Aku bernapas lega saat tubuhku mendarat di atas kasur. Kakiku benar-benar lemas. Dewa membuatku kelelahan dalam satu kali percintaan panas di bawah guyuran shower. Dewa seperti suami yang haus belaian dan tidak diberi kepuasan selama berbulan-bulan. Padahal tiap ada kesempatan suamiku itu selalu meminta jatah.
"Mau ke mana?" tanyaku saat melihat Dewa berjalan ke arah pintu kamar kami.
"Ke bawah ambil cemilan," jawabnya.
Aku tidak lagi berbicara karena mataku terlalu berat untuk sekedar terbuka. Aku mencari posisi nyaman untuk berbaring.
Saat aku dan Dewa pulang dari toko kue Cindy, jam menunjukkan pukul 3 sore. Lalu saat aku selesai bercinta dengan Dewa, jam di dinding menunjukkan pukul 5 sore. Waktu untuk berendam paling sekitar 30 menit. Bagaimana aku tidak tepar? Sekitar 1 setengah jam Dewa menggagahi tubuhku. Astaga.
"Sayang," suara panggilan Dewa terdengar oleh telingku tapi aku malas sekali untuk membuka mata.