Chapter 8 - Chapter 7

" Berserker serang dia" Berserker mulai menyerang dengan sebuah pukulan yang sangat cepat, Candrawangsa dengan cepat menahan serangan Berserker dan segar membalasnya. Serangan candrawangsa berhasil membuat berserker mundur beberapa langka dan membuat roro terkejut.

" Sepertinya kau bukan manusia biasa, katakan padaku ajian apa yang kau gunakan?" (Roro)

" Baiklah jika kau meminta penjelasan tentang ajian apa yang aku gunakan, Ajian yang aku gunakan adalah ajian Bolo Sewu dengan ajian ini kekuatanku setara dengan seribu orang dan dengan ajian ini aku bisa betarung dengan servantmu"(Candrawangsa)

Setelah menyelesaikan penjelasannya dia mulai menyerang berserker dengan sebuah keris yang ia miliki. Sebuah tebasan yang sangat kuat mengenai berserker tapi tebasan tersebut tidak bisa memberikan luka kepada berserker.

Berserker membalas serangan candrawangsa

dengan mencengkeramnya dengan sangat kuat, sehingga membuat tulang milik candrawangsa patah.

" Candrawangsa aku tertarik padamu maukah kau menjadi pelayanku?"(Roro)

" Maaf aku tidak tertarik pada pembunuh sepertimu"(Candrawangsa)

"Hmm, baiklah jika itu maumu berserker hancurkan tubuhnya dan jika tubuhnya mulai sembuh hancurkan lagi"(Roro)

Mendengar perkataan roro berserker mulai menguatkan cengkeramnya yang membuat candrawangsa memuntahkan banyak dari mulutnya.

" Archer serang!!"(Alexander)

Sebuah suara menggema pada kegelapan malam bersamaan dengan sebuah cahaya yang melesat dengan sangat cepat menuju tempat Roro, candrawangsa dan berserker berada. Duaar sebuah ledakan besar terjadi membuat tempat candrawangsa betarung hancur tak tersisa.

" Bagaimana archer apakah serangan tadi berhasil membunuh master dari berserker?"(Alexander)

" Sepertinya serangan tersebut berhasil membunuhnya master"(Archer)

"Baiklah mari kita pergi ke tempat candra"(Alexander)

"Iya master"(Archer)

Alexander dan Archer pergi ke tempat candrawangsa bertarung menemukan tubuh candra tergeletak ditanah, dengan tubuh atasnya hancur dan menyisahkan tubuh bagian bawahnya.

"GROAARAAGH" Berserker yang tiba tiba keluar dari puing puing bangunan yang hancur dan berteriak dengan sangat keras.

"Berserker kita mundur, sepertinya ada penggangu di petarungan kita"(Roro)

Mendengar Perintah roro berserker mulai pergi dari tempat tersebut dengan cepat dan meninggalkan archer dan masternya.

" Archer kejar dia"(Alexander)

" Jangan kejar dia"(Candrawangsa

Candrawangsa yang tubuhnya mulai beregenerasi menghentikan perintah alex untuk mengejar berserker dan masternya.

" Alex kita mundur lebih dahulu, kita akan menganalisis pertarungan tadi, apa kau tidak sadar panah yang dilepaskan archer mempunyai kekuatan yang cukup besar tapi master dari berserker tidak terluka sedikitpun"(Candrawangsa)

" Cih baiklah mari kita mundur"(Alexander

◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆

" Sepertinya Ruler mulai bergerak sabdo"(Jayabaya)

" Benarkah lalu apakah dia akan menganggu perang ini dimasa depan, coba lihatlah dengan jangkamu tersebut"(Sabdo Palon)

" Kenapa kau bertanya begitu, sudah pasti dia akan menganggu perang ini cepat atau lambat, jadi sebelum dia bergerak lebih jauh lebik baik bunuh dia sekarang"(Jayabaya)

" Baiklah jika itu saranmu, aku akan memanggil servant untuk membunuhnya"(Sabdo Palon)

Sabdo Palon berubah menjadi bentuk fisiknya. pria dengan rambut putih panjang terurai dengan tato berwarna merah di sekujur tubuhnya.

" Baru pertama kali ini aku bisa melihat bentuk fisikmu"(Jayabaya)

" Apa yang kau katakan jayabaya, ini hanya bentuk fisik bukan wujud asliku, aku bisa saja berubah menjadi pria atau wanita."(Sabdo palon)

" Begitukah"(Jayabaya)

" Baiklah sekarang waktunya memanggil dia"(Sabdo Palon)

Sebuah lingkaran sihir tiba tiba muncul dihadapan sabdo palon. Kemudian sabdo palon mulai mengucapkan sebuah mantra pemanggil.

" Aku memanggil Wahai Raja agung, Raja paling segani dan Raja yang mengaku sebagai dewa"(Sabdo Palon)

Lingkaran sihir mulai mengluarkan cahaya berwarna merah keemasan dan mengeluarkan energi sihir yang sangat kuat.

"Jawablah panggilanku dan datanglah"(Sabdo Palon)

Cahaya tersebut semakin bersinar dengan terang, angin mulai berhembus dengan kecang sebuah hebat getaran terjadi di tempat tersebut. Seorang pria berdiri diatas lingkaran sihir tersebut.

" Jadi apa alasanmu memanggilku?"

" Aku ingin kau membunuh Ruler"(Sabdo Palon)

" Begitukah, baiklah aku akan mencarinya dan membunuhnya, tapi apa imbalan yang akan ku berikan padaku?"

" Aku tidak bisa memberimu imbalan tapi aku akan mengizinkanmu berbuat sesukamu selama kau disini"(Sabdo Palon)

" Tidak begitu buruk, baiklah aku akan pergi mencarinya malam ini"

Pria tersebut mulai pergi meninggalkan sabdo palon dan jayabaya.

" Servant kelas apa yang kau panggil?"(Jayabaya)

" Dia servant dengan kelas Avenger"(Sabdo palon)

" Apa!, Avenger apakah kau akan membiarkan dia pergi?"(Jayabaya)

" Tenanglah jayabaya, selama dia tidak menganggu perang ini itu tidak masalah bagiku"(Sabdo Palon)

◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆

Durwiyata telas sampai dirumahnya dengan tangan yang terluka akibat pertarungan dengan wijaya.

" Cukup sampai disini, aku berterima kasih atas bantuan yang kau berikan suatu saat aku akan membalasnya"(Durwiyata)

" Tenanglah aku menolongmu karena aku mau, dan aku tidak mengharapkan balasan darimu"(Melati)

" Melati waktunya kita pergi"(Diana)

" Ah iya, cepat rawat lukamu itu ya, selamat malam"(Melati)

" Sekali lagi terima kasih atas bantuanmu"(Durwiyata)

Melati masuk kedalam taksi dan pergi meninggalkan durwiyata. Durwiyata melangkah masuk ke rumahnya dan masuk dalam kamarnya.

"Aaarghh"Durwiyat berteriak kesakitan atas luka yang ia dapatkan. luka yang ia dapatkan cukup dalam dan pendarahnya belum berhenti.

" Master perlihatkan tanganmu yang terluka padaku" Saber yang muncul dengan cepat meminta masternya untuk memperlihatkan lukanya itu.

" Ah baik saber" Durwiyata memperlihatkan tanganya pada saber. saber melihat tangan masternya yang terluka mulai menaruh tanganya diatas tangan masternya yang terluka. sebuah cahaya hijau keluar dari tangan saber yang membuat luka milik durwiyata mulai sembuh.

" Saber apa yang kau lakukan" tanya durwiyata dengan kebingungan melihat lukanya mulai sembuh.

" Tenanglah master, yang aku lakukan adalah menyembuhkan lukamu dengan sihir penyembuhan. baiklah master coba gerakan tanganmu" (Saber)

" Baiklah" Durwiyata mulai menggerakan tangannya yang telah disembuhkan oleh saber.

" Sepertinya luka ini sudah sembu, terima kasih saber atas bantuan"(Durwiyata)

" Tidak master ini adalah tugas servant untuk menjaga masternya, dan master mengapa anda tidak memanggil saya saat bertarung dengan master dari rider?"(Saber)

" Aku tidak memanggilmu karena wijaya tidak memanggil rider, jika dia memanggil rider saat melawanku aku akan memanggilmu saber"(Durwiyata)

" Begitukah. Maaf sebelumnya master bolehkah aku bertanya dimana ayah anda saya disini hanya melihat ibu anda, apakah dia berkerja di luar negeri?"(Saber)

" Ayahku?" Mendengar pertanyaan dari saber membuat Durwiyata menjadi sedikit murung.

" Jika anda tidak berniat memberitahu saya itu tidak masalah bagi saya"(Saber)

" Tidak saber aku akan memberitahumu tentang ayahku. Kata ibuku ayahku adalah seorang magus dari inggris 18 tahun yang lalu ayahku dan teman - temannya datang ke indonesia untuk meneliti ajian ajian yang ada disini, dia bertemu ibuku saat ibuku berusia 20 tahun dan mereka menjalin hubungan terlarang, saat ibuku hamil muda dia pergi mendaki ke Alas Lali Jiwo untuk meneliti tentang para pendaki yang hilang, dia pergi bersama 6 Temannya tapi Naas dia mengalami nasib buruk dia disesatkan oleh mahkluk gaib selama 6 bulan lamanya, 6 temannya tidak berhasil ditemukan hanya ayahku yang ditemukan setelah ia ditemukan dia mengalami trauma yang membuatnya cepat cepat meninggalkan indonesia, saat dia pergi ibuku ingin ikut pergi ke tempat tinggalny namun dia menolak karena berkata dia sudah punya istri, dia meninggalkan ibuku yang sudah hamil tua sendiri dan sampai sekarang dia tidak memberi kabar apapun"(Durwiyata)

" Maafkan aku master telah membuka kenangan pahit keluarga anda" Saber memohon maaf atas pertanyaan yang membuat masternya mengingat kenangan pahit dikeluarga durwiyata.

" Tidak masalah saber, sepertinya ibuku mendapatkan shift malam, baiklah saber mari kita bersiap untuk mencari master dan mengalahkannya"(Durwiyata)

" Baik master"(Saber)

" Baiklah tunggulah sebentar aku harus membersihkan semua pakaian yang terkena darah ini"(Durwiyata)

◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆

Seorang pria yang terikat pada kursi dengan wajah ketakutan memohon ampun atas nyawanya. Dihadapanya ada pria dengan jubah hitam mengarahkan sebuah pistol dikepalanya.

" Mohon ampuni nyawaku aku akan memberimu banyak uang"

" Maaf perkerjaanku adalah membunuh bukan memeras uang dari targetku. tapi jika bisa memberiku informasi mungkin aku akan membiarkanmu pergi"

" Informasi? Baiklah kau ingin tanya informasi tentang apa aku akan menjawab semuanya" Mendengar bahwa dia aka dibiarkan pergi membuat pria tersebut melihat sedikit harapan untuk hidup.

" Apa yang kau ketahui tentang Perang Cawan Suci?"

" Perang Cawan Suci? Maaf aku tidak tau tentang itu"

" Baiklah kau akan mati" Pria tersebut dengan perlahan menarik pelatuk pistolnya dengan perlahan.

" Tunggu aku tahu siapa yang akan memberimu informasi Perang Cawan Suci dengan jelas"

" Hmm? Siapa dia?"

" Dia adalah Lord El-Melloi II dia adalah magus yang pernah mengikuti Perang Cawan Suci, dan dia sekarang mengajar di akademi sihir Clock Tower di London"

" Apakah informasimu bisa dipercaya?"

" Aku berani bersumpah"

" Baiklah begitu" Pria tersebut mengambil pisau dan memotong tali yang mengikat targetnya.

" Sekarang pergilah"

" Terima kasih" Pria tersebu berlari namun ada bayangan hitam berlari dengan cepat ke arahnya dan dalam sekejap kepala pria tersebut terpotong dengan rapi.

" Baiklah perkerjaanku sudah selesai, terima kasih assassin telah membantuku dan assassin aku ingin kau mencari tempat tinggal milik Lord El-Melloi II malam ini aku ingin bertemu dengan dia sekarang"

" Baik master" Assassin mulai menghilang dalam kegelapan malam.

" Baiklah waktunya pergi" Pria tersebut berjalan dengan santai dibawah sinar bulan.