"Huh... kenapa aku menjadi sangat kesal dengannya. Apa dia tidak malu pada Sheren yang sudah berkorban sebesar itu!" gerutu Dimas sambil terus menghisap rokok yang masih tersemat pada sudut bibirnya.
Tanpa Dimas sadari, ternyata sudah ada Hayden yang menyusulnya dan berada di belakang punggung Dimas.
"Ternyata kamu masih suka disini, ya?"
Perkataan Hayden barusan membuat Dimas menoleh ke arah belakang. Dimas masih memberikan tatapan sinis pada Hayden yang justru sedang tersenyum padanya.
"Untuk apa kamu ada disini? Kalau hanya untuk bertengkar, aku sudah lelah, dan terserah saja dengan semua pendapat yang ada di otakmu itu," Ucap Dimas sambil melihat Hayden yang berjalan mendekatinya.
"Aku ingin minta maaf padamu, Dimas," ucap Hayden saat dia sudah berada dekat dengan Dimas.
"Hah? barusan kamu bilang apa?!" tanya Dimas sengaja berpura-pura tidak mendengar.
Hayden sempat mengerucutkan mulutnya, merasa Dimas berbohong dan sengaja mengerjainya.
