Untuk sesaat Sheren terpaku di tempatnya. Ucapan dan pelukan Hayden yang begitu erat seharusnya membuat perasaan Sheren menjadi melunak.
Sheren menegakkan punggungnya, dia masih ingat bagaimana perasaannya menjadi kacau belakangan ini, dan itu semua disebabkan oleh pria bernama Hayden. Pria yang mampu membuat emosinya memuncak tinggi.
Rasa sakit, cemburu, terluka dan kecewa yang ia rasakan telah membuat hatinya membeku.
"Lepaskan aku, Hayden!" ucap Sheren dengan kasar menolak dan berusaha melepaskan diri dari pelukan suaminya.
Hayden sangat terkejut melihat reaksi Sheren yang begitu ketus, meskipun dia tidak lagi memberikan pelukan tapi satu tangan Hayden sudah memegangi sisi wajah Sheren.
"Jadi… kamu marah padaku Sheren? suami kamu yang mencintai kamu?" tanya Hayden, dengan sorot mata yang begitu penuh dengan cinta.