menyambutnya dengan suara cempreng mereka.
Alifah hanya tersenyum melihat teman teman menyambutnya. Senang rasanya jika kita dirindukan.
"Assalamu'alaikum"
" Wa'alaikum salam warahmatullah wabarakatu" jawab teman teman Alifah kompak.
"Jadi cuma Alifah aja nih yang sapa..aku enggak" protes Evi pura pura ngambek.
"iya enggak donk Evi yang manis. Kita kita juga rindu padamu...rindu serindu rindunya deh" jawab salah satu temannya. Mereka sekelas memang kompak.
" Aku disini. Merindukanku??" Jawab seseorang di belakang pintu
"Jelas donk" Jawab mereka.
Obrolan mereka berlanjut. Menceritakan perjalan liburan mereka yang menyenangkan. Dan jangan lupakan ritual setelah liburan, membagi bagikan oleh-oleh. Alifah sudah duduk di kursinya. Sesuatu menarik perhatiannya . Alisnya berkerut, siapa yang menyimpan kado di dalam laci mejanya.
"Man teman...ada yang tau siapa yang menyimpan ini??" Tanya Alifah menghentikan obrolah seru mereka.
Si Ratu penasaran maju merebut kado itu.
"Aku buka ya"
" Jangan Fir...siapa tau itu bukan untuk aku."
"Jelas jelas ini ada dalam laci kamu. Inikan bukan yang pertama kalinya. Secret admiremu kali ini kasi apa ya?? Kalau makanan seperti biasa, makan bareng bareng!" seru Fira bahagia waahh ada tulisannya TERSEYUMLAH WALAU TERASA SULIT. DI PAKAI YA!!"
Alifah ingin merebutnya tapi Fira sigap meghindar. Dan tampa persetujuan Alifah dia membuka kado itu.
" Fira jangan....!!!"
Kreekk. Terlambat, kertas kado sudah sobek ditangan Fira. Semua mata tertuju dengan kegiatan Fira, Alifah hanya menarik nafasnya. Si Ratu penasaran tidak dapat di cegah.
"Waahhh cantik Fah...warna kesukaanmu. Sepertinya dia banyak tau tentangmu" kata Fira berdecak kagum setelah melihat Jilbab (gamis)berwarna ungu." Ini mah kamu banget. Kamu pasti cantik banget jika kamu pake jilbab ini"
"Taro lagi. Jangan sampai lecet. Nanti kalo aku tau siapa yang nyimpan kado itu bakal aku kembaliin"
" Sayang banget lho Fah." sanggah Fira
" Ambil aja jika kamu tertarik"
"Dan membiarkan aku disamperin sama yang kasih tuh jilbab trus dia bakal ngomong' sejak kapan kamu jadi Alifah ' ohh tidak terimah kasih" tolak Fira berlebihan.
" Gini aja. Ambil aja ni jilbab Fah, kalo emang kamu udah tau ini pemberian siapa, kamu bisa memberinya uang sebagai ganti jilbab ini. Alias kamu membelinya. Aku tau kamu suka kan??" Saran Evi si bijaksana. Dengan kamu memakai jilbab ini siapa tau aja, si pemberi bakal samperin kamu dan kamu tau dia siapa yang selama ini yang jadi secret admiremu"
Hati Alifah berperan. Dia membenarkan pendapat Evi. Antara mau memerima kado itu atau tidak. Lagian dia juga sudah lama mau tahu siapa yang selama ini memberinya hadiah secara diam diam. Tapi bisa ya kalo barang di kembalikan dengan uang? Seharusnya Barang di ganti dengan barang agar akodnya jelas. Nanti deh dia akan bertanya lagi dengan Musrifahnya ( guru pengjiannya) biar lebih jelas.
Tapi sebenarnya siapa sih orang ini, buat orang kesel saja.