"Hey apakah kau akan membiarkan Assassin dan Masternya pergi begitu saja"
Tanya seorang pria berambut panjang dengan pakaian bak seorang raja dengan membawa sebuah trisula dan sebuah buku.
"Biarkan saja dia pergi, meskipun dia pergi perang akan tetap berlanjut"
"Baiklah itu terserah padamu. Tapi apakah kau akan membiarkan Ruler pergi begitu saja? mungkin dia akan mengacaukan perang ini."
"Ruler? Apakah kau bercanda Jayabaya aku adalah Ruler dalam perang ini, jika dia mengacau perang ini aku akan menyuruh Lembu Suro untuk membunuhnya."
"Begitukah. Terus apa tujuanmu memanggilku Sabdo Palon?" (Jayabaya)
"Tujuanku memanggilmu adalah aku ingin kau mempergunakan jangka yang bisa melihat masa depan yang kau miliki."(Sabdo Palon)
"Berarti kau ingin aku menggunakan jangka ini untuk melihat siapa pemenang dari perang ini?" (Jayabaya)
"Tidak aku ingin menggunakan jangka milikmu untuk melihat siapa saja yang akan
mengganggu perang ini. Aku tidak mau penantianku selama 500 Tahun gagal begitu saja."(Sabdo Palon)
"Begitukah baiklah aku akan berkerja sama denganmu untuk mengawasi perang ini." (Jayabaya)
◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆
-Suatu tempat di Yogyakrta.
"Apakah anda benar-benar ingin mengikuti perang ini melati?."
"Iya lancer aku sudah bertekad untuk mengikuti perang ini."
"Baiklah jika itu keinginan anda."
Jawab seorang pria yang berusia awal tiga puluhan, menunduk pada ucapan gadis muda dihadapanya, rambut panjangnya yang berkibar tertiup angin saat ia menjawab pertanyaan dari lancer.
"Lancer aku senang jika kau memanggilku dengan namaku."
"Jika itu keinginan anda, mulai sekarang saya akan memanggil anda dengan nama anda."
"Baiklah coba panggil namaku."
—Dengan respon senang dia menyuruh lancer untuk memanggil dirinya dengan namanya
"Baiklah, Melati."(Lancer)
"Iya lancer." (Melati)
Melati tampak senang namanya di panggil oleh lancer untuk pertama kali.
"Maaf jika menggangu kalian berdua bis yang kita tunggu sudah sampai sebaiknya kalian segera bergegas."
Seorang wanita berumur dua puluh lima, memberitahu melati dan lancer untuk bergegas karena bis yang mereka tunggu sudah datang.
"Diana! Kau membuatku terkejut, lancer mari kita pergi." (Melati)
"Baik mas- melati." (Lancer)
Melati dan Diana segera mengambil barang bawaan mereka dan masuk kedalam bis. Sedangkan lancer memasuki wujud rohnya.
"Lancer kau disini?." (Melati)
"Iya melati, ada apa?" (Lancer)
"Ah tidak aku hanya memastikan"(Melati)
"Begitukah?."(Lancer)
"Iya."(Melati)
◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆
Mobil hitam melintas melewati hutan dengan cepat namun di depan jalan mobil melintas tiba-tiba ada seorang pria yang muncul entah darimana. Dengan cepat mobil tersebut menghentikan mobilnya dengan cepat.
"Apa yang terjadi mengapa kau menghentikan mobil ini dengan tiba-tiba."
Hentak seorang pemuda pada sopir mobil tersebut
"Maaf tuan tapi di depan sana tiba tiba muncul seorang pria."
Jawan sopir tersebut sambil menujuk pada pria yang berpakaian hitam, yang ada didepan mobil mereka.
"Archer bisa kau mendengarku."
"Iya master, aku merasa pria itu bukan pria biasa."
"Baiklah apa yang akan kita lakukan?."
"Sebaiknya kau keluar dari mobil dan bertemu dengannya sepertinya dia mau bicara."
"Baiklah sebaiknya kau juga dalam bentuk ragamu untuk menemaniku."
"Baiklah."
Seorang pria segera keluar dari mobil dan menghampiri tempat pemuda tersebut berdiri.
"Siapa kau!?. Beraninya kau menghentikan mobilku."
Tanya pemuda tersebut dengan nada membentak pada pria tersebut.
"Selamat malam, maaf jika aku menggangu perjalananmu izinkan saya untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Candrawangsa master dari caster." (Candrawangsa)
"Apa master dari caster!."
Pemuda terkejut dengan pengakuan dari pria tersebut.
"Archer sepertinya kita akan bertarung."
"Iya master."
Seorang pemuda yang berumur sekitar dua puluh tiba tiba muncul disisi masternya, dia memakai pakaian seperti ksatria dan membawa busur berwarna emas.
"Mah tenanglah dulu aku disini sendirian seperti yang kau lihat."(Candrawangsa)
"Jika kau sendirian itu lebih baik aku akan membunuhmu dengan mudah."(Archer)
Setelah mendengar perkataan Candrawangsa, archer segera memunculkan anak panah dan segera menarik busurnya, archer melepas anak panah yang melesat dengan cepat dan mengenai kepala candrawangsa yang menyebabkan kepalanya hancur dan membuat tubuh candrawangsa jatuh tersungkur di tanah.
"Sepertinya sudah selesai master."(Archer)
"Iya archer mari kita pergi."
Archer dan masternya mencoba meninggalkan mayat candrawangsa tergeletak di jalan begitu saja namun.
"Setelah kau menghancurkan kepala seseorang yang baru kau kenal lalu meninggalkannya bukannya itu terlalu kejam."(Candrawangsa)
Archer dan masternya terkejut mendengar suara tersebut, dengan terkejut mereka melihat kepala candrawangsa yang sudah hancur perlahan beregenerasi kembali.
"Apa bagaimana mungkin, archer kau benar benar menghancurkan kepalanya bukan?."
"Aku yakin sudah mengarahkan anka panahku pada kepalanya dan membuatnya hancur."
"Terus bagaimana mungkin ini terjadi."
Master dari archer kebingungan atas kejadian yang di lihatnya bagaimana mungkin kepala orang yang sudah hancur bisa kembail.
"Hmm... Aku kira tidak ada lagi yang orang menggunakan ilmu rawa rontek, jawab pertanyaanku mastet dari archer apakah kau mempunyai ilmu rawa rontek."(Archer)
"Anda benar seperti yang anda lihat, aku menggunakan ilmu rawa rontek dan aku mau menunjukan sesuatu pada kalian."(Candrawangsa)
Candrawangsa mulai mengambil sebuah keris yang ia selipkan pada pinggangnya, dan ia mulai mencoba untuk menembas sebuah pohon. Satu tebasan yang ia arahkan pada perpohonan mampu membuat beberapa pohon tersebut tumbang.
"Ajian bolo sewu kah? Sepertinya master dari caster adalah orang yang menarik."(Archer)
Setelah melihat kekuatan dari Candrawangsa, archer membisikan oada masternya untuk mendengar apa yang candrawangsa sampaikan.
"Master sebaiknya kita mendengar apa yang ingin dia sampaikan."(Archer)
"Mengapa bukannya kau bisa membunuhnya!."
"Iya aku bisa membunuhnya tapi sepertinya dia ingin menyaipakan sesuatu yang menarik sebaiknya kita dengarkan dulu."(Archer)
"Baiklah. Candrawangsa apa yang kau inginkan?."
Pemuda tersebut mengajukan pertanyaan pada candrawangsa.
"Baiklah jika kalian mau mendengarkan aoa yang ingin aku sampaikan, sebenarnya aku ingin mengajak kalian berkerja sama sementara dalam perang, bagaimana apakah kalian mau menerimannya.?"(Candrawangsa)
"Apa berkerja sam katamu! Tentu saja aku akan meno–."
"Baik kami terima."(Archer)
Sebelum masternya menyelesaikan omongannya, archer dengan segeran menerima ajakan berkerja sama dalam perang yang diajukan oleh candrawangsa.
"Archer apa yang kau katakan?."
"Master bukannya kau ingin menang dalam perang ini. Dengan berkerja sama dengan dia kita akan menang dengan cepat sebaiknya kau terima saja ajakan berkerja sama dari dia."(Archer)
"Baiklah jika itu bisa membuatku menang perang ini aku akan menerima ajakannya."
"Baiklah master dari caster aku menerima ajakan kerja samamu untuk perang ini sebagai bukti aku menerimanya adalah aku akan memberitahu namaku. Namaku adalah Alexander."(Alexander)
"Aku senang mendengarnya, sebagai bukti aku akan memberikan keris ini padamu."(Candrawangsa)
Candrawangsa mendekati Alexander dan archer dan memberikan keris yang pegang kepad Alexander.
"Dengan ini kita berkerja sama dalam memenangkan perang ini."(Candrawangsa)
"Iya."(Alexander)
Alexander menerima keris pemberian Candrawangsa dan menjabat tangannya sebagai bentuk bahwa kerja sama atas keduannya telah terbentuk.
"Baiklah sepertinya aku harus pergi dan maaf telah menghentikan mobilmu dengan sengaja."(Candrawangsa)
"Apa kau akan pergi ku pikir kau akan ikut bersamaku dan membahas cara apa yang akan kita pakai untuk perang ini."(Alexander)
"Ah tentang itu ini terimalah kita akan bertemu ditempat itu."(Candrawangsa)
Candrawangsa memberi alexander kertas yang berisi alamat tempat mereka akan bertemu lagi.
"Baiklah, aku juga harus pergi dengan ini aku ucapan selamat malam, ayo pergi archer."(Alexander)
Alexander pergi meninggalkan candrawangsa dan segera masuk dalam mobilnya.
"Apa tujuanmu mengikuti perang ini? bukannya kau sudah mendapatkan apa yang manusia ingikan yaitu hidup abadi dengan ajian rawa rontekmu."(Archer)
"Tujuanku, hmm memang benar aku abadi tapi sepenuhnya abadi aku bisa mati dengan cara tertentu, dan tujuanku mengikuti perang ini adalah aku ingin mendapatkan air kehidupan air tirta kamandanu."(Candrawangsa)
"Air tirta kamandanu katamu apakah mau."(Archer)
Sebelum menyelesaikan ucapannya candrawangsa sudah menghilang dihadapannya.
"Cih sepertinya dia sudah pergi."(Archer)
Archer pun pergi meninggalkan tempat tersebut dan memasuki wujud rohnya.
◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆
Melati yang sedang tidur didalam bis yang ia tumpangi tiba tiba terbangun dikarenakan sebuah suara keras yang muncul dari depan bis.
"Apa yang terjadi!?"
Tanya melati dengan bingung setelah mendengar sebuah dentuman keras dan merasakan bis yang ia tumpangi menabrak sesuatu.
"Melati sepertinya bis yang kita tumpangi menabrak sesuatu, kau tunggulah disini aku akan mengecek keadaam didepan."(Diana)
"Tidak diana aku akan ikut dengamu."(Melati)
"Baiklah jika kau ingin ikut keluar tapi aku ingatkan slali berada disampingku."(Diana)
"Baiklah."(Melati)
Diana dan melati pun keluar dari bis dan mengecek apa yang membuat bis yang mereka tumpangi berhenti.
"Hmm!, melati jangan lihat."(Diana)
"Apa yang kau katakan. !! Apa ini!!."(Melati)
"Melati!!."(Melati)
"Tenang diana aku tidak apa apa, siapa kau beraninya kau melakukan hal sekeji ini."(Melati)
Melati terkejut melihat kejadian di depannya. Dimana ada seorang gadis yang memakai jaket berwarna merah dan celana berwarna merah darah dan pria yang berpakai telanjang dada di bagian dada hingga perut dan hanya memakai sebuah selendang berlapis besi yang dibawah perutnya sedang membunuh sopir bis dengan sangat keji.
"Akhirnya aku menemukan salah satu master, nah master segara keluarkan servant dan mari kita bertarung."
"Jadi begitu kau adalah salah satu master dari perang ini baiklah jika itu keinginanmu mari kita bertarunh, Lancer keluarlah."(Melati)
"Baik melati."(Lancer)
Seorang pria muncul dengan membawa tombak panjang yang di unjung tombak tersebut terbungkus dengan kain berwarna putih.
"Hmm, apa apaan itu jadi itu servantmu kelas lancer kah, hei lancer mengapa kau menutupi ujung tombakmu apakah kau takut senjatamu itu rusak saat bertarung."
"Aku tidak berkewajiban untuk menjawab pertanyaanmu, sebaiknya suruh servantmu untuk membuat pertahanan atau servant akan kalah dalam satu serangan."(Lancer)
Lancer mulai mempersiapkan kuda kuda serangan.
"Baiklah jika itu keinginanmu, Berserker ku akan mengalahkanmu dengan mudah."
"Cukup dengan omong kosong aku akan menyerang servantmu."(Lancer)
Lancer segera bergerak dengan cepat dan menusukan tombaknya tepat pada jantung berserker. Namun yang terjadi tombak milik tidak menyentuh bagian jantung berserker malah tombaknya berhenti pada 50 CM dari tubuh berserker, tak tinggal diam berserker menyerang balik lancer dengan sebuah pukulan tapi dengan cepat lancer menahan pukulan dari berserkee dengan tombaknya namun lancer tak bisa menahan pukulan dari berserker pun mundur.
"Lancer!!."(Melati)
"Tenang melati aku tidak apa apa."(Lancer)
Lancer berhasil selamat dari pukulan berserker mulai memasang kuda kuda kembali.
"Bagaimana apakah kau takut dengan kekuatan berserker milikku?."
"Tidak kekuatan dari berserker membuat semangat bertarungku semakin tinggi!!."(Lancer)
"Cih dasar keras kepala, berserker cepat serang dia."
Berserker bergerak dengan cepat mulai memgeluarkan sebuah pukulan yang cepat, tapi pukulan tersebut berhasil di hindari oleh lancer, lancer membalas serangan berserker namun setiap serangan milik lancer slalu berhenti pada 50 cm tubuh berserker.
"Cih sepertinya ada penggangu. berserker kuta mundur dulu, baiklah lancer dan kau master saat kita bertemu aku pasti membunuhmu."
Gadis tersebut pergi setelah mendengar suara mobil polisi yang mendekat.
"Tunggu jangan pergi kauuu!!."(Melati)
Melati yang berusaha menghentikan gadis itu pergi tapi usahanya gagal karena gadis tersebut pergi dengan sangat cepaf dengan cara digendong oleh berserker.
"Sial aku tidak bisa menangkapnya."(Melati)
"Sudah melati sebaiknya kita segara masuk dalam bis sebelum polisi yang datang dan mencurigai kita."(Diana)
"Baiklah."(Melati)
"Lancer segera kembali ke wujud rohmu jika polisi melihatmu mereka akan menangkapmu."(Melati)
"Baik melati."(Lancer)
melati mulai masuk kedalam bis bersama diana, sedangkan lancer segera kembali wujud rohnya.
"Sepertinya berserker itu sudah menggunakan Noble Phantasmnya sejak awal."(Lancer).