Chereads / The King Ghost Wife / Chapter 87 - Chapter 86 - Diremehkan

Chapter 87 - Chapter 86 - Diremehkan

~Happy Reading~

Gia menghela nafas ketika melihat Rongfei pingsan di depannya, ia melangkah maju dan mengambil Rongfei ke dalam gendongannya dan meletakan pedang miliknya di atas tubuhnya. Ia berjalan meninggalkan area pertarungan menuju tempat peristirahatan Kekaisaran Zheng Yi dan tidak menghiraukan pengumuman wasit yang mengumumkan kemenangannya.

Ming Yu segera bangkit dan berjalan mendekati Gia. "Serahkan dia!"

Gia memindahkan Rongfei ke dalam pelukan Ming Yu dan memberinya saran. "Berikan campuran pulong dan tanaman weiming dan rebus hingga mendidih kemudian berikan kepada Rongfei ketika masih panas, itu akan mengobati sesak nafasnya dari dampak seranganku."

Campuran pulong adalah obat yang berasal dari berbagai tanaman air yang diolah dengan teknik khusus kemudian difermentasi selama seminggu untuk diambil airnya, campuran ini cukup bermanfaat untuk meredakan penyakit paru-paru dan menghilangkan sesak nafas. Sedangkan tanaman weiming adalah sebuah tanaman tanpa bunga yang tumbuh di tebing berangin yang sering dimanfaatkan sebagai bahan penawar racun ringan.

Gia pernah bereksperimen dengan berbagai obat dan tanaman kemudian menemukan manfaat jika campuran pulong dengan tanaman weiming digunakan bersama untuk membuat nitrogen dioksida dan sulfur dioksida berkurang pada tubuh sehingga tidak akan membahayakan makhluk hidup.

"Apa yang kau lakukan padanya?" Ming Yu memicingkan matanya meminta penjelasan. "Kau meracuninya?"

Gia mengelak dan tidak berniat menjelaskan padanya. "Pada pertarungan ini semua peserta dibebaskan menggunakan cara apapun, lagipula Rongfei tidak dalam bahaya." Dia terlalu malas jika harus menjelaskan reaksi antara unsur dan sebab-akibat.

"Hei! Kau!" Ming Yu menatap kepergian Gia dengan pandangan tidak jelas.

oOo

Gia meninggalkan tempat peristirahatan Kekaisaran Zheng Yi dan berjalan melewati lorong-lorong yang menjadi penghubung setiap ruangan peristirahatan. Pada hari ini lorong terlihat sepi karena banyak peserta telah gagal mencapai babak semifinal sehingga kebanyakan dari mereka memilih kembali atau duduk di bangku penonton.

Ia mengedarkan pandangannya dan melihat Yu Ren tengah berjalan menuju area pertempuran, ia menyunggingkan senyumnya dan mempercepat langkah kakinya karena tidak sabar melihat pertarungannya.

Klekkkk~~~

Gia membuka pintu tempat peristirahatannya dan melihat punggung seorang pemuda yang membelakanginya, tubuhnya membeku dan tangannya gemetar ketika menyentuh ganggang pintu. "Baojia," bisiknya pelan.

Mendengar suara yang memanggil namanya, pemuda itu menolehkan kepalanya dan melihat Gia berdiri di depannya. "Aku sudah menunggumu," katanya datar.

Gia menarik nafasnya dan menghembuskannya pelan. "Ada apa kau mencariku?" Ia menutup pintu dibelakangnya agar tidak ada yang melihat mereka.

"Apakah kau masih bertanya," dengus Baojia kesal karena mengira Gia sedang berpura-pura. "Bukankah kau jelas tahu maksud kedatanganku."

Baojia melemparkan gulungan di dekat kaki Gia kemudian sebuah cahaya muncul dari gulungan tersebut dan munculah penghalang transparan yang menyelimuti mereka sehingga orang luar tidak dapat mendengar percakapan mereka.

"Kau berhutang penjelasan padaku!" kata Baojia memaksa Gia.

Gia melangkahkan kakinya dan duduk dikursi yang tidak terlalu jauh darinya. "Duduklah aku akan menjelaskan semuanya." Ia mengedikan dagunya menunjuk kursi di depannya. "Kau ingin mulai dari mana?"

Baojia duduk di depan Gia sambil melipat tangannya di depan dada. "Siapa kau sebenarnya? Dan bagaimana bisa menempati tubuh saudariku?"

Gia menundukan kepalanya dan melihat kedua tangannya yang saling bertautan. "Namaku Gia dari dunia paralel lain-"

oOo

Yu Ren melirik Yu Shen yang berjalan disampingnya karena mereka berjalan beriringan menuju area pertarungan. Sebenarnya ini sedikit lucu karena Kekaisaran Huang Shi memiliki dua peserta yang lolos pada babak semifinal tetapi mereka akan saling berhadapan, apalagi ini adalah sepasang kakak-adik sungguh ironis. Tidak ada yang pernah mengharapkan hal ini terjadi dan penonton cukup penasaran untuk melihat pertarungan dua bersaudara ini.

Yu Shen adalah kultivator Martial Realm tingkat 9 dan hampir mencapai King Realm, dia memiliki elemen tanah sebagai elemen utama dan elemen kayu sebagai elemen lainnya walaupun tidak sekuat elemen utamanya. Dia adalah calon pemimpin klan Yu yang akan menggantikan kepemimpinan ayahnya di masa depan, sifatnya pendiam dan berkepala dingin juga dapat mengambil keputusan dengan bijak. Ia sangat ideal menjadi pemimpin dan anggota klan Yu memiliki harapan besar padanya untuk kejayaan klan.

Sangat bertolak belakang dengan Yu Ren, walaupun dia sama-sama anggota klan Yu apalagi putri pemimpin klan, dia tidak menerima kemuliaan seperti kakak laki-lakinya. Klan Yu masih berfikiran kuno mengenai gender, mereka menganggap laki-laki lebih unggul daripada perempuan. Mereka berfikir perempuan harus di rumah untuk membesarkan anak-anak dan menyenangkan suami.

Jika bukan karena pengaruh keluarga ibunya maka Yu Ren tidak akan memiliki kesempatan berdiri disini. Hampir semua teknik kultivasi yang dipelajari Yu Ren berasal dari keluarga ibunya, ia sangat jarang mempelajari teknik klannya sendiri karena posisinya sebagai perempuan. Bahkan ayahnya sendiri memandang remeh dirinya ketika berlatih kultivasi, ayahnya menganggap hal tersebut adalah sia-sia dan Yu Ren tidak akan bisa melampaui laki-laki.

Namun, Yu Ren tidak menyerah dan terus melanjutkan latihannya, ia sadar sebagai perempuan tidak memiliki tubuh kuat seperti laki-laki tetapi dia bisa melatih kecepatan dan kelenturannya untuk menutupi kekurangannya. Ia akan terus berlatih dan membuktikan kepada mereka bahwa perempuan juga bisa unggul seperti laki-laki atau bahkan melampauinya.

Dan untung saja kakeknya bersedia membimbingnya ketika kesulitan berlatih, walaupun beliau tidak sepenuhnya mengajarinya tetapi hal tersebut cukup berharga bagi Yu Ren. Dia juga menyadari kekuatannya sedikit berbeda dengan orang lain dan kakeknya sangat membantunya memecahkan masalah.

Yu Shen juga ikut membantunya berlatih, ia akan membantunya mengakses teknik klannya dan memberikannya agar bisa di pelajari oleh Yu Ren. Ia juga menjadi lawan bertarung dengannya untuk menguji dan meningkatkan kekuatan tempurnya. Yu Shen sangat menyayangi adiknya dan akan selalu membantunya.

Sekarang dia berdiri berhadapan dengannya, melawan mentor yang selalu membimbingnya dan seorang kakak yang menyayanginya. Dia tidak tahu apakah bisa bertarung dengannya dan membuktikan bahwa dia bukanlah perempuan biasa yang dipandang remeh dan harus tinggal di rumah.

"Aku menyerah." Tiba-tiba Yu Shen bersuara dan mengejutkan semua orang.

"Hah?"

Wasit yang baru tiba di antara mereka sangat terkejut mendengarnya padahal dia belum sempat memulai pertandingan dan sudah ada yang menyerah. "Apa yang kau katakan?" Ia menanyakan sekali lagi untuk memastikan telinganya tidak salah mendengar.

"Aku menyerah," ucap Yu Shen sekali lagi.

Mata Yu Ren terbelalak lebar tidak menyangka kakaknya akan menyerah untuknya. "Kenapa?" bisiknya pelan.

Yu Shen menghindari tatapan wasit dan berjalan melewati Yu Ren. "Bukankah kau ingin melawan Gia," katanya pelan di telinga Yu Ren kemudian berjalan pergi meninggalkan area pertempuran. "Kalau begitu jangan mengecewakanku."

Yu Ren mengepalkan tangannya dan menundukan kepalanya, ia memang ingin melawan Gia tetapi bukan dengan cara seperti ini. Ia ingin bertarung secara adil dengan kakaknya, tidak peduli apakah ia menang atau kalah, ia hanya ingin bertarung sebagai perempuan dan membuktikan kepada semua orang bahwa mereka tidak bisa meremehkannya.

Tetapi mengapa Yu Shen harus menyerah padanya?

Ini sebuah penghinaan baginya!

Sekarang ayahnya tidak akan merubah cara pandang terhadapnya, dan selalu menganggap bahwa ia harus bersikap selayaknya perempuan yang harus diam di rumah daripada menghabiskan waktu untuk berlatih.

Apakah Yu Shen tidak memahami ini?!?!

Semua usahanya selama ini akan sia-sia, untuk apa ia berlatih meningkatkan kekuatan jika tidak ia gunakan? Apakah semua ini akan berakhir dan ia harus menerima nasib sebagai perempuan dan menerima perjodohan dari ayahnya?

Tidak!

Ia masih memiliki harapan!

Yu Ren berjalan berlawanan arah dengan Yu Shen untuk pergi menemui Gia, kali ini ia harus memaksa Gia untuk bertarung dengan serius dengannya. Ia tidak bisa membiarkannya menyerah untuknya walaupun mereka berteman.

Ini adalah kesempatan terakhir untuknya.

Jika ia menang maka ayahnya akan mengakuinya.

Dan jika ia kalah maka ia harus merelakan kebebasannya.

OOo

Gia berjalan melewati gang sempit untuk menuju penginapannya. Ia tidak sempat menonton pertadingan Yu Ren karena tengah berbicara dengan Baojia. Akhirnya ia mengungkapkan hal yang terus menjerat hatinya dan menceritakan sebenarnya pada Baojia. Ia tidak perduli apakah Baojia percaya atau tidak, ia hanya ingin terbebas dari identitas Jialin ini dan kembali menjadi dirinya sendiri.

"Gia."

Gia menghentikan langkahnya ketika namanya dipanggil, ia menolehkan kepalanya dan melihat Yu Ren tengah menghampirinya. "Pertarunganmu sudah selesai?" Gia menaikan sebelah alisnya merasa bahwa Yu Ren menyelesaikan pertarungannya terlalu cepat.

Diingatkan tentang pertarungannya membuat Yu Ren mengepalkan tangannya walaupun raut wajahnya terlihat biasa. Ia menganggukan kepalanya kaku menanggapi Gia dan membuka mulutnya. "Untuk pertandingan besok ... bisakah .... bisakah .... kau ...."

"Tenang saja besok aku akan menyerah dan membiarkanmu menang, lagipula aku mengikuti pertandingan ini hanya untuk berlatih saja." Gia merangkul bahu Yu Ren dan menyakinkannya, ia tidak akan menghancurkan kesempatan Yu Ren untuk membatalkan perjodohannya.

"TIDAK!" teriak Yu Ren dengan kepala tertunduk.

"Jangan menyerah! Jangan menyerah untukku!" teriak Yu Ren sekali lagi dan melepaskan rangkulan Gia.

"Ah?" Gia bingung kenapa Yu Ren berteriak padanya.

"Jangan menyerah untukku! Bertarunglah sungguh-sungguh dan gunakan semua kekuatanmu!" Yu Ren mencengkram bahu Gia dan berkata tepat di depannya. "Jangan perdulikan masalahku! Kau harus bertarung sungguh-sungguh denganku."

"Ada apa denganmu?" tanya Gia bingung.

"Jangan .... jangan .... menyerah .... kumohon ...." Cengkraman Yu Ren melemah dan isakan tangis keluar dari bibirnya, setetes airmata keluar dari sudut matanya membasahi pipi lembutnya. Ia menundukan kepalanya dan bersender pada bahu Gia kemudian mengeluarkan tangisannya.

Gia kelabakan melihat Yu Ren menangis didepannya, ia memeluknya untuk menenangkannya. "Jangan menangis, ceritakan padaku apa yang terjadi?" bujuk Gia menenangkan.

"Gege menyerah agar aku menang hiks .... hiks ...." Yu Ren mengeratkan pelukannya pada Gia dan mengeluh kepadanya. "Aku tidak ingin kemenangan seperti ini, aku ingin bertarung dengan sungguh-sungguh untuk membuktikan kekuatanku. Untuk apa semua latihanku jika akhirnya berakhir seperti ini."

Gia mengangkat tangannya dan mengelus kepala Yu Ren, ia memahami perasaannya, yang dia butuhkan adalah pembuktian nyata kepada semua orang bukan kemenangan instan. Seperti dirinya ketika ditinggalkan masternya, dia harus berjuang keras di dunia gelap yang di penuhi dengan kekuasaan dan pengaruh agar bisa berdiri tegak sebagai agen bayaran independen.

Jika pertarungan besok Gia menyerah padanya pada akhirnya pandangan semua orang tidak berubah terhadapnya karena kemenangan ini, mereka akan menganggap Yu Ren masihlah perempuan lemah yang tidak akan bisa melampaui laki-laki dan hanya mengandalkan kekuatan klannya.

"Aku mengerti perasaanmu," bisik Gia pelan di telinganya.

Yu Ren melepaskan pelukannya dan menatap Gia. "Sebelum pertandingan semifinal aku telah meminta gege untuk membiarkanmu menang jika kalian bertarung agar aku bisa bertarung denganmu karena aku sangat ingin sekali bertarung denganmu. Tetapi aku tidak menyangka bahwa akulah yang akan melawan gege."

"Tenanglah untuk pertandingan besok aku berjanji akan bersungguh-sungguh bertarung denganmu." Gia pernah merasakan berada di posisi Yu Ren ketika bekerja sebagai agen bayaran, karena saat itu ia masih baru apalagi dia seorang perempuan, dan semua orang meremehkan. "Tapi bagaimana dengan perjodohanmu?"

Yu Ren menggelengkan kepalanya dan mencoba tersenyum. "Jangan pikirkan itu, pasti ada cara lain untuk membatalkannya. Aku hanya ingin kau bertarung dengan sungguh-sungguh denganku."

"Aku berjanji."

oOo

Setelah kepergian Yu Ren, Gia melanjutkan perjalanannya kembali menuju penginapan agar bisa beristirahat sejenak. Pertemuannya dengan Yu Ren tadi membuatnya harus menyusun rencana untuk pertarungannya besok, padahal niat awalnya agar ia langsung menyerah pada pertarungan besok sehingga dia bisa bebas beristirahat, namun itu harus ia urungkan.

Perasaan di remehkan hanya karena perempuan membuat Gia teringat masa lalu, itu tepat ketika masternya tiba-tiba menghilang sehingga tidak bisa ia hubungi membuatnya terjun ke dunia gelap dimana mafia, pengedar narkoba dan kriminalitas merajalela. Ia birfikir jika cara biasa tidak bisa menemukan masternya pasti ada cara di dunia gelap yang bisa membantunya.

Namun, dia sangat naif dan tidak tau cara dunia bekerja, ia berulang kali di tipu dan di remehkan hingga membuat mentalnya rusak, dengan tertatih-tatih dia berdiri dengan kaki terluka dan menghadapi mereka sekali lagi. Ditipu membalas menipu, berbohong membalas berbohong, dan licik membalas dengan licik, ia beradaptasi dengan cara kerja dunia gelap dan membangun pondasi agar tidak jatuh sehingga ia bisa menjadi agen bayaran yang diperhitungkan oleh mereka.

Perasaan diremehkan memang tidak menyenangkan.

Gia mengangkat kakinya dan berjalan melewati tangga untuk menuju kamarnya, untung saja dia sempat memesan kamar hingga akhir pertandingan kalau tidak dia terpaksa tidur di alam liar sebab penginapan di ibukota sudah hampir penuh ketika pertandingan semakin dekat.

Gia membuka pintu kamarnya dan membukanya pelan, ia menghentikan langkahnya ketika merasakan nafas orang lain di kamarnya, ia melonggarkan belati di belakang tubuhnya dan dengan waspada membuka pintunya.

Srettttt~~~

Merasakan pergerakan orang asing terhadapnya, Gia bergerak cepat dan meraih bahu orang tersebut kemudian membantingnya dengan keras ke lantai dan mengarahkan belatinya ke lehernya.

"Istri~~~ jangan membunuh suami~~~" Suara rengekan terdengar pada ruangan sunyi tersebut.

Gia menyipitkan matanya untuk melihat orang tersebut dengan bantuan cahaya bulan, sebenarnya ia sudah menduga siapa itu dari suara yang memanggilnya dengan kurang ajar penuh kepemilikan.

"Kau lagi!" dengan kesal Gia menggunakan ganggang belati untuk memukul kepalanya.

"Jangan memukulku jika kepalaku sakit bagaimana?" Xiuhuan mengangkat tangannya untuk melindungi kepalanya.

"Kepalamu memang sudah rusak," cibir Gia dan melepaskannya. "Aku bertanya-tanya apakah ada otak di kepalamu itu."

"Istri kau menghinaku," kata Xiuhuan tidak senang. "Apakah kau tidak merindukanku?"

Gia hanya memutar matanya dan berjalan menuju ranjang.

Xiuhuan di belakangnya mengikutinya dan berniat tidur seranjang dengannya .

"Diam! Jangan tidur di sini carilah kamar lain!"

"Kamar penginapannya penuh."

"Tidur di luar!"

"Di luar dingin."

"Tidur dilantai!"

"Istri jangan mengabaikanku."

Gia memijat keningnya frustasi. "Tidur dimana saja yang penting jangan tidur seranjang denganku!" Gia tidak percaya pria dan wanita tidur seranjang tidak akan terjadi APA-APA!!!

"Tidak mau! Kamu telah mencuri bungaku dan harus bertanggung jawab!"

"Akhhhhhhhhh..."

Gia menyesal telah mencuri bunga busuknya!!!!!!

-TBC-

Uhuk yang masih ingat makna 'bunga' di sinopsis adalah keperawanan/keperjakaan. Dan yang berinisiatif pertama kali adalah Gia dan dia pencuri bunga yang harus bertanggung jawab pada bunga rapuh Xiuhuan yang 'dipetik' :v :v :v