~Happy Reading~
Dengan sekuat tenaga Gia mendorong Xiuhuan supaya tidak naik ke ranjangnya agar tidak melakukan 'iya-iya-iya' yang akan membuat pinggangnya sakit keesokan harinya. 3 bulan bersama Xiuhuan untuk berlatih tidak sepenuhnya mereka habiskan untuk berlatih kultivasi, mereka sudah melakukan apa yang seharusnya sudah dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Dan akhirnya Gia lah yang berakhir dengan sakit pinggang hingga tidak bisa turun dari ranjang.
"Sialan wajah polosnya seperti anak anjing tapi kelakuannya seperti serigala kepanasan," tangis Gia dalam hati lesu karena sangat kontras antara penampilan Xiuhuan dan kelakuannya.
"Aku janji tidak akan berkultivasi ganda malam ini, aku tahu kamu memiliki pertandingan besok," janji Xiuhuan.
Dengan berat hati Gia melepaskannya dan membiarkannya naik ke ranjang. "Jangan memelukku erat-erat!" perintah Gia sambal melonggarkan pelukannya.
Xiuhuan tidak berdebat dan melonggarkan sedikit pelukannya dan membiarkannya pencari posisi nyaman dipelukannya.
Gia bernafas lega dan bersandar nyaman di pelukannya. "Kamu sudah menyelesaikan urusanmu?"
Xiuhuan menganggukkan kepalanya dan menenggelamkan kepalanya ke tengkuk leher Gia.
"Jangan bernafas di leherku! Itu sangat geli." Titik sensitifnya berada pada lehernya sehingga Gia tidak nyaman jika Xiuhuan bernafas di dekat lehernya.
"Ti- mmtti- nddak- mau," kata Xiuhuan tidak jelas sambil menggigit lehernya.
"Sudahku bilang jangan mendekati leherku apalagi menggigitnya!" Gia sangat kesal dan memukul kepala batunya.
Xiuhuan tidak merasakan sakit namun dia pura-pura sakit untuk mendapatkan belas kasihan. "Istri jangan memukulku~~~ kalau tidak aku akan membalas memukulmu!"
"Apa kau berani memukulku?!?!" Gia mendelikan matanya dan menatap Xiuhuan.
Tangan Xiuhuan turun ke bawah dan mengelus pinggang Gia sejenak kemudian berhenti di atas pantatnya. "Hmmm... aku akan memukul," jawab Xiuhuan sungguh-sungguh.
Plak~~ plak~~ plak~~
"Ka- kau- jangan memukul pantatku!?!?!"
"Hehehehehehehe...."
Pada akhirnya Xiuhuan tidak bisa menjaga perkataannya dan menekan seluruh tubuh Gia dengan tubuhnya, malam ini ia memukul dan menggigit pencuri bunga yang telah memetik bunga berharganya untuk memberinya pelajaran agar patuh dan bertanggung jawab. Suara tubrukan kulit antara kulit terdengar bersamaan dengan erangan dua orang yang tengah menikmati malam berdua tanpa khawatir orang lain mendengarkan karena Xiuhuan sudah memasang penghalang suara.
Karena besok Gia ada pertandingan dengan enggan Xiuhuan melepaskan Gia pada ronde pertama karena tidak ingin membuatnya sakit pinggang, padahal malam-malam sebelumnya mereka bisa bertahan hingga beberapa ronde bahkan tiga hari. Keuntungan tubuh kultivator cukup bagus tidak mudah sakit dan pulih dengan cepat.
"Sialan!!! Kamu melanggar janji," dengan kesal Gia menggigit bahu Xiuhuan untuk melampiaskan kekesalannya.
"Hmmm.... Aku yang salah." Tanpa rasa bersalah Xiuhuan menjawabnya sambil bersenandung senang penuh kepuasan, beberapa hari tidak memakan tahu Gia membuatnya sangat lapar.
(Memakan tahu = Mengambil keuntungan secara seksual)
"Kamu tidak terlihat merasa bersalah!"
"Hehehehehe....."
"Berhenti terkekeh!"
"Hehehehehe....."
"-_-"
Dengan kesal Gia menggigit jakun Xiuhuan berharap bisa merobek pita suaranya.
"Baiklah aku akan berhenti menggodamu." Xiuhuan mengulurkan tangannya dan menutup mulut Gia. "Apakah kamu anjing, kenapa suka sekali menggigit?" goda Xiuhuan sambal menggesekan hidung mereka.
Gia melototinya dan menggigit telapak tangan Xiuhuan. "Huh..." Gia merapatkan selimutnya dan berbalik memunggungi Xiuhuan.
Sejenak keheningan menyelimuti mereka, Xiuhuan memejamkan matanya dan diam memeluk Gia dengan nafas teratur. Sedangkan Gia belum tidur padahal dia mencoba memejamkan mata untuk istirahat, sayangnya ia tidak bisa karena ada pikiran yang melintas dibenaknya yang membuatnya tidak bisa tidur.
"Apakah kamu sudah tidur?"
Tidak ada jawaban dari Xiuhuan.
Gia memberanikan dirinya untuk mengatakan sesuatu selagi Xiuhuan tidak bangun, sebenarnya dia sedikit malu mengatakannya karena seolah mengungkapkan kelemahannya pada orang lain. Tapi entah mengapa ketika bersama Xiuhuan dia merasa nyaman dan ingin bersadar sepenuhnya padanya tetapi ia sedikit malu.
"Aku berusia 27 tahun ketika mati terbunuh dalam misi terakhirku." Dia tidak pernah menceritakan hal ini pada siapapun.
Xiuhuan mengeratkan pelukannya namun tetap tidak bersuara.
"Sebelum aku melakukan misi aku bangkrut karena misi sebelumnya membuat sebagian besar peralatanku rusak hingga harus diperbaiki ulang, bahkan uang dari misi tersebut tidak cukup untuk menutupi biaya perbaikannya. Setelah itu aku menerima misi baru yang menugaskanku mencuri data penting dari sebuah perusahaan, aku tidak menyangka itu akan menjadi misi terakhirku."
Malam itu Gia menceritakan semua masa lalunya pada Xiuhuan dengan bantuan kegelapan malam yang menyelimuti mereka membuat keberaniannya meningkat, ia tidak berani berbalik dan menatap mata Xiuhuan, dia tidak ingin menatap berbagai emosi di matanya yang membuatnya tidak nyaman.
Semua masa lalunya di panti asuhan, usahanya mandiri yang dengan naif membuatnya ditipu, hingga rasa kehilangan sosok berarti di hidupnya, ia menceritakannya pada Xiuhuan dengan nada datar seolah-olah yang diceritakan bukanlah dirinya, dan ia hanyalah seorang pengamat yang mengamati.
Pengalamannya di dunia gelap penuh kejahatan dan kriminalitas, gadis remaja yang seharusnya masih sekolah dan menikmati masa mudanya terpaksa terjun di dunia kotor untuk mencari petunjuk untuk menemukan keberadaan masternya yang tiba-tiba menghilang. Gadis itu tahu bahwa dia telah dibuang namun dia menipu dirinya sendiri dan menyakinkan bahwa masternya ada di suatu tempat dan menunggunya disana. Harapan kosong ini lah yang menjadi alasannya untuk hidup.
Tapi ia menyadari tepat sebelum kematiannya.
Kenapa ia harus hidup?
Dia tidak memiliki siapapun disisinya.
Tidak ada yang perduli apakah dia hidup dan mati.
Apakah ia harus hidup untuk menghasilkan uang?
Lalu untuk apa ia menghasilkan uang?
Tidak ada.
Tidak ada yang menunggunya, tidak ada yang menghabiskan uangnya, tidak ada seseorang yang ia percayai, tidak ada terikatan di dunia itu yang mengharuskannya tetap hidup.
Jadi kenapa tidak tenang saja menerima kematian?
Saat itu Gia bisa saja menghindar dari tabarakan mobil itu dengan kecepatan dan fleksibelitas tubuhnya, namun dia memilih diam saja dan menerima kematian, lagipula tidak akan ada yang sedih akan kematiannya. Mungkin malah tidak ada yang tahu bahwa dia sudah mati.
Jadi tutup mata saja dan terima kematian di depannya, tetapi dia tidak menyangka setelah kematian dia akan berpindah di dunia ini. Dia tidak tahu apakah harus membenci atau berterima kasih pada pembunuh itu.
"Aku sangat berterima kasih padanya karena membuat kita dapat bertemu." Suara rendah dan sedikit berat terdengar lembut di telinga Gia bagaikan lagu pengantar tidur. "Tapi aku juga membencinya karena telah membunuhmu dan membuatmu merasakan rasa sakit."
"Aku tidak senang dan marah padanya, jika aku bertemu dengannya aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri," ujar Xiuhuan dengan nada berbahaya.
Gia hanya tertawa kecil mendengarnya. "Kamu tidak akan bisa, kita terpisah antar dunia yang berbeda," kata Gia pelan. "Bukankah kamu mengatakan kultivator dengan kekuatan tertentu tidak dapat memasuki dunia dengan energi qi yang rendah?"
"Tidak juga, ada acara lain dengan menyegel kekuatan sendiri dan mem... ji... diri..." Suara Xiuhuan semakin kecil hingga Gia tidak bisa mendengarnya dengan jelas.
"Apa yang kau katakana?" Tanya Gia lebih jelas.
Xiuhuan menggelengkan kepalanya dan tidak berniat menjelaskan lebih lanjut. "Bukan apa-apa."
Gia mengabaikannya dan semakin merapatkan selimutnya. "Bukankah aku menyedihkan?"
Menipu dirinya sendiri dan memegang harapan kosong yang jelas-jelas ia ketahui.
"Tidak!" Xiuhuan membantahnya. "Menurutku kamu luar biasa."
"Jangan bicara omong kosong." Gia mendengus meremehkan dirinya sendiri.
"Aku tidak berbohong." Xiuhuan menyenderkan kepalanya di bahu Gia. "Kamu dapat berdiri kembali ketika jatuh dengan keras dan tidak akan menyerah ketika mendengar cemooh yang merendahkanmu."
"Mengabaikan ocehan tajam yang menusukmu dan terus melihat kedepan untuk mencapai hal yang kamu inginkan. Aku sangat mengagumimu, bangga padamu, mencintaimu sekaligus membencimu."
"Membenciku?" Gia membalikan tubuhnya dan menatap mata merah Xiuhuan dengan heran.
"Ya, aku membencimu." Mata merahnya bersinar redup dalam kegelapan dan tidak berpaling dari tatapan Gia.
Tak pernah terlintas dari benak Gia bahwa Xiuhuan membencinya, apalagi ia merasakan sakit di hatinya ketika mendengar hal tersebut. Dari semua orang yang membencinya dia tidak ingin Xiuhuan membencinya.
"Kenapa?"
"Kenapa kamu tidak muncul menemaniku?"
"Kenapa di saat aku berada di titik paling jatuh tidak bisa berdiri dengan tegar sepertimu? Kenapa tidak ada satu orang pun yang bersedia menemaniku saat itu? Kenapa? Kenapa aku harus menanggung kesendirian selama beberapa tahun dan tidak bisa keluar dengan bebas?"
"Aku membencimu! Aku membenci semua orang sepertimu! Aku.. aku... iri padamu..." Xiuhuan menyembunyikan wajahnya di tengkuk leher Gia, mengeluh tentang perasaannya selama beberapa tahun ketika terkurung di hutan terlarang.
Gia mendekap kepala Xiuhuan dan membiarkannya melepaskan semua perasaannya sepertinya, dibantu dengan kegelapan malam dan rasa hangat dari tubuh Gia membuat Xiuhuan berani melepaskan semua perasaan yang telah lama ia pendam selama ini. Untuk pertama kalinya ia merasakan perasaan hangat seperti ibunya namun terasa lebih lengkap seolah-olah bagian dalam dirinya yang telah hilang telah kembali tubuhnya.
"Aku berasal dari Kekaisaran Zheng Yi, aku adalah pangeran pertama dan ibuku berasal dari kota tingkat pertama yang dipimpin kakekku sebagai gurbernur. Saat itu aku berusia 5 tahun, usia dimana anak-anak lebih banyak bermain dengan teman mereka dan dipenuhi dengan kasih sayang orang tuanya."
"Tapi aku berbeda, aku berasal dari keluarga besar apalagi pangeran negeri yang memikul tanggungjawab untuk tanah yang harus aku pimpin kelak, semua orang memiliki banyak harapan untukku hingga membuatku sombong. Segala sesuatu yang kuinginkan harus kumiliki entah dengan cara apapun sampai aku tidak tahu bagaimana rasa kesusahan untuk mencapai hal yang aku inginkan."
"Ketika tes energi Qi dilakukan, aku mendapatkan hasil yang buruk dan aku tidak bisa menerimanya. Dilimpahkan dengan emas dan perak sejak lahir membuatku tidak mengerti akibat dari hal tersebut."
"Ibuku telah kehilangan kasih sayang pria itu kemudian diasingkan untuk kembali ke kampung halamannya karena pria itu malu memiliki anak tidak berguna seperti itu. Aku tidak bisa menerima hal itu, aku bertanya padanya kenapa ia melakukan hal tersebut, apakah semua waktu yang mereka habiskan bersama tidak berharga di dalam matanya?"
"Dan kau tahu apa jawabannya?"
Gia menggelengkan kepalanya pelan dan semakin mengeratkan dekapannya.
"Dia menjawab, jika bukan pengaruh kakekku untuk memenangkan tahta dia sama sekali tidak akan melirik ibuku, wanita idiot yang bisa ia tipu dengan rayuannya agar ia bisa menggunakan kekuatan kota tingkat pertama yang dipimpin kakekku. Baginya kita adalah bidak catur yang bisa ia kendalikan dan bisa ia buang setelah ia gunakan."
"Pria berhati kejam bahkan harimau sendiri tidak akan memakan anaknya," runtuk Gia.
(Harimau sendiri tidak akan memakan anaknya = Orang tua yang kejam tidak akan membunuh anaknya)
"Harimau? Dia lebih kejam daripada harimau, dia seperti ular licik yang bahkan memakan sesamanya agar bisa kenyang." Senyum sinis muncul dari sudut bibir Xiuhuan tanpa disadari Gia.
"Setelah itu selir kesayangannya muncul dan memberikan pita putih pada ibuku, dia berkata akan bermurah hati jika ibuku bunuh diri dan berjanji akan melepaskanku."
"Sayang sekali ibuku mempercayainya, dia memang melepaskanku tetapi dia melepaskanku setelah memukuliku dan melepaskanku di hutan terlarang untuk bertahan hidup sendiri."
"Huh... bagaimana bisa anak berusia 5 tahun dengan tubuh penuh luka bisa bertahan hidup?"
Gia merasakan matanya memanas dan ia menahan air mata yang sangat ingin keluar. "Apa yang terjadi?"
Xiuhuan membuka mata merahnya dan terdiam mengingat hal tersebut. "Diantara hidup dan mati aku mendengar ada suara yang memanggilku, ia bertanya apakah aku ingin hidup? Tentu saja aku ingin hidup! Aku harus hidup untuk membunuh mereka!"
"Mendengar jawabanku suara itu berkata bahwa aku jangan menyesal, setelah itu aku merasakan kekuatan besar mengalir ke tubuhku dan membuat semua indraku meningkat tajam. Hal pertama yang kulakukan tentu saja menemukan mereka yang telah menghancurkan hidup ibu dan kakekku. Dan dalam satu malam langit terbalik badai petir dan gempa bumi mengguncang seluruh benua, seluruh benua tertutup kegelapan tanpa cahaya, lautan bergejolak mengikuti angin ganas yang terus berhembus."
Tubuh Xiuhuan terasa lemas dan ia melonggarkan pelukannya. "Hal pertama yang kulihat setelah sadar adalah kehancuran kota di depanku bersama dengan mereka yang telah menghancurkan hidupku bersama puluhan ribu nyawa tidak bersalah yang ikut mati."
"Aku tidak tahu apa yang terjadi, aku ketakutan melihat pemandangan itu, bukannya senang karena kematian mereka aku malah membenci diriku sendiri karena harus melibatkan orang yang tidak bersalah, lalu apa bedanya aku dengan pria itu." Suara Xiuhuan gemetar seolah-olah ia melihat pemandangan itu sekali lagi.
Gia melepaskan dekapannya dan menyentuh pipi Xiuhuan, didekatkannya dahi mereka berdua seolah berbagi rasa sakit agar mereka tidak menanggungnya sendiri. Perlahan Gia mendekatkan bibir mereka dan menghentikan suara yang keluar dari bibir Xiuhuan. Ini adalah ciuman pertamanya setelah inisiatif kesalahpahaman mengenai kultivasi ganda, jika di waktu normal dia tidak akan melakukannya tetapi saat ini yang di butuhkan Xiuhuan adalah Gia.
Dia tidak butuh kata-kata penghiburan.
Dia hanya butuh tindakan langsung yang menunjukan ketulusannya.
-TBC-