"Sakit? Ahh, maksudmu pipi yang kamu tampar ini? sangat sakit sekali," ucap Hayden dengan wajah kesakitan.
"Ya, dan maaf karena aku menamparmu tadi," jawab Sheren sambil mengusap lembut pipi Hayden.
"Sakit sekali," ucap Hayden dengan sengaja agar Sheren lebih sayang padanya.
"Rasanya aku masih bisa merasakan kulitku terasa perih. Ahh… sakit sekali," ucap Hayden masih berpura-pura dan menunjukkan wajah meringis.
"Sungguh? Apa tamparanku sesakit itu? Aku tidak menyangka kalau kamu masih merasa sakit. Apa perlu kamu memeriksakan ke Dokter?" ternyata Sheren menanggapi dengan serius perkataan Hayden barusan.
Tidak bisa menahan rasa gelinya, akhirnya Hayden tertawa kecil, dan Sheren akhirnya sadar kalau dia sudah dibohongi oleh Hayden.
"Oh… jadi ternyata seperti itu?" ucap Sheren sudah memicingkan matanya kesal.
"Seharusnya aku bersungguh-sungguh menggunakan semua kekuatanku tadi." ucap Sheren sudah menarik kedua tangannya, lalu ia silangkan dengan rapat didepan dadanya.
