Chapter 6 - Chapter 5

"Berhenti disini."(Alexander)

"Baik tuan."

Mobil alexander berhenti disebuah padepokan yang cukup besar yang berada di tengah hutan.

"Archer keluarlah."(Alexander)

"Ada apa?."(Archer)

"Aku ingin bertanya satu hal sebelum kita masuk ke dalam padepokan itu."(Alexander)

"Baiklah, apa itu?.(Archer)

"Apakah kita bisa mempercayai orang itu."(Alexander)

"Sepertinya kau masih memikirkan itu master, tenang kau bisa mempercayai orang itu aku menjaminnya."(Archer)

"Baiklah jika itu yang kau katakan. Mari kita masuk archer."(Alexander)

Archer dan Alexander pun mulai memasuki padepokan tersebut. Keadaan padepokan yang masih sangat bagus ini tidak seperti padepokan terbengkalai yang ada di tengah hutan. Didepan padepokan tersebut candrawangsa seperti sudah menunggu kehadiran mereka berdua.

"Selamat datang di padepokanku dan bagaimana keadaanmu hari ini?."(Candrawangsa)

"Sudah cukup basa basinya aku ingin segera membahas tentang kerja sama ini."(Alexander)

"Sepertinya anda tidak sabaran, baiklah silahkan masuk dan mari membahas rencana kerja sama."(Candrawangsa)

Mereka bertiga mulai masuk kedalam padepokan.

"Silahkan duduk terlebih dahulu."(Candrawangsa)

"Baiklah."(Alexander)

"Caster cepatlah kemari dan siapkan hidangan untuk tamu kita ini."(Candrawangsa)

"Baik master."(Caster)

Candrawangsa yang tiba tiba memanggil servantnya membuat archer dan alexander terkejut.

Seorang wanita cantik keluar dengan membawa teh. sosoknya langsing berbalut perban kasar. Dari pinggang hingga mata kakinya terbungkus kemben bermotif batik coklat dengan belahan selutut. Rambutnya panjang diikat ekor kuda, dengan bagian depannya tertutup semacam bandana.

"Terima kasih caster."(Candrawangsa)

"Oi. Apa ini siapa wanita cantik ini?.(Archer)

"Perkenalkan dia adalah servant saya caster."(Candrawamgsa)

"Jadi dia adalah Caster. Dia cukup cantik, hei kamu berhentilah menjadi servantnya dan jadilah milikku."(Archer)

"Maaf aku telah bersumpah setia pada masterku."(Caster)

Archer yang menggoda Caster akhirnya perbuatannya dihentikan oleh alexander.

"Hentikan archer!. Apakah kau lupa tujuan kita untuk kesini apa."(Alexander)

"Hahaha, maaf master aku terbawa suasana."(Archer)

"Baiklah, apakah bisa kita mulai?.(Candrawangsa)

"Maaf atas kelakuan archer candra, baiklah mari kita mulai."(Alexander)

"Pertama aku ingin menanyakan apa tujuanmu mengajak kami kerja sama dalam perang!?.(Alexander)

"Untuk itu tidak ada alasan khusus aku hanya ingin memenangkan perang ini akan lebih mudah mengalahkan peserta perang dengan kerja sama."(Candrawangsa)

"Begitukah. Terus apa tujuanmu memgikuti perang ini."(Alexander)

"Sepertinya aku sedang di interogasi."(Candrawangsa)

"Cukup jawab pertanyaanku, semua jawabanmu akan menetukan apa kerja sama ini berlanjut."(Alexander)

"Baiklah jika itu maumu. Tujuanku mengikuti perang ini adalah untuk menuju nirwana dan membuka gerbang surga dan mengambil Air Tirta Kamandanu dan cawan Cupu Manik Astagina."(Candrawangsa)

Archer terkejut mendengar jawaban candrawangsa.

"Apa itu?.(Alexander)

"Air Tirta Kamandanu dan Cawan Cupu Manik Astagina kah, apakah kau sudah gila candra!. Apakah mau menerima kemarahan para dewa dan membuat mahapralaya terjadi lagi?.(Archer)

Archer yang tiba tiba membentak candrawangsa dengan perkataanya.

"Dewa?. Dewa telah mati archer sebagai bukti dewa telah mati adalah perang ini yang dimana perang ini sudah melanggar aturan dewa."(Candrawangsa)

"Aku tak percaya kau mengatakan itu candra."(Archer)

"Kalian berdua diamlah. Apakah ada yang bisa memberitahuku apa yang disebutkan oleh candra?"(Alexander)

"Aku akan menjelaskannya master. Pertama air Tirta Kamandanu adalah air kehidupan yang mampu membuat manusia hidup abadi dan memberikan kesaktian yang kuat dan air tersebut mampu menghidupkan orang mati dan jika air tersebut diminum oleh bayi maka bayi tersebut akan langsung tubuh dewasa."(Archer)

"Bukankah itu hebat, dan beri tahu aku tentang cawan tadi."(Alexander)

"Cawan Cupu Manik Astagina adalah cawan milik para dewa yang tidak boleh dimiliki manusia dan tidak sembarang dewa boleh melihat cawan tersebut."(Archer)

"Lalu apa kegunaan cawan tersebut?"(Alexander)

"Hanya dengan melihat cawan teesebut kau akan diberi tahu tentang rahasia dan alasan langit dan bumi dibuat dan kau akan menerima segala semua informasi atau peristiwa yang telah terjadi dibumi dan angkasa dan kau akan mendapat informasi sampai tingkat ketujuh dan cawan ini mampu mengabulkan segala permintaanmu tanpa ada batasan."(Archer)

"Sungguh luar biasa. Baiklah candra aku akan melanjutkan kerja sama kita."(Alexander)

"Aku sungguh berterima kasih atas jawabanmu itu."(Candrawangsa)

"Candra sudah berapa lama kau hidup?"(Archer)

"Aku telah hidup selama 300 tahun archer."(Candrawangsa)

"Apa 300 tahun, kau pasti bercanda kan candra."(Alexander)

"Tidak master dia tidak bercanda, cukup wajar jika dia hidup selama 300 tahun dia memiliki ajian rawa rontek yang membuat dia abadi."(Archer)

"Apa!!"(Alexander)

Alexander yang terkejut mendengar perkataan candra bahwa dia telah hidup selama 300 tahun.

"Sudah untuk itu. Aku akan memberi informasi tentang master dari berserker."(Candrawangsa)

"Master dari berserker?."(Alexander)

"Iya kemarin malam aku telah menyuruh caster pergi untuk mencari para master, dan dia menemukan berserker dan masternya sedang bertarung dengan lancer dan masternya."(Candrawangsa)

"Apa?"(Alexander)

"Caster jelaskan."(Candrawangsa)

Caster yang mendengar perkataan masternya mulai menjelaskan apa yang dia lihat.

"Baik master. saya akan menjelaskan tentang apa yang saya lihat, kemarin malam. Berserker sedang bertarung dengan lancer tapi pertarungan tapi pertarungan mereka tida berlangsung lama karena adanya gangguan yang membuat berserker dan masternya pergi."(Caster)

"Lalu informasi apa yang kau dapat setelah melihat petarungan Berserker dan Lancer."(Archer)

"Informasi yang ku dapat hanyalah tempat persembuyian master dari berserker dan Noble Phantsam milik berserker."(Caster)

"Noble Phantsam milik berserker?."(Archer)

"Iya Noble Phantsam milik berserker sudah aktif dari awak petarungan. Kekuatan dari NPnya adalah membuat dia kebal dari senjata apapun setiap senjata yang ditujukan padanya akan berhenti 50 cm dari tubuhnya."(Caster)

Alexander yang Mendengar penjelasan dari Caster itupun terkejut.

"Lalu apa rencana kita?"(Alexander)

"Rencananya adalah kita akan membunuh master dari berserker malam ini, karena dengan tersingkirnya berserker dari perang ini akan lebih muda mengingat bahwa kekuatan berserker yang cukup besar."(Candrawangsa)

"Lalu apakah kau tau tempat persembunyian master dari berserker tersebut?."(Alexander)

"Tentu saja aku sudah mengetahui tempat ia bersembunyi."(Candrawangsa)

Candrawangsa lalu mengambil sebuah foto dari dalam saku bajunya, dan memberikannya pada alexander dan archer.

"Ini tempat persembunyiannya. Kita akan menyerangnya malam ini dan rencananya adalah aku akan bertarung dengan berserker dan kalian membunuh masternya."(Candrawangsa)

"Baiklah kita akan menyerang dia malam ini, bagaimana pendapatmu archer?"(Alexander)

"Sepertinya ini bukan ide yang buruk master, aku juga setuju untuk rencana ini."(Archer)

"Baiklah, kita semua setuju penyerangan ke markasnya akan kita lakukan malam nanti dan titik berkumpulnya adalah depan rumah ini."(Candrawangsa)

"Baiklah. hmm sepertinya aku harus pergi dulu dari sini ada tugas yang menungguku."(Alexander)

Alexander berdiri dari kursi dan mengajak archer untuk pergi dari padepokan tersebut. Candrawangsa mengikuti mereka sampai ke depan padepokan dan membiarkan mereka pergi.

◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆

"Rider informasi apa yang kau dapatkan setelah bertarung dengan saber?.(Wijaya)

"Aku tidak dapat informasi apapun, setelah bertarung dengannya tapi hanya satu yang ku tahu gaya bertarungnya hampir sama dengam gaya bertarung ksatria majapahit."(Rider)

"Hmm, bisa kita simpulkan dia berasal dari kerajaan majapahit."(Wijaya)

"Iya master."(Rider)

"permisi tuan, ini makanannya."

"Ah terima kasih, baiklah rider mari kita makan"(Wijaya)

"Maaf master, aku tidak bisa makan lagipula servant tidak butuh makan."(Rider)

"Rider makanlah ini perintah, bagaimanapun janjimu itu sudah tercapai."(Wijaya)

"Baiklah master."(Rider)

Wijaya dan Rider yang berada di sebuah restoran keluarga mulai memakan, makanan yang mereka pesan. Selang berapa menit saat rider melihat keluar dia melihat master dari saber.

"Master."(Rider)

"Apa rider?."(Wijaya)

"Lihat dia adalah master dari saber."(Rider)

Rider yang menunjuk anak muda dari dalam restoran.

"Benar, rider cepat habiskan makananmu dan mari kita pergi untuk mengikutinya."(Wijaya)

"Baik master."(Rider)

◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆

"Akhirnya aku sampai di inggris"

Seorang pria yang memakai jas berwarna hitam keluar dari bandara.

"Assassin apakah kau mendengarku."

"Iya master aku mendengarmu."(Assassin)

"Baiklah, mungkin dalam rencana pembunuhan aku akan membutuhkan bantuanmu, ini pertama kalinya aku mendapat target seorang penyihir mungkin saja aku akan gagal dan mati dalam tugasku."

"Aku akan membantumu master sesuai dengan apa yang kau minta."(Assassin)

"Baiklah, mari kita pergi. Taksi"

Sebuah taksi berhenti di depan master assassin.

"Tujuan mana tuan."

"Menara jam london."

"Baik."

Master Assassin mulai pergi dari bandara dan menuju Menara jam London.