Ahh… sudahlah! Sekarang kamu diam disini dan jangan berbuat apapun!" perintah Dimas dengan kedua tangan yang melipat erat.
"Apa aku boleh merapikan rambutku? Kak Dimas lihat kan, rambutku sangat berantakan karena nenek sihir itu," tunjuk Fanny pada rambutnya sendiri.
"Ya, silahkan," jawab Dimas masih memberikan tatapan galak namun pandangannya tak lepas dari wajah Fanny yang sedang merapikan rambutnya.
Fanny menoleh ke arah Dimas saat merasakan tatapan Dimas yang masih ke arahnya.
"Kak Dimas?? ada apa?" tanya Fanny tanpa menghentikan gerakannya menyisir rambutnya.
Dimas menelan salivanya kemudian mengalihkan pandangannya ke berkas-berkas yang di pegangnya.
"Aahhh!!! apa ini?? apa ini??" tiba-tiba terdengar suara jeritan keras Fanny yang membuat Dimas menoleh dengan terkejut.
"Ada apa Fanny??!! kenapa kamu berteriak?!" tanya Dimas dengan wajah cemas.
"Lihat sini Kak, cepatlah ke sini Kak Dimas. Lihat wajahku dan ini juga leherku?" ucap Fanny dengan wajah terlihat kesal.